Taman Universitas, Pennsylvania — Dalam sebuah perlombaan yang tidak ada yang ingin kalah, Amerika Serikat berada di posisi terakhir. Sebuah studi baru-baru ini di BMJ Terbuka mengungkapkan bahwa warga Amerika memiliki harapan hidup terpendek di antara enam negara berbahasa Inggris berpendapatan tinggi. Temuan mengejutkan ini menimbulkan pertanyaan mendesak tentang status kesehatan dan perawatan kesehatan di ekonomi terbesar di dunia.
Penelitian yang dipimpin oleh Jessica Ho, seorang profesor madya di Penn State, meneliti tren harapan hidup dari tahun 1990 hingga 2019 di Amerika Serikat, Kanada, Irlandia, Inggris, Australia, dan Selandia Baru. Temuannya sangat mencolok: warga Amerika secara konsisten tertinggal dari rekan-rekan mereka yang berbahasa Inggris, dengan wanita AS hidup rata-rata 81,5 tahun dan pria hanya 76,5 tahun pada tahun 2019. Sebaliknya, warga Australia hidup hingga empat tahun lebih lama untuk wanita dan lima tahun lebih lama untuk pria.
“Salah satu faktor utama mengapa umur panjang orang Amerika jauh lebih pendek dibandingkan negara-negara berpendapatan tinggi lainnya adalah karena tingkat kematian kaum muda yang lebih tinggi akibat penyebab kematian yang sebagian besar dapat dicegah, seperti overdosis obat, kecelakaan mobil, dan pembunuhan,” jelas Ho dalam rilis media.
Tren ini tidak membaik seiring bertambahnya usia, karena orang Amerika di usia paruh baya terus menghadapi tingkat kematian yang lebih tinggi akibat narkoba dan alkohol, serta penyakit kardiovaskular.
Para peneliti memanfaatkan data dari Human Mortality Database dan World Health Organization Mortality Database. Mereka menganalisis harapan hidup saat lahir dan pada usia 65 tahun, dengan mengelompokkan data berdasarkan jenis kelamin, kelompok usia, dan 18 kategori penyebab kematian yang komprehensif. Kategori-kategori ini mencakup berbagai jenis kanker, kematian akibat narkoba dan alkohol, senjata api, tabrakan kendaraan bermotor, dan banyak lagi.
Untuk memahami kesenjangan kesehatan di setiap negara, para peneliti meneliti variasi harapan hidup di berbagai wilayah atau negara bagian menggunakan ukuran yang disebut “indeks perbedaan”. Pendekatan ini mengungkap kesenjangan internal yang mencolok, khususnya di Amerika Serikat.
Sementara AS secara konsisten berada di peringkat bawah, kinerja negara-negara lain menawarkan wawasan yang berharga. Kanada secara umum memiliki harapan hidup tertinggi kedua hingga beberapa tahun terakhir ketika Irlandia dan Selandia Baru mulai mengejar ketertinggalan. Inggris, meskipun berkinerja lebih baik daripada AS, sering kali memiliki harapan hidup terendah kedua di antara keenam negara dalam beberapa tahun terakhir.
Kisah Irlandia sangat penting. Negara ini mengalami kemajuan luar biasa selama periode studi, dengan harapan hidup pria Irlandia bertambah 8,29 tahun dan wanita bertambah 6,66 tahun. Peningkatan dramatis ini mengubah Irlandia dari salah satu negara dengan harapan hidup terendah di antara keenam negara pada tahun 1990 menjadi peringkat kedua untuk pria dan ketiga untuk wanita pada tahun 2019.
Selandia Baru, meskipun tidak mencapai prestasi Australia, juga menunjukkan peningkatan yang konsisten. Menariknya, Selandia Baru memiliki harapan hidup yang relatif lebih baik pada usia 65 tahun dibandingkan dengan harapan hidup saat lahir, yang menunjukkan kekuatan khusus dalam mendukung kesehatan di usia lanjut.
Inggris telah mengalami perlambatan dalam peningkatan harapan hidup sejak tahun 2010. Beberapa peneliti telah menghubungkan tren ini dengan langkah-langkah penghematan, yang menyoroti dampak potensial dari kebijakan ekonomi yang lebih luas terhadap hasil kesehatan masyarakat.
Apa yang membedakan orang Amerika dari orang Australia yang berumur lebih panjang? Studi tersebut menunjukkan beberapa faktor utama:
- Kekerasan senjata: Undang-undang senjata api yang ketat di Australia telah menghasilkan tingkat kematian terkait senjata api yang jauh lebih rendah.
- Penggunaan narkoba dan alkohol: AS terus bergulat dengan epidemi opioid yang parah, sementara Australia berhasil menjaga angka kematian terkait narkoba tetap relatif rendah.
- Keselamatan lalu lintas: Australia telah menerapkan langkah-langkah seperti lebih banyak bundaran dan peraturan mengemudi yang lebih ketat, sehingga mengurangi jumlah kematian di jalan raya.
- Sistem perawatan kesehatan: Sistem perawatan kesehatan Australia mengungguli AS dalam beberapa bidang utama, termasuk aksesibilitas dan perawatan pencegahan.
- Faktor gaya hidup: Tingkat obesitas yang tinggi, gaya hidup yang tidak banyak bergerak, dan pola makan yang tidak sehat berkontribusi terhadap tingginya angka kematian akibat penyakit kardiovaskular di Amerika.
Kesenjangan yang sangat besar dalam harapan hidup di Amerika Serikat sendiri mengkhawatirkan. Sementara negara bagian seperti California dan Hawaii memiliki harapan hidup yang sebanding dengan negara maju lainnya, negara bagian di tenggara jauh tertinggal, dengan beberapa wilayah memiliki harapan hidup serendah 72,6 tahun untuk wanita dan 69,3 tahun untuk pria.
Ketimpangan internal ini tidak hanya terjadi di AS, tetapi sangat terasa. Kanada juga menunjukkan variasi regional yang signifikan, dengan wilayah Nunavut dan Northwest Territories memiliki harapan hidup yang jauh lebih rendah daripada wilayah lain di negara ini. Ketimpangan ini sebagian besar disebabkan oleh ketimpangan kesehatan di antara penduduk asli, faktor yang juga memengaruhi Australia, khususnya di Northern Territory.
Australia, meskipun kinerjanya secara keseluruhan kuat, tidak kebal terhadap kesenjangan internal. Akan tetapi, kesenjangan geografis dalam harapan hidup masih merupakan yang terendah di antara negara-negara yang diteliti, yang menunjukkan keberhasilan yang lebih besar dalam mendistribusikan manfaat kesehatan kepada seluruh penduduknya.
Studi ini menyoroti bagaimana kelompok usia yang berbeda berkontribusi terhadap kesenjangan harapan hidup secara keseluruhan antarnegara. Di AS, kelompok usia 25-44 dan 45-64 menyumbang sebagian besar dari kekurangan harapan hidupnya dibandingkan dengan Australia. Hal ini menyoroti tantangan khusus yang dihadapi warga Amerika di usia muda dan setengah baya.
Pada usia lanjut, gambarannya menjadi lebih kompleks. Kelompok usia 65-84 tahun biasanya memberikan kontribusi terbesar terhadap kesenjangan harapan hidup antarnegara. Keunggulan Australia dalam kelompok usia ini menunjukkan kekuatan dalam pendekatannya terhadap perawatan lansia dan pengelolaan masalah kesehatan terkait usia.
“Australia adalah model bagi warga Amerika untuk menjadi lebih baik dan meraih bukan hanya harapan hidup yang lebih tinggi tetapi juga ketimpangan geografis yang lebih rendah dalam harapan hidup,” saran Ho.
Penulis studi mengusulkan beberapa perubahan kebijakan, termasuk berinvestasi dalam infrastruktur angkutan umum, menerapkan program pencegahan dan pengobatan narkoba yang lebih efektif, dan berfokus pada intervensi masyarakat untuk mendorong gaya hidup yang lebih sehat. Studi ini juga menunjukkan keberhasilan Australia dalam menerapkan langkah-langkah kesehatan masyarakat yang efektif. Misalnya, respons Australia terhadap krisis opioidnya sendiri pada akhir tahun 1990-an, yang mencakup strategi pengurangan bahaya dan peningkatan akses ke pengobatan, menawarkan pelajaran berharga bagi negara-negara yang masih bergulat dengan masalah ini.
Selain itu, pendekatan Australia terhadap kesehatan mental, termasuk penerapan jaringan nasional untuk perawatan kesehatan mental remaja (headspace) pada tahun 2006, dapat berkontribusi pada rendahnya angka bunuh diri dan kematian terkait penyalahgunaan zat.
Temuan studi ini menjadi peringatan bagi semua negara yang menghadapi tantangan kesehatan. Studi ini menggarisbawahi pentingnya strategi kesehatan publik yang komprehensif, sistem perawatan kesehatan yang efektif, dan kebijakan yang menangani faktor penentu sosial kesehatan. Seiring dengan terus bertambahnya usia penduduk di seluruh dunia, pelajaran dari penelitian ini menjadi semakin penting untuk memastikan tidak hanya umur yang lebih panjang, tetapi juga umur yang lebih sehat dan lebih adil bagi semua warga negara.
Ringkasan Makalah
Metodologi
Para peneliti menganalisis data harapan hidup dari basis data nasional dan Organisasi Kesehatan Dunia untuk enam negara dari tahun 1990 hingga 2019. Mereka meneliti 18 kategori penyebab kematian dan menghitung ketimpangan geografis di setiap negara menggunakan ukuran yang disebut indeks perbedaan. Studi ini menggunakan metode dekomposisi untuk menentukan bagaimana kelompok usia dan penyebab kematian yang berbeda berkontribusi terhadap perbedaan harapan hidup antarnegara.
Hasil Utama
AS secara konsisten berada di peringkat terakhir dalam hal harapan hidup selama periode studi. Pada tahun 2019, wanita Amerika hidup rata-rata 81,5 tahun dan pria 76,5 tahun, dibandingkan dengan wanita Australia yang hidup hingga 85,5 tahun dan pria hingga 81,4 tahun. AS juga menunjukkan ketimpangan geografis terbesar dalam hal harapan hidup di antara negara-negara yang diteliti. Irlandia menunjukkan peningkatan paling signifikan selama periode studi, sementara Australia mempertahankan posisi teratas.
Keterbatasan Studi
Studi ini mengandalkan data yang ada, yang mungkin memiliki ketidakkonsistenan dalam pelaporan penyebab kematian di berbagai negara. Unit geografis yang digunakan untuk perbandingan dalam negara bervariasi, yang berpotensi memengaruhi pengukuran ketimpangan. Studi ini tidak menyelidiki secara mendalam semua alasan di balik kinerja buruk AS atau keberhasilan Australia, sehingga masih ada ruang untuk penelitian lebih lanjut tentang kebijakan dan faktor budaya tertentu yang mungkin menjelaskan perbedaan ini.
Diskusi & Kesimpulan
Studi ini menyoroti kebutuhan mendesak bagi AS untuk mengatasi krisis harapan hidup. Bidang-bidang utama yang perlu ditingkatkan meliputi pengurangan kekerasan bersenjata, penanganan epidemi opioid, peningkatan keselamatan lalu lintas, peningkatan aksesibilitas layanan kesehatan, dan promosi gaya hidup yang lebih sehat. Keberhasilan Australia menjadi contoh bagi potensi peningkatan di AS dan negara-negara lain. Penelitian ini juga menggarisbawahi pentingnya mengatasi ketimpangan dalam negeri dalam hasil kesehatan, karena hal ini dapat berdampak signifikan terhadap harapan hidup nasional secara keseluruhan.
Pendanaan & Pengungkapan
Penelitian ini didukung oleh Institut Nasional Penuaan di Institut Kesehatan Nasional.