

(Kredit: Mikrogen/Shutterstock)
ROCHESTER, Minnesota — Ingin tahu seberapa baik Anda menua? Cobalah berdiri dengan satu kaki. Sebuah studi baru menunjukkan bahwa kemampuan Anda untuk menyeimbangkan diri dengan satu kaki bisa menjadi indikator penurunan terkait usia yang paling dapat diandalkan, mengalahkan ukuran tradisional seperti kekuatan genggaman, kecepatan berjalan, atau tes keseimbangan dua kaki.
Penelitian yang dipublikasikan di PLOS SATUmenemukan bahwa di antara orang dewasa sehat berusia di atas 50 tahun, waktu seseorang dapat menjaga keseimbangan dengan satu kaki – terutama kaki nondominan – menunjukkan tingkat penurunan tercepat seiring bertambahnya usia dibandingkan dengan tindakan fisik lainnya. Tes sederhana ini terbukti sama efektifnya bagi pria dan wanita, menjadikannya alat yang berpotensi berharga bagi penyedia layanan kesehatan dan individu yang ingin memantau proses penuaan mereka.
Para peneliti di Mayo Clinic dan beberapa institusi lainnya melakukan analisis pergerakan komprehensif terhadap 40 orang dewasa sehat, yang dibagi rata antara mereka yang berusia di bawah dan di atas 65 tahun. Studi ini mencakup berbagai tes yang mengukur kekuatan, keseimbangan, dan pola berjalan peserta untuk memahami bagaimana kemampuan ini berubah seiring bertambahnya usia.
Yang mengejutkan, meskipun pola berjalan kaki tetap relatif stabil di seluruh kelompok umur, pengukuran lain menunjukkan penurunan yang signifikan terkait usia. Kemampuan berdiri dengan satu kaki menurun paling drastis – sekitar 2,2 detik per dekade untuk kaki nondominan dan 1,7 detik untuk kaki dominan. Hal ini diikuti dengan meningkatnya goyangan tubuh saat berdiri dengan dua kaki dan menurunnya kekuatan cengkeraman dan lutut.
Apa yang membuat temuan ini sangat penting adalah penerapan praktisnya. Tidak seperti banyak penilaian penuaan lainnya yang memerlukan peralatan khusus atau keahlian medis, tes berdiri satu kaki adalah sesuatu yang dapat dilakukan siapa saja di rumah. Ini sesederhana menentukan berapa lama Anda bisa menyeimbangkan dengan satu kaki sambil tetap membuka mata.
Penelitian ini juga mengungkapkan pola menarik bagaimana tubuh kita menjaga keseimbangan seiring bertambahnya usia. Meskipun semua peserta biasanya dapat berdiri dengan dua kaki selama durasi 30 detik, orang dewasa yang lebih tua menunjukkan lebih banyak goyangan tubuh, sehingga menunjukkan bahwa mereka perlu melakukan penyesuaian lebih sering untuk menjaga keseimbangan. Peningkatan pengaruh ini bahkan lebih terasa ketika peserta memejamkan mata, menyoroti bagaimana penglihatan memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan seiring bertambahnya usia.


Salah satu temuan penting dari penelitian ini adalah bagaimana penuaan mempengaruhi pria dan wanita dengan cara yang sama dalam sebagian besar pengukuran, meskipun ada beberapa perbedaan mendasar. Meskipun laki-laki menunjukkan kekuatan cengkeraman sekitar 30% lebih tinggi dan kekuatan lutut 27% lebih tinggi dibandingkan perempuan secara keseluruhan, kedua jenis kelamin mengalami tingkat penurunan yang hampir sama seiring bertambahnya usia. Kekuatan genggaman menurun sekitar 3,7% per dekade dan kekuatan lutut sebesar 1,4% per dekade, tanpa memandang jenis kelamin.
Mungkin yang paling penting, tidak ada perbedaan signifikan antara kedua jenis kelamin dalam hal kemampuan keseimbangan atau tingkat penurunannya. Baik pria maupun wanita menunjukkan penurunan yang sama dalam waktu berdiri dengan satu kaki dan peningkatan yang sama dalam goyangan tubuh saat berdiri dengan dua kaki seiring bertambahnya usia. Satu-satunya perbedaan mencolok dalam pola pergerakan secara keseluruhan adalah pada fase berjalan “dukungan ganda” (saat kedua kaki berada di tanah), meskipun perbedaan ini tidak terkait dengan usia.
Menariknya, pola berjalan, termasuk kecepatan, panjang langkah, dan stabilitas, tidak menunjukkan perubahan signifikan seiring bertambahnya usia pada populasi orang dewasa yang sehat. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan dasar berjalan relatif tetap terjaga pada penuaan yang sehat, sementara aktivitas yang lebih menantang seperti berdiri dengan satu kaki dapat menunjukkan tanda-tanda awal penurunan terkait usia.
Penelitian menunjukkan bahwa meskipun pria dan wanita mungkin memiliki tingkat kekuatan absolut yang berbeda, proses penuaan mempengaruhi keseimbangan dan koordinasi mereka dengan cara yang sangat mirip.
Ke depannya, penelitian ini dapat mengubah cara kita melakukan pendekatan terhadap penilaian penuaan baik di lingkungan klinis maupun di rumah. Kesederhanaan tes keseimbangan satu kaki, dikombinasikan dengan efektivitasnya, menjadikannya alat yang ampuh dalam memahami usia kita.
Ringkasan Makalah
Metodologi
Studi ini mengevaluasi peserta melalui serangkaian tes yang dirancang dengan cermat. Para peneliti menggunakan peralatan khusus, termasuk pelat gaya untuk mengukur keseimbangan, kamera perekam gerak untuk menganalisis pola berjalan, dan alat uji kekuatan untuk kekuatan genggaman dan lutut. Peserta melakukan berbagai tes keseimbangan, termasuk berdiri dengan dua kaki dengan mata terbuka dan tertutup, serta berdiri dengan masing-masing kaki secara individu.
Mereka juga berjalan mondar-mandir di jalan setapak sepanjang delapan meter sambil mengenakan penanda reflektif yang memungkinkan kamera menangkap pola pergerakan mereka. Kekuatan diuji menggunakan perangkat khusus yang mengukur kekuatan cengkeraman maksimum dan kekuatan ekstensi lutut.
Hasil Utama
Temuan paling jelas adalah penurunan signifikan waktu keseimbangan satu kaki seiring bertambahnya usia, yang menunjukkan korelasi paling kuat di antara semua pengukuran yang diuji. Keseimbangan dua kaki menunjukkan peningkatan goyangan tubuh seiring bertambahnya usia, terutama dengan mata tertutup. Pengukuran kekuatan menurun lebih lambat dibandingkan kemampuan keseimbangan, dengan kekuatan genggaman menunjukkan penurunan yang lebih cepat dibandingkan kekuatan lutut. Parameter berjalan kaki tetap stabil di seluruh kelompok umur, menunjukkan bahwa parameter tersebut mungkin tidak sensitif terhadap efek penuaan dini pada orang dewasa yang sehat.
Keterbatasan Studi
Desain penelitian cross-sectional berarti penelitian ini mengamati orang-orang yang berbeda pada usia yang berbeda-beda, bukan mengikuti individu yang sama dari waktu ke waktu. Kelompok peserta terbatas pada pasien Mayo Clinic di Rochester, Minnesota, yang mungkin tidak mewakili populasi yang lebih luas. Selain itu, semua tes dilakukan dalam satu kunjungan, yang dapat mempengaruhi kinerja karena kelelahan, meskipun peneliti mencoba meminimalkan hal ini dengan memberikan waktu istirahat di antara tes.
Diskusi & Kesimpulan
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa tes keseimbangan sederhana, khususnya berdiri dengan satu kaki, bisa menjadi alat yang berharga untuk memantau penurunan terkait usia. Fakta bahwa pengukuran ini bekerja dengan baik baik pada pria maupun wanita menjadikannya sangat berguna sebagai alat skrining universal.
Penelitian ini juga menyoroti bagaimana berbagai kemampuan fisik menurun pada tingkat yang berbeda seiring bertambahnya usia, dengan keseimbangan menunjukkan perubahan yang lebih sensitif dibandingkan kekuatan atau kemampuan berjalan. Hal ini dapat membantu penyedia layanan kesehatan menargetkan intervensi dan program pemeliharaan dengan lebih baik bagi orang lanjut usia.
Pendanaan & Pengungkapan
Penelitian ini didukung oleh Profesor Muskuloskeletal W. Hall Wendel, Jr. dan Profesor Robert dan Arlene Kogod di bidang Kedokteran Geriatri. Salah satu peneliti menerima dana melalui hibah K25AG068368. Para penulis menyatakan tidak ada kepentingan yang bersaing, dan penyandang dana tidak memiliki peran dalam desain penelitian, pengumpulan data, analisis, atau persiapan naskah.