

(© Ceri – stock.adobe.com)
TRONDHEIM, Norwegia — Di ruang kelas, ruang rapat, dan lapangan atletik di seluruh dunia, orang-orang dengan “mindset berkembang” secara konsisten mengungguli rekan-rekan mereka. Kini, untuk pertama kalinya, para ilmuwan di Universitas Sains dan Teknologi Norwegia (NTNU) telah mengembangkan cara yang dapat diandalkan untuk mengukur sifat penting ini – dan temuan mereka menantang anggapan konvensional tentang siapa yang memiliki sifat tersebut.
Penelitian yang dipublikasikan di Ide Baru dalam Psikologimemperkenalkan skala delapan pertanyaan yang secara efektif mengukur pola pikir berkembang — keyakinan bahwa kemampuan pribadi dapat dikembangkan melalui usaha, pembelajaran, dan ketekunan. Dengan menguji skala tersebut pada 723 peserta yang berusia antara 16 hingga 85 tahun, para peneliti menemukan skala tersebut dapat diandalkan di seluruh kelompok umur dan lebih komprehensif dibandingkan alat pengukuran sebelumnya.
Pola pikir berkembang telah menjadi konsep yang semakin penting dalam psikologi, pendidikan, dan pengembangan pribadi. Orang-orang dengan mindset berkembang percaya bahwa bakat dan kemampuan mereka dapat dikembangkan melalui usaha, pengajaran yang baik, dan ketekunan. Sebaliknya, mereka yang memiliki “pola pikir tetap” cenderung percaya bahwa kualitas dasar mereka, seperti kecerdasan atau bakat, adalah sifat statis yang tidak dapat diubah secara signifikan.
Tim peneliti, yang dipimpin oleh Profesor Hermundur Sigmundsson dari Departemen Psikologi NTNU dan Profesor Monika Haga dari Departemen Pendidikan Guru, mengembangkan skala baru untuk mengukur pola pikir berkembang secara lebih luas dibandingkan alat yang sudah ada. Skala mereka meminta orang untuk menilai seberapa besar mereka setuju dengan pernyataan seperti “Saya tahu bahwa dengan usaha saya dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan saya” dan “Saya melihat pembelajaran sebagai tujuan saya.”
Pernyataan-pernyataan ini menilai berbagai aspek dari pola pikir berkembang, mulai dari keyakinan akan kekuatan upaya hingga keterbukaan terhadap tantangan dan komitmen untuk belajar. Di luar penerapan praktisnya, skala ini menunjukkan hubungan yang lebih kuat dengan faktor psikologis penting lainnya seperti semangat dan ketabahan dibandingkan dengan alat pengukuran sebelumnya.
8 Pernyataan Untuk Menguji Pola Pikir Pertumbuhan
Nilai diri Anda dalam skala dari 1 (“sama sekali tidak menyukai saya”) hingga 5 (“sangat mirip dengan saya”) untuk setiap pernyataan.
- Saya tahu bahwa dengan usaha saya dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan saya.
- Saya dapat mempengaruhi dan mengubah perkembangan saya secara umum.
- Saya dapat mengubah keterampilan dan pengetahuan saya melalui latihan.
- Saya suka menerima tantangan dan mencoba hal-hal baru.
- Saya melihat belajar sebagai tujuan saya.
- Usaha membuatku lebih kuat.
- Saya ingin menghabiskan lebih banyak waktu dan bekerja lebih banyak pada suatu bidang/tema/keterampilan untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan saya.
- Saya memiliki keyakinan pada keterampilan dan kemungkinan saya sendiri.
Salah satu temuan penelitian yang paling menarik adalah perbedaan skor yang signifikan berdasarkan gender – rata-rata laki-laki jauh lebih tinggi (4,36 dari 5) dibandingkan perempuan (4,27 dari 5). Para peneliti berpendapat kesenjangan gender ini mungkin terkait dengan temuan sebelumnya yang menunjukkan bahwa laki-laki cenderung mendapat skor lebih tinggi dalam ukuran “hasrat untuk berprestasi”, mungkin terkait dengan perbedaan kimia otak.
Perkembangan skala baru ini terjadi pada saat yang sangat relevan, karena pemahaman dan pengukuran pola pikir pertumbuhan menjadi semakin penting di berbagai sektor masyarakat. Sigmundsson berpendapat bahwa pola pikir berkembang harus ditekankan dalam keluarga, olahraga, sekolah, dan tempat kerja, dengan perhatian khusus diberikan untuk membantu siswa merasakan penguasaan melalui tugas-tugas yang menantang.
“Keyakinan individu terhadap pertumbuhan itu penting. Individu dapat mengubah dan meningkatkan perkembangannya melalui pelatihan. Orang-orang dengan pola pikir berkembang melihat tantangan sebagai peluang untuk belajar,” kata Profesor Hermundur Sigmundsson, dari Departemen Psikologi NTNU, dalam rilis media.
Ringkasan Makalah
Metodologi
Para peneliti menggunakan alat kuesioner digital yang disebut nettskjema.no untuk mengumpulkan tanggapan dari 723 peserta asal Norwegia. Setiap orang menilai persetujuan mereka terhadap delapan pernyataan tentang pola pikir berkembang pada skala 5 poin. Sebagai perbandingan, peserta juga menyelesaikan tiga kuesioner lain yang telah ditetapkan: Skala Teori Kecerdasan, Skala Gairah, dan Skala Grit-S. Pendekatan komprehensif ini memungkinkan para peneliti untuk memvalidasi skala baru mereka terhadap ukuran-ukuran yang ada sambil menjaga semua tanggapan tetap anonim.
Hasil Utama
Studi ini menunjukkan beberapa temuan penting. Skala ini terbukti dapat diandalkan untuk semua kelompok umur, dengan konsistensi internal yang baik di antara pertanyaan-pertanyaannya. Perbedaan gender secara statistik signifikan, dengan laki-laki mendapat skor lebih tinggi secara keseluruhan. Menariknya, usia tidak memiliki hubungan signifikan dengan skor growth mindset. Skala baru ini menunjukkan korelasi yang relatif lemah dengan Skala Teori Kecerdasan tradisional (0,17), namun korelasi yang lebih kuat dengan ukuran gairah (0,501) dan ketabahan (0,164), menunjukkan bahwa skala ini mencakup aspek-aspek pola pikir berkembang yang berbeda dibandingkan alat-alat sebelumnya.
Keterbatasan Studi
Para peneliti mengakui beberapa keterbatasan. Sampel tersebut memiliki lebih banyak perempuan (425) dibandingkan laki-laki (298), yang berpotensi mempengaruhi temuan berbasis gender. Mereka merekomendasikan penelitian di masa depan untuk memasukkan sampel yang lebih representatif di seluruh kelompok umur untuk lebih memahami bagaimana pola pikir berkembang berkembang sepanjang hidup. Selain itu, skala tersebut harus diuji dalam konteks budaya yang berbeda untuk memastikan penerapannya secara universal.
Diskusi & Kesimpulan
Kesimpulan tim peneliti menunjukkan bahwa skala baru mereka bisa lebih efektif daripada alat yang ada untuk memahami bagaimana pola pikir berkembang berhubungan dengan prestasi dan motivasi. Hubungan yang kuat dengan semangat dan ketabahan menunjukkan bahwa hal ini mungkin sangat berharga dalam memprediksi kesuksesan di berbagai bidang. Perbedaan skor berdasarkan gender menimbulkan pertanyaan menarik tentang bagaimana gender memengaruhi persepsi dan motivasi diri, meskipun diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami sepenuhnya perbedaan ini.
Pendanaan & Pengungkapan
Penelitian ini mengikuti pedoman etika yang ditetapkan oleh Komite Nasional untuk Etika Penelitian dalam Ilmu Sosial dan Humaniora (NESH) dan Badan Layanan Bersama Norwegia dalam Pendidikan dan Penelitian (Sikt). Penelitian ini tampaknya dilakukan sebagai bagian dari karya akademis penulis di NTNU, dan tidak disebutkan sumber pendanaan eksternal dalam makalah tersebut.