GUANGDONG, Tiongkok — Lupakan obat tetes mata – pengobatan terbaru untuk penyakit mata kering mungkin akan membuat Anda tertawa terbahak-bahak. Sebuah penelitian menarik dari Tiongkok menemukan bahwa tertawa setiap hari bisa sama efektifnya dengan air mata buatan dalam mengobati kondisi mata yang umum ini.
Para peneliti di Pusat Mata Zhongshan Universitas Sun Yat-sen menunjukkan bahwa latihan tertawa sederhana yang dilakukan empat kali sehari dapat menyaingi efektivitas air mata buatan dalam meringankan gejala penyakit mata kering. Temuan ini tidak hanya menawarkan alternatif yang hemat biaya dan bebas obat untuk perawatan tradisional, tetapi juga menambah sentuhan kegembiraan pada rutinitas perawatan mata.
Penelitian yang dilakukan antara Juni 2020 dan Januari 2021 ini melibatkan 299 peserta berusia 18-45 tahun dengan penyakit mata kering yang bergejala. Separuh dari peserta diminta melakukan latihan tertawa empat kali sehari selama delapan minggu, sementara separuh lainnya menggunakan air mata buatan (tetes mata asam hialuronat natrium 0,1%) dengan frekuensi yang sama.
Latihan tertawa bukan sekadar tertawa kecil. Peserta diminta untuk mengucapkan frasa tertentu seperti “Hee hee hee, hah hah hah, cheese cheese cheese, cheek cheek cheek, hah hah hah hah hah hah” sebanyak 30 kali per sesi lima menit. Mereka didorong untuk melebih-lebihkan ekspresi wajah, mengangkat pipi, dan menyipitkan mata saat mengucapkan frasa tersebut.
Untuk memastikan konsistensi, peserta menggunakan aplikasi seluler yang dirancang khusus yang memberikan pengingat dan memungkinkan mereka mencatat sesi latihan mereka. Kelompok kontrol menggunakan aplikasi yang sama untuk melacak penggunaan obat tetes mata mereka.
Hasil yang dipublikasikan di Jurnal BMJsungguh, membuka mata. Setelah delapan minggu, kedua kelompok menunjukkan perbaikan signifikan pada gejala mata kering mereka. Kelompok latihan tertawa mengalami penurunan 10,5 poin pada indeks penyakit permukaan okular (OSDI), skala yang digunakan untuk mengukur ketidaknyamanan mata. Kelompok air mata buatan mengalami perbaikan yang sedikit lebih kecil yaitu 8,83 poin. Perbedaan ini tidak signifikan secara statistik, yang menunjukkan bahwa latihan tertawa sama efektifnya dengan pengobatan standar.
Yang lebih menarik lagi, manfaat latihan tertawa tampaknya bertahan lebih lama. Empat minggu setelah perawatan berakhir, kelompok yang tertawa terus menunjukkan peningkatan, sementara efek pada kelompok yang diberi obat tetes mata mulai berkurang.
Namun, bagaimana tertawa dapat membantu mata Anda? Para peneliti mengusulkan beberapa kemungkinan mekanisme. Tindakan tertawa melibatkan kontraksi otot-otot di sekitar mata, yang dapat membantu merangsang produksi air mata dan meningkatkan fungsi kelenjar meibom – kelenjar kecil di kelopak mata yang menghasilkan zat berminyak yang penting untuk mencegah penguapan air mata.
Selain itu, tertawa diketahui dapat mengaktifkan sistem saraf otonom, yang berperan dalam produksi air mata. Emosi positif yang terkait dengan tertawa juga dapat secara tidak langsung bermanfaat bagi kesehatan mata dengan mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.
Studi ini membuka kemungkinan menarik untuk pengobatan mata kering. Bayangkan dunia di mana dokter Anda meresepkan sesi tertawa setiap hari alih-alih – atau bersamaan dengan – obat tetes mata. Ini adalah pengobatan yang tidak hanya gratis tetapi juga dapat mencerahkan hari Anda.
Seperti yang kita ketahui selama ini, tertawa memang bisa menjadi obat yang mujarab.
Ringkasan Makalah
Metodologi
Penelitian ini dirancang sebagai uji coba terkontrol acak non-inferiority, yang berarti tujuan utamanya adalah untuk menunjukkan bahwa pengobatan baru (latihan tertawa) tidak lebih buruk daripada pengobatan standar (air mata buatan) dengan margin yang telah ditentukan sebelumnya. Peserta secara acak dimasukkan ke dalam kelompok latihan tertawa atau kelompok air mata buatan. Kelompok tertawa menonton video instruksional dan menggunakan aplikasi seluler khusus untuk memandu latihan mereka, sementara kelompok kontrol menggunakan aplikasi yang sama untuk melacak penggunaan obat tetes mata mereka. Kedua kelompok melakukan perawatan yang ditugaskan empat kali sehari selama delapan minggu. Hasil utama diukur menggunakan indeks penyakit permukaan mata (OSDI), kuesioner standar yang menilai gejala iritasi mata dan dampaknya pada fungsi terkait penglihatan.
Hasil
Temuan utama adalah bahwa latihan tertawa tidak kalah efektifnya dengan air mata buatan dalam memperbaiki gejala mata kering. Kedua kelompok menunjukkan peningkatan signifikan dalam skor OSDI mereka setelah delapan minggu, dengan kelompok tertawa meningkat sebesar 10,5 poin dan kelompok air mata buatan sebesar 8,83 poin. Perbedaan antara kedua kelompok tidak signifikan secara statistik. Menariknya, kelompok tertawa menunjukkan peningkatan yang lebih baik dalam stabilitas lapisan air mata (diukur dengan waktu pemecahan air mata non-invasif) dibandingkan dengan kelompok kontrol. Manfaat dalam kelompok tertawa juga tampaknya bertahan lebih lama, dengan peningkatan berkelanjutan yang diamati empat minggu setelah perawatan berakhir.
Keterbatasan
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Tidak mungkin untuk membutakan peserta terhadap kelompok perawatan mereka, yang dapat menimbulkan beberapa bias. Populasi penelitian relatif muda (usia rata-rata 28,9 tahun) dan sebagian besar perempuan (74%), yang dapat membatasi generalisasi hasil ke kelompok demografi lainnya. Durasi penelitian juga relatif singkat yaitu 12 minggu, sehingga efek jangka panjangnya masih belum diketahui. Selain itu, mekanisme biologis pasti yang menyebabkan latihan tertawa memengaruhi kesehatan mata tidak sepenuhnya dijelaskan dalam penelitian ini.
Diskusi dan Kesimpulan
Para peneliti menyarankan bahwa latihan tertawa dapat menjadi intervensi yang aman, ramah lingkungan, dan berbiaya rendah bagi orang-orang dengan penyakit mata kering simtomatik dan pewarnaan kornea yang terbatas. Mereka mengusulkan bahwa manfaatnya mungkin berasal dari aktivasi otot-otot di sekitar mata, stimulasi sistem saraf otonom, dan efek psikologis positif dari tertawa. Studi ini membuka jalan baru untuk perawatan non-farmakologis dalam oftalmologi dan menyoroti potensi hubungan antara kesejahteraan emosional dan kesehatan fisik. Namun, para penulis menekankan perlunya penelitian lebih lanjut untuk memahami frekuensi dan durasi latihan tertawa yang optimal, serta efek jangka panjangnya.
Pendanaan dan Pengungkapan
Studi ini didanai oleh National Natural Science Foundation of China dan High-level Hospital Construction Project. Para penulis menyatakan tidak ada benturan kepentingan. Perlu dicatat bahwa meskipun studi ini dilakukan secara ketat, replikasi oleh peneliti independen dan pada populasi yang beragam akan semakin memperkuat temuan menarik ini.