
Dopamin dapat memengaruhi perasaan bahagia kita. (Ilustrasi: Shutterstock, NTB/Norwegian University of Science and Technology)
WAKO, Jepang — Para ilmuwan di Pusat Ilmu Otak RIKEN Jepang telah menemukan pendekatan baru yang potensial untuk memerangi penyakit Alzheimer. Penelitian yang dipimpin oleh Takaomi Saido dan timnya menunjukkan bahwa dopamin – suatu neurotransmitter yang sering dikaitkan dengan kesenangan dan penghargaan – mungkin memainkan peran penting dalam melawan efek buruk kondisi neurodegeneratif ini.
Penyakit Alzheimer, yang menyerang jutaan orang di seluruh dunia, ditandai dengan penumpukan gumpalan protein berbahaya yang disebut plak di otak. Plak ini, yang terdiri dari protein beta-amiloid, diyakini sebagai penyebab utama hilangnya ingatan dan penurunan kognitif yang terkait dengan penyakit ini.
Studi ini, yang diterbitkan dalam jurnal Sinyal Sainsberfokus pada enzim yang disebut neprilisinEnzim ini bertindak seperti kru pembersih kecil di otak, memecah protein beta-amiloid sebelum dapat membentuk plak. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa peningkatan kadar neprilysin pada tikus dapat mengurangi pembentukan plak dan meningkatkan daya ingat, tetapi menemukan cara untuk meningkatkan neprilysin pada manusia merupakan tantangan.
Dopamin pun hadir. Para peneliti menemukan bahwa pengobatan sel-sel otak dengan dopamin meningkatkan produksi neprilysin dan mengurangi kadar beta-amiloid yang beredar bebas. Temuan ini membuka jalan baru yang menarik untuk pengobatan Alzheimer yang potensial.
Untuk menguji teori mereka, tim tersebut menggunakan teknik canggih yang disebut sistem DREADD pada tikus. Hal ini memungkinkan mereka untuk mengendalikan neuron penghasil dopamin di otak hewan secara tepat. Hasilnya menjanjikan. Peningkatan dopamin menyebabkan kadar neprilysin yang lebih tinggi dan lebih sedikit plak beta-amiloid di bagian depan otak tikus.
Namun, kegembiraan yang sesungguhnya muncul saat para peneliti mencoba pendekatan yang lebih praktis. Mereka mengobati tikus dengan L-DOPA, obat yang biasa digunakan untuk penyakit Parkinson yang diubah tubuh menjadi dopamin. Perawatan ini tidak hanya meningkatkan neprilysin dan mengurangi plak di seluruh otak, tetapi juga meningkatkan kinerja tikus dalam tes memori.
“Kami telah menunjukkan bahwa pengobatan L-DOPA dapat membantu mengurangi plak beta-amiloid yang berbahaya dan meningkatkan fungsi memori pada model tikus penyakit Alzheimer,” jelas Watamura Naoto, penulis pertama studi tersebut, dalam rilis media.


Penelitian ini sangat menarik karena menunjukkan potensi penggunaan baru untuk obat yang sudah ada. L-DOPA telah digunakan untuk mengobati penyakit Parkinson selama beberapa dekade, yang berarti profil keamanannya pada manusia dipahami dengan baik. Namun, para peneliti memperingatkan bahwa masih banyak pekerjaan yang perlu dilakukan sebelum pendekatan ini dapat diuji pada orang dengan Alzheimer.
“Pengobatan L-DOPA diketahui memiliki efek samping yang serius pada pasien dengan penyakit Parkinson,” imbuh Naoto. “Oleh karena itu, langkah kami selanjutnya adalah menyelidiki bagaimana dopamin mengatur neprilysin di otak, yang seharusnya menghasilkan pendekatan pencegahan baru yang dapat dimulai pada tahap praklinis penyakit Alzheimer.”
Studi ini juga mengungkap temuan menarik lainnya: kadar neprilysin secara alami menurun seiring bertambahnya usia pada tikus, terutama di bagian depan otak. Hal ini menunjukkan bahwa kadar neprilysin berpotensi menjadi tanda peringatan dini risiko Alzheimer, membantu dokter mengidentifikasi dan mengobati penyakit tersebut sebelum gejala muncul.
Meskipun hasil ini menggembirakan, penting untuk diingat bahwa keberhasilan dalam penelitian pada hewan tidak selalu berlaku langsung pada manusia. Banyak pengobatan Alzheimer yang menjanjikan telah menunjukkan hasil yang bagus pada tikus, tetapi gagal dalam uji coba pada manusia. Namun, pendekatan baru ini menawarkan perspektif baru dalam menangani penyakit ini, dengan fokus pada peningkatan pertahanan alami otak daripada langsung menargetkan plak itu sendiri.
Potensi penggunaan dopamin untuk melawan Alzheimer juga menimbulkan pertanyaan menarik tentang peran neurotransmitter ini dalam kesehatan otak. Dopamin sudah diketahui memainkan peran penting dalam motivasi, kesenangan, dan kontrol gerakan. Mungkinkah dopamin juga menjadi pemain kunci dalam menjaga kesehatan kognitif seiring bertambahnya usia?
Saat ini, tim di RIKEN CBS tengah bekerja keras mengungkap misteri tentang bagaimana dopamin memengaruhi produksi neprilysin di otak. Temuan mereka dapat membuka jalan bagi strategi pencegahan baru, yang menawarkan harapan bagi jutaan orang yang terkena penyakit Alzheimer di seluruh dunia.