
Ringkasan Makalah
Metodologi
Studi ini menganalisis data lebih dari 600.000 orang untuk melihat apakah perasaan kesepian dapat meningkatkan risiko demensia, suatu kondisi yang memengaruhi ingatan dan pemikiran. Para peneliti melihat data dari penelitian besar yang sedang berlangsung, menggunakan metode khusus untuk mengukur kesepian dan kesehatan mental. Mereka mengelompokkan data ke dalam kategori berdasarkan tingkat kesepian dan melacak kesehatan peserta dari waktu ke waktu untuk melihat apakah mereka menderita demensia. Teknik statistik tingkat lanjut membantu mereka mengendalikan faktor lain seperti depresi atau isolasi sosial yang juga dapat memengaruhi risiko demensia.
Hasil Utama
Temuan menunjukkan bahwa orang yang merasa kesepian memiliki risiko lebih tinggi terkena demensia. Risikonya sangat tinggi untuk jenis demensia tertentu, termasuk penyakit Alzheimer. Misalnya, individu yang kesepian memiliki kemungkinan 31% lebih besar terkena demensia dibandingkan mereka yang tidak melaporkan merasa kesepian. Bahkan ketika mempertimbangkan faktor risiko lain seperti depresi atau kesehatan fisik, kesepian tetap menjadi prediktor yang signifikan.
Keterbatasan Studi
Salah satu keterbatasannya adalah penelitian ini menggabungkan definisi dan ukuran kesepian yang berbeda di berbagai negara, sehingga dapat menyebabkan hasil yang bervariasi. Selain itu, beberapa penelitian tidak sepenuhnya melacak faktor-faktor lain, seperti depresi dan masalah kesehatan fisik, yang dapat berinteraksi dengan kesepian sehingga berdampak pada risiko demensia. Temuan ini mungkin tidak berlaku sama untuk semua demografi, karena sebagian besar data dikumpulkan dari negara-negara berpenghasilan tinggi, kecuali wilayah seperti Afrika, sebagian Asia, dan Amerika Selatan.
Diskusi & Kesimpulan
Studi tersebut menunjukkan bahwa kesepian bisa menjadi faktor risiko demensia, mirip dengan bagaimana kurangnya aktivitas fisik atau merokok meningkatkan risiko kesehatan. Karena kesepian menjadi lebih umum seiring dengan meningkatnya isolasi sosial, temuan ini menekankan perlunya dukungan masyarakat dan intervensi kesehatan mental. Mengatasi kesepian mungkin membantu mengurangi risiko demensia, terutama pada orang lanjut usia yang mungkin memiliki lebih sedikit koneksi sosial.
Pendanaan & Pengungkapan
Studi ini didukung oleh National Institute on Aging dari National Institutes of Health (hibah R01AG074573, RF1AG053297, dan R01AG068093) dan menyertakan data dari beberapa studi kohort besar, seperti Health and Retirement Study (HRS), English Longitudinal Study of Aging (ELSA), Survei Kesehatan, Penuaan dan Pensiun di Eropa (SHARE), Studi Longitudinal Irlandia tentang Penuaan (TILDA), Studi Kesehatan dan Penuaan Meksiko (MHAS), Studi Longitudinal Penuaan Korea (KLoSA), Studi Longitudinal Kesehatan dan Pensiun Tiongkok (CHARLS), dan Survei Rumah Tangga, Pendapatan dan Dinamika Tenaga Kerja di Australia (HILDA).
Setiap penelitian didanai dan didukung oleh berbagai lembaga nasional dan internasional, termasuk Institut Nasional Penuaan Amerika, Komisi Eropa, Pemerintah Australia, dan organisasi tambahan di Asia dan Eropa. Pengumpulan data dilakukan dengan persetujuan partisipan dan disetujui oleh dewan peninjau masing-masing institusi.
Penyandang dana tidak mempengaruhi desain penelitian, analisis, keputusan publikasi, atau persiapan naskah. Para peneliti mengungkapkan tidak ada konflik kepentingan, memastikan pendekatan penelitian yang obyektif dan tidak memihak.