

(© Prostock-studio – stock.adobe.com)
ARLINGTON, Texas — Lupakan permainan otak dan suplemen memori – kunci untuk mempertahankan fungsi kognitif seiring bertambahnya usia mungkin sesederhana mengatur pengingat. Itulah temuan provokatif dari studi baru yang menantang kebijaksanaan konvensional mengenai penuaan dan ingatan, yang menunjukkan bahwa alat bantu memori eksternal dapat sepenuhnya menghilangkan perbedaan memori tertentu yang berkaitan dengan usia.
Sebuah tim peneliti dari University of Texas di Arlington dan Arizona State University telah menemukan bahwa pengingat digital dapat secara efektif menghilangkan penurunan “memori prospektif” yang berkaitan dengan usia – kemampuan kita untuk mengingat untuk melakukan sesuatu di masa depan. Jenis memori ini penting untuk tugas sehari-hari seperti mengingat untuk minum obat, menghadiri janji temu, atau membayar tagihan tepat waktu.
“Memori prospektif sangat penting untuk kehidupan sehari-hari dan menjaga kemandirian, terutama seiring bertambahnya usia,” kata pemimpin penulis studi Hunter Ball, profesor psikologi di UTA, dalam sebuah pernyataan. “Gagal mengingat tugas-tugas berwawasan ke depan ini dapat mengakibatkan konsekuensi serius, dan penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ingatan prospektif cenderung menurun seiring bertambahnya usia.”
Penelitian yang dipublikasikan di Psikologi dan Penuaanmengungkapkan bahwa meskipun orang dewasa yang lebih tua biasanya lebih kesulitan dibandingkan orang dewasa yang lebih muda dengan jenis tugas memori tertentu, memiliki akses ke pengingat dapat menyamakan kedudukan. Temuan ini dapat memiliki implikasi signifikan terhadap cara kita mendukung penuaan yang sehat dan kemandirian di kalangan lansia.
Tantangan Memori
Bayangkan Anda berada di toko kelontong, dan Anda harus ingat untuk mengambil resep dari apotek sesudahnya. Tugas “mengingat untuk mengingat” semacam ini menggunakan memori prospektif – sebuah keterampilan kognitif penting yang membantu kita menavigasi kehidupan sehari-hari. Bagi lansia, tugas-tugas seperti ini bisa menjadi semakin menantang, berpotensi menyebabkan mereka melewatkan pengobatan, lupa janji temu, atau gangguan sehari-hari lainnya yang dapat memengaruhi kemampuan mereka untuk hidup mandiri.
Tim peneliti, yang dipimpin oleh B. Hunter Ball, ingin memahami bagaimana berbagai jenis pengingat dapat membantu orang lanjut usia mengelola tuntutan memori ini. Mereka melakukan dua percobaan terpisah yang menguji kemampuan orang dewasa muda dan tua untuk mengingat tugas-tugas spesifik dan umum di masa depan, dengan dan tanpa bantuan pengingat.


Eksperimen
Dalam percobaan pertama, 96 peserta (57 orang dewasa muda dan 39 orang dewasa lebih tua dengan usia rata-rata 65 tahun) diminta untuk mengingat kata-kata tertentu saat melakukan tugas lain. Misalnya, mereka mungkin perlu mengingat untuk menekan tombol khusus setiap kali mereka melihat kata “tabel” muncul selama tugas penilaian kata. Terkadang mereka harus mengingat hanya satu kata, sementara di lain waktu mereka perlu mengingat empat kata berbeda.
Eksperimen kedua melibatkan 81 peserta (44 orang dewasa muda dan 37 orang dewasa tua dengan usia rata-rata 67 tahun) dan menggunakan pendekatan yang sedikit berbeda. Daripada mengingat kata-kata tertentu, peserta harus mengingat kategori – seperti “buah” atau “hewan” – dan merespons setiap kali mereka melihat kata apa pun yang sesuai dengan kategori tersebut (seperti “apel” atau “anjing”).
Yang membuat eksperimen ini unik adalah cara eksperimen ini memasukkan pengingat. Terkadang peserta dapat melihat kata atau kategori yang perlu mereka ingat di bagian atas layar komputer, sementara di lain waktu mereka hanya mengandalkan ingatan mereka. Para peneliti juga melacak pergerakan mata peserta untuk melihat seberapa sering mereka melihat pengingat.
Hasil Mengejutkan
Temuan ini menantang beberapa asumsi umum tentang penuaan dan ingatan. Pada percobaan pertama, ketika partisipan harus mengingat kata-kata tertentu, orang dewasa yang lebih tua mempunyai kemampuan yang sama seperti orang dewasa yang lebih muda, bahkan tanpa pengingat. Hal ini berlaku baik mereka harus mengingat satu kata atau empat kata.
Namun percobaan kedua mengungkapkan beberapa perbedaan menarik. Ketika peserta harus mengingat kategori dibandingkan kata-kata tertentu, orang dewasa yang lebih tua mengalami kesulitan dibandingkan orang dewasa yang lebih muda, terutama ketika mereka harus mengingat beberapa kategori sekaligus. Namun temuan kuncinya adalah: ketika pengingat tersedia, perbedaan terkait usia tersebut hilang sama sekali.
Yang paling menarik adalah bagaimana orang lanjut usia menggunakan pengingat tersebut. Ketika tugasnya lebih menuntut (mengingat berbagai kategori), orang dewasa yang lebih tua lebih sering memeriksa pengingat dibandingkan orang dewasa yang lebih muda. Hal ini menunjukkan bahwa orang lanjut usia dapat secara efektif mengkompensasi kesulitan memori dengan menggunakan bantuan eksternal secara strategis.
Implikasinya bagi Kehidupan Sehari-hari
Banyak orang lanjut usia sudah menggunakan berbagai alat bantu memori – mulai dari daftar tugas sederhana hingga asisten digital canggih seperti Amazon Alexa. Penelitian ini menunjukkan bahwa strategi tersebut tidak hanya membantu tetapi sebenarnya dapat menghilangkan perbedaan memori terkait usia dalam situasi tertentu.
Misalnya, alih-alih mencoba mengingat semua obat yang mereka minum sepanjang hari, orang lanjut usia mungkin mendapat manfaat dari menyetel pengingat khusus di ponselnya atau menggunakan tempat pil yang dilengkapi alarm. Demikian pula, pengingat kalender digital untuk janji temu atau pembayaran tagihan otomatis dapat membantu mengelola tuntutan penjadwalan yang rumit.
Penelitian ini juga menyoroti poin penting mengenai penuaan dan adaptasi: meskipun beberapa kemampuan kognitif mungkin menurun seiring bertambahnya usia, orang lanjut usia dapat secara efektif mengimbanginya dengan menggunakan alat dan strategi eksternal. Hal ini menunjukkan bahwa mendukung penuaan yang sehat bukan hanya tentang mencegah penurunan – tetapi juga tentang menyediakan alat dan strategi yang efektif untuk mengatasi potensi keterbatasan.
“Studi baru ini menunjukkan bahwa pelepasan kognitif, khususnya penggunaan pengingat seperti kalender ponsel, dapat secara efektif mengurangi penurunan ini,” simpul Ball. “Meskipun penelitian kami dilakukan dalam lingkungan yang terkendali, temuan ini dapat dengan mudah diterapkan di lingkungan dunia nyata sebagai cara untuk memberikan cara yang mudah dan efektif untuk meringankan beban tantangan memori prospektif pada orang dewasa yang lebih tua.”
Ke depan, penelitian ini menunjukkan bahwa masa depan kesehatan kognitif mungkin bukan tentang mencegah penurunan daya ingat, melainkan tentang mengembangkan cara-cara inovatif untuk mengatasinya. Dengan memahami bagaimana orang lanjut usia dapat menggunakan alat bantu memori eksternal secara efektif, kami membuka kemungkinan baru untuk mempertahankan kemandirian dan kualitas hidup populasi lanjut usia.
Ringkasan Makalah
Metodologi
Para peneliti menggunakan tugas berbasis komputer di mana peserta harus menilai apakah sebuah kata memiliki satu atau dua suku kata. Saat mengerjakan tugas pokok ini, mereka juga harus ingat untuk menekan tombol khusus (spasi) ketika melihat kata sasaran tertentu atau kata dari kategori tertentu.
Para peneliti melacak seberapa baik peserta mengingat untuk menekan tombol spasi, seberapa akurat mereka melakukan tugas utama, dan di mana mereka melihat di layar menggunakan teknologi pelacakan mata. Setiap peserta menyelesaikan empat versi tugas yang berbeda: dengan dan tanpa pengingat, dan dengan satu atau empat hal yang perlu diingat.
Hasil Utama
Temuan utama menunjukkan bahwa pengingat membantu orang dewasa muda dan tua mengingat lebih baik, terutama ketika mereka harus mengingat banyak hal. Saat mengingat kata-kata tertentu, tidak ada perbedaan usia dalam performanya. Namun, ketika mengingat kategori, orang dewasa yang lebih tua memiliki kinerja yang lebih buruk dibandingkan orang dewasa yang lebih muda ketika mereka harus mengingat beberapa kategori tanpa pengingat.
Yang penting, akses ke pengingat menghilangkan perbedaan terkait usia ini. Data pelacakan mata menunjukkan bahwa orang lanjut usia lebih sering melihat pengingat ketika tugas lebih berat, sehingga menunjukkan bahwa mereka secara aktif menggunakan strategi ini untuk membantu kinerja mereka.
Keterbatasan Studi
Pesertanya sebagian besar adalah orang dewasa “muda-tua” (rata-rata berusia sekitar 66 tahun) dibandingkan orang dewasa “tua-tua” (di atas 75 tahun), sehingga temuan ini mungkin tidak berlaku untuk semua orang dewasa lanjut usia. Tugas laboratorium, meskipun dikontrol dengan hati-hati, tidak sepenuhnya mencerminkan situasi dunia nyata di mana orang perlu mengingat sesuatu dalam jangka waktu yang lebih lama atau dengan lebih banyak gangguan.
Selain itu, pengingat diberikan secara otomatis dan tidak diminta oleh peserta untuk mengaturnya sendiri, yang mungkin berbeda dengan cara orang menggunakan pengingat dalam kehidupan sehari-hari.
Diskusi & Kesimpulan
Studi ini menunjukkan bahwa orang dewasa yang lebih tua dapat melakukan tugas memori sama baiknya dengan orang dewasa yang lebih muda ketika diberi dukungan yang tepat melalui pengingat. Hal ini sangat penting untuk tugas-tugas yang memerlukan mengingat kategori atau aturan umum daripada item tertentu.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa orang lanjut usia dapat menggunakan pengingat secara strategis ketika mereka sangat membutuhkannya, sehingga menunjukkan bahwa mereka memiliki kesadaran yang baik tentang kapan mereka membutuhkan dukungan memori. Temuan ini dapat memberikan masukan bagi pengembangan sistem pendukung memori yang lebih baik untuk populasi lanjut usia dan menyarankan bahwa mengajarkan orang lanjut usia untuk menggunakan sistem pengingat secara efektif dapat membantu menjaga kemandirian mereka.
Pendanaan & Pengungkapan
Penelitian ini didukung oleh National Institute of General Medical Sciences dan National Institutes of Health. Penelitian ini dilakukan mengikuti pedoman etika yang sesuai dan telah disetujui oleh Institutional Review Board di University of Texas di Arlington. Para peneliti menyatakan tidak ada konflik kepentingan, dan semua data dan materi dari penelitian tersedia melalui Open Science Framework untuk diakses dan diverifikasi oleh peneliti lain.