

(Foto oleh SpeedKingz di Shutterstock)
NEW YORK — Di dunia di mana garis pemisah antara masa remaja dan dewasa tampak semakin kabur, survei terkini mengklaim bahwa usia di mana kehidupan, uang, dan masa depan mulai terasa “nyata” bagi sebagian besar orang Amerika adalah pada usia 27 tahun!
Pengungkapan ini berasal dari studi komprehensif yang melibatkan 2.000 orang Amerika, yang tersebar merata di seluruh generasi, yang menantang anggapan tradisional bahwa masa dewasa dimulai pada usia 18 tahun. Survei yang dilakukan oleh Talker Research atas nama Life Happens ini juga menyelidiki tonggak sejarah dan pola pikir yang mendefinisikan masa dewasa modern.
Hal ini menunjukkan bahwa bagi 56% responden, tanda sebenarnya dari “kedewasaan” adalah sekadar membayar tagihan sendiri. Kemandirian finansial (45%) dan memprioritaskan tanggung jawab di atas kehidupan pribadi atau kesenangan (38%) juga menempati peringkat tinggi sebagai tanda-tanda utama memasuki masa dewasa.
Menariknya, penelitian tersebut menemukan bahwa pindah dari rumah orang tua atau wali (46%) dan mendapatkan pekerjaan pertama atau posisi di bidang pilihan (28%) merupakan beberapa peristiwa utama yang membuat orang Amerika merasa seperti orang dewasa. Namun, transisi ini tidak berjalan mulus bagi semua orang, dengan 11% dari Generasi Z mengatakan bahwa mereka masih belum merasa seperti orang dewasa.
Lanskap keuangan bagi orang dewasa muda tampak sangat menantang. Sementara orang Amerika umumnya mulai menganggap serius keuangan mereka sekitar usia 28 tahun, 81% Gen Z merasakan tekanan untuk menjadi lebih “maju” secara finansial daripada saat ini. Sentimen ini digaungkan lintas generasi, dengan 76% responden yang lebih tua berharap mereka lebih serius dalam mengelola keuangan di usia 20-an.
“Meskipun mengkhawatirkan melihat begitu banyak anak muda yang tidak menyisihkan uang untuk masa pensiun mereka atau membeli asuransi jiwa, tidak ada kata terlambat untuk mulai mengambil tindakan,” kata Kevin Mayeux, CEO National Association of Insurance and Financial Advisors, dalam sebuah pernyataan.
Mayeux menekankan pentingnya bimbingan keuangan profesional, dengan mencatat bahwa 56% warga Amerika yang disurvei tidak pernah bekerja dengan profesional keuangan.


Survei tersebut juga menyoroti prioritas finansial dari berbagai generasi. Generasi milenial, misalnya, lebih maju dalam hal memiliki kartu kredit, membuat anggaran, dan membuka rekening tabungan sebelum usia 28 tahun. Generasi Z, meskipun jauh lebih maju dalam hal membayar tagihan dan mengelola keuangan dasar pada usia 22 tahun, tertinggal dalam hal-hal seperti perencanaan pensiun dan asuransi jiwa, dengan 53% tidak pernah menyetor dana pensiun dan 49% belum membeli asuransi jiwa.
Mungkin yang paling jelas, 42% dari semua responden merasa bahwa menjadi orang dewasa lebih sulit dari yang mereka duga. Sentimen ini khususnya terasa jelas jika menyangkut stabilitas keuangan. Hampir dua dari lima orang Amerika (39%) merasa bahwa mereka saat ini tidak stabil secara finansial, dengan 41% dari mereka meragukan bahwa mereka akan pernah mencapai stabilitas keuangan. Pesimisme ini meningkat seiring bertambahnya usia, dari hanya 7% Gen Z menjadi 66% baby boomer.
“Perjuangan dan kecemasan Generasi Z, ditambah dengan fakta bahwa 71% warga Amerika yang disurvei percaya bahwa menjadi orang dewasa lebih sulit saat ini dibandingkan 10 tahun yang lalu, benar-benar menggarisbawahi pentingnya persiapan finansial untuk apa pun yang mungkin terjadi di masa depan,” kata Brian Steiner, Direktur Eksekutif di Life Happens.
Steiner menunjukkan meningkatnya biaya, gaji yang stagnan, dan menurunnya harapan sebagai faktor yang menyebabkan kondisi yang penuh tantangan ini.
Meskipun menghadapi tantangan ini, survei tersebut mengungkap beberapa tren positif dalam pengambilan keputusan finansial. Jika diberi tambahan $1.000, 60% responden akan menaruh semuanya dalam bentuk tabungan. Selain itu, warga Amerika lebih suka menghabiskan $15 per bulan untuk asuransi jiwa (59%) daripada untuk langganan Netflix standar (23%), yang menunjukkan semakin tingginya kesadaran akan perencanaan keuangan jangka panjang.
“Perekonomian berada pada titik di mana memiliki keamanan finansial terasa mustahil, dan sepertinya tidak layak untuk dicapai,” kata salah satu responden Gen Z.
Sentimen ini merangkum perjuangan berat yang dihadapi banyak orang dewasa muda dalam iklim ekonomi saat ini.
Sebagai kesimpulan, meskipun jalan menuju kedewasaan mungkin lebih rumit dan menantang secara finansial daripada sebelumnya, survei tersebut menyoroti meningkatnya kesadaran akan pentingnya literasi dan perencanaan keuangan. Seiring dengan berbagai generasi orang Amerika yang mengarungi perairan yang bergejolak ini, definisi kedewasaan terus berkembang, dengan kemandirian dan tanggung jawab finansial sebagai intinya.
Metodologi survei
Talker Research mensurvei 2.000 orang Amerika yang dibagi rata berdasarkan generasi (500 Gen Z, 500 milenial, 500 Gen X, dan 500 baby boomer); survei ini ditugaskan oleh Life Happens dan dikelola serta dilakukan secara daring oleh Talker Research antara 12 Agustus hingga 16 Agustus 2024.