Agar tidak membuang-buang makanan, hampir sepertiga orang tua mengatakan mereka akhirnya memakan sisa makanan untuk makan malam
NEW YORK — Dalam survei baru yang menarik, para orang tua Amerika menyoroti kerumitan menyiapkan bekal makan siang sekolah dan upaya kreatif yang mereka lakukan untuk memastikan anak-anak mereka makan dengan bergizi. Jajak pendapat yang melibatkan 2.000 orang tua dengan anak usia sekolah mengungkap beberapa statistik mengejutkan tentang pengalaman makan siang sekolah modern dan strategi orang tua untuk mempromosikan kebiasaan makan sehat.
Salah satu temuan yang paling mencolok adalah bahwa hampir sepertiga orang tua (29%) mengaku memakan sisa bekal makan siang anak-anak mereka untuk makan malam. Pendekatan yang cerdik ini muncul karena para orang tua memperkirakan bahwa, rata-rata, 21 persen bekal makan siang anak mereka pulang ke rumah tanpa dimakan setiap hari.
Survei yang ditugaskan oleh NatureSweet dan dilakukan oleh Talker Research ini menggambarkan tren makan siang sekolah yang terus berkembang dan tantangan yang dihadapi orang tua dalam menyeimbangkan nutrisi, rasa, dan kenyamanan. Sementara 43 persen orang tua percaya makan siang sekolah saat ini lebih sehat daripada makan siang di masa kecil mereka, dan 28 persen mencatat peningkatan variasi, kombinasi roti lapis klasik (61%), keripik (56%), dan jus (52%) tetap menjadi pilihan makan siang yang paling populer.
Rasa bersalah orang tua berperan penting dalam keputusan menyiapkan bekal makan siang, dengan 60 persen responden merasa menyesal saat memilih pilihan yang mudah dan kurang sehat karena keterbatasan waktu (20%) atau sifat pemilih anak mereka (21%). Rasa bersalah ini telah menyebabkan beberapa tindakan ekstrem, dengan 79 persen orang tua melaporkan bahwa mereka telah berusaha keras untuk menjauhkan makanan yang tidak sehat dari anak-anak mereka. Taktik ini termasuk menghindari makanan tertentu di toko (30%), menyembunyikannya (18%), dan bahkan berbohong demi kebaikan (13%).
Dr. Martin Ruebelt, kepala staf ilmiah di NatureSweet, mengakui tantangan yang dihadapi para orang tua: “Seperti yang diketahui banyak orang tua, sulit untuk membuat anak-anak makan apa yang ada di kotak makan siang mereka, terutama makanan utuh. Melalui penelitian ini, kami ingin menyoroti bagaimana para orang tua berusaha keras untuk memberi anak-anak mereka makanan yang sehat dan bergizi, serta cara-cara mereka berkreasi untuk menjaga anak-anak mereka tetap kenyang.”
Survei tersebut juga mengungkap bahwa tampilan sangat penting dalam menarik minat anak untuk makan bekal. Sepertiga orang tua (31%) membeli makanan ringan dan makanan dengan kemasan yang menarik untuk menarik minat anak-anak mereka, sementara 24 persen mengandalkan wadah dan kotak bekal yang lucu. Hebatnya, 54 persen orang tua melaporkan bahwa anak-anak mereka lebih cenderung makan makanan jika kemasannya menampilkan karakter acara TV favorit mereka.
Meskipun menghadapi tantangan ini, para orang tua secara aktif berupaya untuk mendidik anak-anak mereka tentang kesehatan. Strategi terbaik meliputi mengajarkan mereka tentang makanan dan pola makan sehat (42%), menjadi contoh dalam hal makan sehat (34%), dan memprioritaskan kebiasaan sehat dalam jadwal keluarga (31%).
Dalam hal belanja kebutuhan pokok, orang tua memprioritaskan nutrisi (54%), rasa (45%), dan biaya (33%) untuk bekal makan siang anak-anak mereka. Namun, survei tersebut juga menyoroti beberapa makanan bekal makan siang yang paling tidak disukai anak-anak, dengan kacang polong (40%), kacang hijau (36%), salad tuna (36%), dan telur rebus (32%) berada di urutan teratas.
Studi ini menggambarkan orang tua yang harus melakukan banyak hal sesuai prioritas, dengan banyak yang menggambarkan diri mereka sebagai “stres” (30%) dan “berjuang” (21%). Namun, mereka terus mencari solusi kreatif untuk memastikan anak-anak mereka menerima gizi yang seimbang.
Dr. Ruebelt menawarkan perspektif optimis tentang memasukkan makanan sehat ke dalam gaya hidup yang sibuk: “Menambahkan makanan utuh dan hasil bumi ke dalam pola makan dan gaya hidup keluarga Anda yang sibuk tidak lagi menyita waktu seperti dulu. Ada begitu banyak pilihan camilan sehat yang bisa langsung dibawa di pasaran yang menyertakan makanan utuh seperti hasil bumi yang lezat, praktis, dan yang terpenting, disukai anak-anak.”
Survei komprehensif ini memberikan wawasan berharga tentang tantangan dan keberhasilan orang tua modern saat mereka menghadapi kerumitan makan siang di sekolah dan gizi anak-anak. Survei ini menyoroti evolusi tren makan siang yang sedang berlangsung dan strategi inovatif yang digunakan orang tua untuk mempromosikan kebiasaan makan sehat pada anak-anak mereka.
Metodologi survei:
Survei acak dengan keikutsertaan ganda terhadap 2.000 orang tua anak-anak berusia 5-17 tahun ini ditugaskan oleh NatureSweet antara tanggal 4 Juni dan 11 Juni 2024. Survei ini dilakukan oleh perusahaan riset pasar Talker Research, yang anggota timnya merupakan anggota Market Research Society (MRS) dan European Society for Opinion and Marketing Research (ESOMAR).