KOPENHAGEN, Denmark — Ganja mempunyai reputasi lama karena menyebabkan penggunanya berada dalam kondisi berkabut dan mengalami gangguan kognitif. Teori yang sudah berumur puluhan tahun itu mungkin baru saja hilang begitu saja. Sebuah studi baru yang berlangsung hampir setengah abad menemukan bahwa pria yang menggunakan ganja mungkin mengalami penurunan kognitif yang lebih sedikit seiring bertambahnya usia.
Studi inovatif ini melacak kesehatan kognitif lebih dari 5.000 pria Denmark, menantang asumsi umum tentang penggunaan ganja dan fungsi otak. Dalam kurun waktu 44 tahun yang mengesankan, tim dari Universitas Kopenhagen kini memberikan gambaran unik tentang bagaimana ganja mungkin – atau mungkin tidak – berdampak pada kinerja mental seumur hidup.
Ganja telah lama menjadi zat kontroversial, meski semakin banyak negara yang melegalkan penggunaannya. Dengan meningkatnya normalisasi penggunaan ganja, memahami dampak kognitif jangka panjang dari penggunaan ganja menjadi hal yang sangat penting. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan mendasar: Apakah penggunaan ganja mempercepat penurunan kognitif seiring bertambahnya usia?
Penelitian tersebut dipublikasikan di jurnal Otak dan Perilaku mengikuti 5.162 pria dari usia dewasa awal hingga paruh baya, mengukur kemampuan kognitif mereka melalui tes kecerdasan standar pada dua poin utama – pertama ketika mereka berusia sekitar 20 tahun pada saat wajib militer, dan sekali lagi ketika mereka berusia sekitar 64 tahun. Studi ini menangkap berbagai pengalaman hidup yang luar biasa, melacak peserta dari akhir tahun 1960an hingga awal tahun 2020an.
Yang mengejutkan, hasilnya bertentangan dengan banyak asumsi yang ada. Laki-laki pengguna ganja tidak hanya menunjukkan percepatan penurunan kognitif, namun mereka juga menunjukkan penurunan mental yang sedikit lebih sedikit dibandingkan dengan bukan pengguna ganja. Perbedaannya tidak terlalu besar – sekitar 1,3 poin IQ – tetapi signifikan secara statistik.
Sekitar 39,3% pria dalam penelitian ini melaporkan pernah menggunakan ganja setidaknya sekali. Para peneliti dengan cermat menganalisis berbagai faktor, termasuk usia peserta pertama kali menggunakan ganja dan seberapa sering mereka menggunakannya. Bertentangan dengan beberapa penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa penggunaan ganja secara dini atau sering dapat membahayakan fungsi kognitif, penelitian ini tidak menemukan hubungan yang signifikan antara usia seseorang mulai menggunakan ganja atau frekuensi penggunaan dan penurunan kognitif.
Metodologi penelitian ini kuat. Peserta menyelesaikan tes kecerdasan yang sama pada kedua titik waktu, yang memungkinkan peneliti mengukur secara langsung perubahan kinerja kognitif. Tes tersebut, yang disebut Børge Prien's Prøve, menilai berbagai kemampuan mental termasuk penalaran logis, keterampilan verbal, dan pemecahan masalah numerik.
Menariknya, para peneliti mencatat bahwa pengguna ganja dalam penelitian ini cenderung memiliki tingkat kecerdasan dan pendidikan dasar yang sedikit lebih tinggi. Mereka juga lebih cenderung merokok dan mengonsumsi alkohol. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara penggunaan ganja dan fungsi kognitif sangatlah kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor gaya hidup.
Temuan ini tidak berarti bahwa ganja sepenuhnya tidak berbahaya. Para peneliti dengan hati-hati menunjukkan bahwa diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami dampak jangka panjangnya. Selain itu, penelitian ini hanya berfokus pada laki-laki, sehingga hasilnya mungkin tidak berlaku langsung untuk perempuan.
Ringkasan Makalah
Metodologi
Para peneliti menggunakan pendekatan unik dengan memanfaatkan catatan kesehatan dan militer Denmark yang komprehensif. Semua pria di Denmark harus menghadap dewan wajib militer antara usia 18 dan 26 tahun, di mana mereka menjalani tes kognitif. Dengan membandingkan hasil tes awal dengan penilaian tindak lanjut beberapa dekade kemudian, para peneliti dapat melacak perubahan kognitif dari waktu ke waktu.
Hasil Utama
Penurunan kognitif rata-rata untuk semua peserta adalah 6,2 poin IQ selama 44 tahun. Pengguna ganja menunjukkan penurunan yang sedikit lebih rendah—sekitar 1,3 poin IQ lebih rendah dibandingkan non-pengguna. Studi ini tidak menemukan perbedaan yang signifikan berdasarkan usia pertama kali menggunakan ganja atau frekuensi penggunaan.
Keterbatasan Studi
Tingkat partisipasi yang rendah, yaitu hanya 14,3%, dapat menimbulkan bias seleksi. Pesertanya hanya laki-laki, dan datanya bergantung pada laporan penggunaan ganja, yang mungkin tidak selalu akurat sepenuhnya.
Diskusi & Kesimpulan
Studi ini berkontribusi pada perdebatan ilmiah yang sedang berlangsung tentang efek jangka panjang ganja. Meskipun hal ini tidak membuktikan bahwa ganja sepenuhnya aman, hal ini menantang asumsi tentang penurunan kognitif yang tidak dapat dihindari terkait dengan penggunaan ganja. Para peneliti berpendapat bahwa potensi efek kognitif mungkin bersifat sementara atau reversibel.
Pendanaan & Pengungkapan
Penelitian ini didukung oleh berbagai dana hibah dari lembaga penelitian Denmark, termasuk Universitas Kopenhagen dan berbagai yayasan penelitian kesehatan. Badan pendanaan tidak mempengaruhi desain atau kesimpulan penelitian.