Ringkasan Makalah
Metodologi
Para peneliti menggunakan desain uji coba terkontrol acak untuk menyelidiki kemanjuran plasebo yang tidak menipu. Mereka merekrut relawan yang mengalami stres terkait COVID dan menyaring mereka untuk mengidentifikasi mereka yang memiliki tingkat stres sedang. Peserta kemudian secara acak dimasukkan ke dalam kelompok plasebo atau kelompok kontrol.
Kelompok plasebo menerima materi edukasi tentang plasebo melalui video dan presentasi, diikuti dengan pil tidak aktif yang diminum dua kali sehari selama dua minggu. Kelompok kontrol tidak menerima intervensi apa pun. Kedua kelompok menyelesaikan survei di awal, titik tengah (satu minggu), dan titik akhir (dua minggu), mengukur stres terkait COVID, stres secara keseluruhan, kecemasan, dan depresi. Analisis statistik digunakan untuk membandingkan perubahan dalam pengukuran ini antara kedua kelompok dari waktu ke waktu, serta untuk menilai persepsi kelompok plasebo terhadap intervensi.
Hasil Utama
Temuan penelitian ini mengungkapkan adanya perbaikan signifikan pada kelompok plasebo dibandingkan dengan kelompok kontrol setelah dua minggu. Peserta yang mengonsumsi plasebo mengalami penurunan yang lebih besar dalam stres terkait COVID, tingkat stres secara keseluruhan, gejala kecemasan, dan gejala depresi. Khususnya, gejala kecemasan dan depresi menurun secara signifikan pada kelompok plasebo sementara tetap relatif stabil pada kelompok kontrol.
Selain itu, kelompok plasebo melaporkan bahwa intervensi tersebut layak, dapat diterima, dan tepat untuk mengelola stres. Mereka menunjukkan tingkat kepatuhan yang tinggi, mengonsumsi sekitar 92% pil plasebo yang diresepkan selama periode penelitian.
Keterbatasan Studi
Para peneliti mengakui beberapa keterbatasan dalam penelitian mereka. Ukuran sampelnya relatif kecil, hanya terdiri dari 61 peserta, yang sebagian besar adalah perempuan muda berkulit putih. Karena kendala logistik, kelompok plasebo diberi tahu tentang pengobatan mereka sebelum pengukuran awal dilakukan, yang dapat memengaruhi respons awal.
Kelompok plasebo juga menerima lebih banyak waktu dan perhatian karena komponen edukasi dari intervensi tersebut, yang berpotensi memengaruhi hasil. Studi tersebut mengandalkan gejala yang dilaporkan sendiri, yang dapat menjadi bias. Terakhir, durasi yang singkat selama dua minggu membatasi pemahaman tentang efek jangka panjang.
Diskusi & Kesimpulan
Temuan studi ini menunjukkan bahwa plasebo yang tidak menipu dapat menjadi alat yang berharga untuk mengelola stres dan mencegah perkembangan masalah kesehatan mental yang lebih parah. Penelitian ini menantang kebijaksanaan konvensional dengan menunjukkan bahwa plasebo dapat efektif bahkan ketika orang menyadari bahwa mereka tidak aktif. Pemberian plasebo jarak jauh yang berhasil menunjukkan potensi peningkatan aksesibilitas terhadap intervensi kesehatan mental.
Kemudahan penggunaan dan upaya minimal yang diperlukan membuat plasebo non-deceptive sangat cocok untuk individu yang berjuang dengan motivasi rendah atau gangguan pengaturan diri. Pendekatan ini dapat sangat berguna dalam situasi di mana layanan kesehatan mental tradisional terbatas atau tidak dapat diakses. Namun, para peneliti menekankan perlunya penelitian lebih lanjut untuk memahami bagaimana plasebo non-deceptive bekerja dalam konteks yang berbeda dan untuk populasi yang beragam.
Pendanaan & Pengungkapan
Penelitian ini didanai oleh Komite Penelitian Fakultas Ilmu Sosial di Universitas Negeri Michigan melalui Kompetisi Hibah Kecil COVID-19. Para penulis menyatakan tidak ada konflik kepentingan, memastikan transparansi dalam proses dan hasil penelitian.