
Seorang wanita memegang daun musim gugur (Foto oleh Andrea Piacquadio di Unsplash)
Penelitian baru menunjukkan bahwa hubungan tersebut dapat memengaruhi banyak hal, mulai dari hasil pemilu hingga kesehatan masyarakat.
VANCOUVER — Menurut sebuah studi baru yang menarik, seiring bergantinya musim, nilai-nilai moral kita pun akan berubah. Para peneliti telah menemukan bukti yang menunjukkan bahwa dukungan orang Amerika terhadap prinsip-prinsip moral tertentu berfluktuasi sepanjang tahun, mengikuti pola musiman yang konsisten.
Para peneliti di University of British Columbia telah menemukan pola yang mengejutkan dalam cara orang-orang menganut nilai-nilai moral tertentu sepanjang tahun. Studi mereka, yang diterbitkan dalam jurnal Prosiding Akademi Ilmu Pengetahuan Nasionalmenganalisis tanggapan survei dari lebih dari 230.000 orang Amerika selama satu dekade.
Hasilnya mengungkap pasang surut musiman yang konsisten dalam dukungan kami terhadap prinsip-prinsip moral yang mempromosikan kohesi dan konformitas kelompok.
“Dukungan masyarakat terhadap nilai-nilai moral yang mendorong kohesi dan kesesuaian kelompok lebih kuat di musim semi dan gugur daripada di musim panas dan dingin,” kata Ian Hohm, penulis pertama studi dan mahasiswa doktoral di departemen psikologi UBC, dalam sebuah pernyataan. “Nilai-nilai moral merupakan bagian mendasar dari cara orang membuat keputusan dan membentuk penilaian, jadi kami pikir temuan ini mungkin hanya puncak gunung es karena memiliki implikasi untuk semua jenis efek hilir lainnya.”
Teori Landasan Moral
Para peneliti berfokus pada lima prinsip moral inti yang diidentifikasi oleh sebuah kerangka kerja yang disebut Teori Landasan MoralPrinsip-prinsip ini meliputi:
- peduli (menghindari bahaya bagi orang lain)
- Keadilan (memastikan perlakuan yang sama)
- Loyalitas (menunjukkan pengabdian kepada kelompoknya)
- Otoritas (menghormati pemimpin dan tradisi)
- Kemurnian (mempraktikkan kebersihan dan ketakwaan)
Dua prinsip pertama – kepedulian dan keadilan – dianggap sebagai nilai-nilai yang “mengindividualisasikan” karena berfokus pada hak-hak individu. Tiga prinsip terakhir – kesetiaan, wewenang, dan kemurnian – adalah nilai-nilai yang “mengikat” yang menekankan kohesi kelompok.
Tiga nilai lainnya – kesetiaan, wewenang, dan kemurnian – dikenal sebagai nilai-nilai yang “mengikat” karena nilai-nilai tersebut mendorong kesesuaian dengan norma-norma kelompok. Nilai-nilai ini juga cenderung selaras dengan ideologi politik konservatif. Di sisi lain, kepedulian dan keadilan lebih terkait dengan nilai-nilai liberal, yang berfokus pada hak-hak dan kesejahteraan individu.
Menariknya, para peneliti menemukan bahwa dukungan masyarakat terhadap nilai-nilai pengikatan mengikuti pola dua tahunan yang konsisten selama dekade yang diteliti. Nilai-nilai ini mencapai puncaknya pada musim semi dan gugur, sementara menurun pada musim panas dan dingin. Perubahan musiman ini khususnya terlihat di daerah-daerah dengan variasi iklim yang lebih ekstrem antar musim.


Mengapa musim memengaruhi moral kita?
Namun, apa yang bisa menjadi pemicu fluktuasi moral ini? Para peneliti menduga bahwa kecemasan mungkin memegang peranan penting.
Dr. Mark Schaller, penulis senior studi dan profesor psikologi di UBC, mencatat: “Kami melihat bahwa tingkat kecemasan mencapai puncaknya pada musim semi dan musim gugur, yang bertepatan dengan periode ketika orang-orang lebih mendukung nilai-nilai yang mengikat. Korelasi ini menunjukkan bahwa kecemasan yang lebih tinggi dapat mendorong orang untuk mencari kenyamanan dalam norma dan tradisi kelompok yang dijunjung tinggi oleh nilai-nilai yang mengikat.”
Hubungan antara kecemasan dan nilai-nilai moral tidak sepenuhnya mengejutkan. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa ketika orang merasa terancam atau cemas, mereka sering kali lebih berpegang teguh pada norma-norma kelompok dan figur otoritas. Seolah-olah perubahan musim secara halus mengubah persepsi kita terhadap dunia di sekitar kita, membuat kita merasa lebih atau kurang aman, yang pada gilirannya memengaruhi kompas moral kita.
Dampaknya lebih besar dari yang Anda sadari
Implikasi dari temuan ini sangat luas dan berpotensi mendalam. Jika nilai-nilai moral kita memang berubah seiring musim, hal itu dapat memengaruhi segalanya mulai dari pemilihan politik dan keputusan hukum hingga respons kesehatan masyarakat dan hubungan sosial.
Misalnya, waktu pemilihan umum dapat memengaruhi hasil secara halus, karena pergeseran nilai moral memengaruhi opini dan perilaku politik. Dalam ranah hukum, musim nilai moral dapat memengaruhi beratnya putusan, karena mereka yang sangat mendukung nilai-nilai yang mengikat cenderung lebih menghukum mereka yang melanggar norma sosial.
Bahkan respons kita terhadap krisis kesehatan masyarakat dapat dipengaruhi oleh pergeseran moral musiman ini. Selama pandemi COVID-19, kepatuhan terhadap pedoman menjaga jarak sosial dan tingkat vaksinasi dikaitkan dengan nilai-nilai moral masyarakat. Memahami bagaimana nilai-nilai ini berfluktuasi sepanjang tahun dapat membantu menyusun kampanye kesehatan yang lebih efektif.
Selain itu, perubahan musiman dalam nilai-nilai moral ini dapat memengaruhi cara orang memandang orang luar atau mereka yang tidak mematuhi norma kelompok, sehingga berpotensi memengaruhi tingkat prasangka antarkelompok.
Meskipun diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami sepenuhnya mekanisme di balik pergeseran moral musiman ini dan dampaknya terhadap dunia nyata, studi ini membuka area investigasi baru yang menarik. Studi ini mengajak kita untuk mempertimbangkan bagaimana ritme alam mungkin secara halus membentuk lanskap moral kita, memengaruhi segala hal mulai dari hubungan pribadi hingga struktur sosial kita.
Saat musim berganti, ada baiknya kita merenungkan sikap moral kita sendiri dan mempertimbangkan bagaimana sikap tersebut berubah seiring dengan bergantinya daun atau bertambahnya hari. Dengan demikian, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang diri kita sendiri dan interaksi yang kompleks antara lingkungan dan nilai-nilai kita.
Ringkasan Makalah
Metodologi
Para peneliti menganalisis data dari kuesioner nilai moral daring yang diisi oleh lebih dari 230.000 warga Amerika antara tahun 2011 dan 2020. Mereka menggunakan teknik statistik untuk mengidentifikasi pola musiman dalam respons, dengan fokus pada rata-rata mingguan dukungan nilai moral. Mereka juga memeriksa data tentang tingkat kecemasan dari laporan diri dan tren pencarian Google untuk mengeksplorasi kemungkinan penjelasan atas pola yang diamati. Selain itu, mereka menganalisis kumpulan data yang lebih kecil dari Kanada dan Australia untuk menguji generalisasi temuan mereka.
Hasil
Studi tersebut menemukan siklus dwitahunan yang konsisten dalam dukungan warga Amerika terhadap nilai-nilai moral yang mengikat (kesetiaan, otoritas, dan kemurnian), dengan puncak pada musim semi dan musim gugur serta palung pada musim panas dan musim dingin. Pola ini sangat konsisten selama periode 10 tahun yang diteliti. Para peneliti juga menemukan bukti bahwa penurunan dukungan terhadap nilai-nilai moral yang mengikat pada musim panas lebih menonjol di wilayah dengan perbedaan iklim musiman yang lebih ekstrem. Tingkat kecemasan ditemukan mengikuti pola dwitahunan yang serupa, yang sebagian menjelaskan perubahan dalam nilai-nilai moral yang mengikat. Pola serupa diamati dalam data Kanada dan Australia.
Keterbatasan
Meskipun penelitian ini menggunakan kumpulan data yang besar, penelitian ini mengandalkan respons dari individu yang melek komputer yang secara sukarela menyelesaikan survei daring, yang mungkin tidak sepenuhnya mewakili populasi yang beragam. Selain itu, desain penelitian ini bersifat lintas bagian, yang berarti orang yang berbeda merespons pada waktu yang berbeda, daripada melacak individu yang sama di berbagai musim. Para peneliti mengakui bahwa penelitian longitudinal yang mengikuti orang yang sama dari waktu ke waktu akan memberikan bukti yang lebih kuat tentang perubahan musim ini. Penelitian ini juga terutama difokuskan pada masyarakat Barat, terdidik, terindustrialisasi, kaya, dan demokratis (WEIRD), dan polanya mungkin tidak digeneralisasi ke semua budaya di seluruh dunia.
Diskusi dan Kesimpulan
Temuan tersebut menunjukkan bahwa nilai-nilai moral, khususnya yang terkait dengan kohesi dan otoritas kelompok, mungkin lebih mudah dibentuk daripada yang diperkirakan sebelumnya. Hal ini berpotensi berimplikasi pada berbagai hasil sosial, termasuk perilaku politik, penilaian hukum, dan respons terhadap langkah-langkah kesehatan masyarakat. Studi tersebut menyoroti peran kecemasan dalam membentuk sikap moral, yang menunjukkan bahwa strategi untuk mengelola kecemasan dapat memengaruhi pengambilan keputusan moral. Para peneliti menekankan perlunya penelitian lebih lanjut untuk memahami mekanisme di balik perubahan musiman ini dan dampaknya di dunia nyata, termasuk bagaimana hal itu dapat memengaruhi prasangka, penilaian hukum, dan fenomena sosial penting lainnya.
Pendanaan dan Pengungkapan
Penelitian ini didukung oleh Insight Grant dari Dewan Riset Ilmu Sosial dan Humaniora Kanada. Para penulis menyatakan tidak ada konflik kepentingan.