NEW YORK — Kebijaksanaan lama adalah menghindari pembicaraan politik saat Thanksgiving. Namun, survei baru menemukan bahwa orang Amerika sebenarnya harus menghindari topik tersebut 12 bulan dalam setahun! Ternyata rata-rata orang Amerika berselisih dengan mertua mereka sebulan sekali. Satu dari tiga orang mengakui bahwa keadaan menjadi panas begitu politik muncul.
Survei eksklusif yang dilakukan untuk Newsweek oleh Talker Research juga mengungkapkan bahwa 16% benar-benar bertengkar dengan mertua mereka lebih dari sekali dalam sebulan. Tidak mengherankan bahwa politik menempati peringkat pertama sebagai topik yang menegangkan dalam hubungan antara warga Amerika dan keluarga besar mereka.
Survei yang dilakukan antara tanggal 27 dan 29 Agustus tersebut mengambil sampel dari 1.000 orang Amerika dan menemukan bahwa 31% berdebat dengan mertua mereka tentang politik, melebihi isu-isu kontroversial lainnya seperti pilihan gaya hidup (22%) dan perselisihan tentang pasangan romantis (21%).
Uang (19%), keputusan mengasuh anak (18%), dan isu budaya (14%) merupakan argumen umum lainnya, sedangkan isu terkait rumah (13%) dan gender atau seksualitas (3%) juga muncul dari waktu ke waktu.
Akibat pertengkaran yang memancing amarah ini, 27% panelis mengatakan mereka tidak akan menikmati akhir pekan bersama mertua, dan satu dari tiga (33%) akan menolak untuk pergi berlibur bersama keluarga pasangannya. Selain itu, hanya satu dari 10 yang akan senang jika mertua mereka yang mengurus anak-anak mereka, bukan orang tua mereka sendiri.
“Identifikasi dengan cita-cita politik sering kali mewakili rasa mendalam tentang bagaimana kita memandang diri kita sendiri dan cara masyarakat seharusnya bekerja. Hak dan kesalahan ini biasanya terlalu disederhanakan dan kurang bernuansa, yang menyebabkan perselisihan,” kata psikoterapis berlisensi Tara Arutunian kepada Newsweek dalam sebuah pernyataan yang diberikan kepada StudyFinds.
Mengenai mengapa argumen-argumen ini mungkin muncul, Arutunian menunjuk pada perbedaan generasi. Namun, yang terpenting, ia mencatat bahwa argumen politik tidak mungkin mengubah pendapat hanya dengan adu mulut di meja makan.
“Mertua mungkin menganggap diri mereka lebih berpengalaman dan berpengetahuan daripada generasi muda,” simpul Arutunian. “Dan generasi muda mungkin merasa mertua mereka tidak memahami dunia modern. Kebuntuan seperti ini tidak mungkin berubah, jadi sepakat untuk tidak setuju dan menghindari pembicaraan di masa mendatang kemungkinan akan menghasilkan lebih banyak keharmonisan dalam hubungan.”
Metodologi survei
Survei acak dengan keikutsertaan ganda terhadap 1.000 warga Amerika pada umumnya ini ditugaskan oleh Newsweek antara tanggal 27 dan 29 Agustus. Survei ini dilakukan oleh perusahaan riset pasar Talker Research, yang anggota timnya merupakan anggota dari Market Research Society dan European Society for Opinion and Marketing Research.