“Microbiome mingle” terdengar seperti tren tarian terbaru, sesuatu yang menggantikan macarena. Sederhananya, konsep tersebut menjelaskan bahwa teman Anda memengaruhi mikrobioma usus Anda – 100 triliun mikroorganisme yang menempati saluran pencernaan Anda.
Ketika kita berjabat tangan, berbagi makanan, atau berpartisipasi dalam banyak konvensi sosial, kita juga berbagi mikrobioma kita, menurut sebuah penelitian terhadap lebih dari 2.000 orang di daerah terpencil di Honduras. Semakin banyak orang berinteraksi, semakin mirip profil mikroorganisme usus mereka, bahkan ketika mereka tidak hidup bersama.
Mikrobioma usus seseorang diyakini ditentukan oleh pola makan dan lingkungannya. Namun penelitian ini, dan beberapa penelitian lainnya, meningkatkan kemungkinan penularan mikroorganisme antar individu.
Ilmuwan sosial Nicholas Christakis dari Universitas Yale sedang mempelajari bagaimana beberapa bakteri dan virus usus meningkatkan risiko seseorang mengalami obesitas. Dia mulai bertanya-tanya apakah teman-temannya menularkan mikroba satu sama lain, selain memengaruhi kebiasaan makan.
Sejak saat itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa interaksi sosial membentuk mikrobioma usus.
Penelitian Christakis menunjukkan bahwa pasangan dan anggota rumah tangga lainnya berbagi hampir 14% mikroorganisme yang sama di saluran pencernaan mereka. Angka tersebut adalah 10% untuk kontak yang tidak serumah tetapi rutin menghabiskan waktu bersama. Orang-orang yang tinggal di desa yang sama tetapi tidak menghabiskan waktu bersama hanya memiliki 4% jenis mikroorganisme yang sama. Ada juga bukti bahwa teman dari teman berbagi lebih banyak jenis mikroorganisme daripada yang diperkirakan secara kebetulan.
Penelitian ini dan penelitian serupa mengubah cara kita memahami penyakit. Banyak kondisi, seperti tekanan darah tinggi dan depresi, dipengaruhi oleh mikrobioma usus. Penelitian ini menunjukkan bahwa penyakit-penyakit ini dapat ditularkan dari orang ke orang melalui pertukaran mikroba. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang pengobatan selain terapi yang ada saat ini. Misalnya, apakah bermanfaat bagi pasien depresi untuk juga mengobati mikrobioma seseorang?
Jangan biarkan temuan ini membuat Anda menghindari pertemuan ramah tamah. Kontak sosial dapat menularkan mikroba yang menguntungkan dan memiliki banyak manfaat lainnya. Manusia membutuhkan interaksi sosial untuk kesejahteraan dasar, dan tentunya untuk berkembang.