Ringkasan Makalah
Metodologi
Para peneliti melakukan penelitian mereka dalam 2 tahap, dengan jarak 9 minggu, untuk mengurangi potensi bias. Pada tahap pertama, mereka menilai ciri-ciri kepribadian 480 kadet militer menggunakan tes kepribadian komprehensif yang disebut NEO-PI-3. Tes ini mengukur lima ciri kepribadian utama: neurotisme, ekstroversi, keterbukaan terhadap pengalaman, keramahan, dan ketelitian.
9 minggu kemudian, peserta yang sama menyelesaikan survei yang mengukur kemampuan pengendalian diri mereka menggunakan alat yang disebut Skala Pengendalian Diri Multidimensi. Skala ini menilai pengendalian diri yang bersifat menghambat (menolak dorongan) dan pengendalian diri yang bersifat inisiatif (mengambil langkah proaktif menuju tujuan). Para peneliti kemudian menggunakan teknik statistik untuk menganalisis bagaimana ciri-ciri kepribadian terkait dengan kemampuan pengendalian diri, baik secara individu maupun dalam interaksi satu sama lain.
Hasil Utama
Studi tersebut menemukan bahwa sifat teliti berhubungan positif dengan semua aspek pengendalian diri, sementara neurotisme berhubungan negatif dengan pengendalian diri umum dan penghambatan. Sifat ekstroversi berhubungan positif dengan pengendalian diri inisiatif. Yang terpenting, neurotisme ditemukan dapat memoderasi hubungan antara sifat-sifat lain dan pengendalian diri.
Misalnya, efek positif dari sifat ekstraversi pada pengendalian diri secara umum dan penghambatan berkurang pada individu dengan neurotisme tinggi. Demikian pula, efek positif dari sifat teliti pada pengendalian diri secara umum dan inisiatif berkurang pada mereka dengan neurotisme tinggi.
Keterbatasan Studi
Keterbatasan utama penelitian ini adalah sampelnya: sebagian besar adalah kadet militer pria muda, yang mungkin tidak mewakili populasi umum. Meskipun penelitian ini memperhitungkan usia dan jenis kelamin, dan penelitian sebelumnya telah menunjukkan hasil serupa pada populasi yang lebih beragam, kehati-hatian harus digunakan saat menggeneralisasikan temuan ini.
Selain itu, penelitian ini mengandalkan pengukuran laporan diri, yang dapat menjadi bias. Sementara para peneliti mengambil langkah-langkah untuk mengendalikan hal ini, penelitian di masa mendatang dapat memperoleh manfaat dari menyertakan penilaian atau pengukuran perilaku pengendalian diri lainnya.
Diskusi & Kesimpulan
Studi ini menyoroti pentingnya mempertimbangkan berbagai jenis pengendalian diri (penghambatan dan inisiasi) saat meneliti efek kepribadian. Studi ini juga menekankan peran penting interaksi sifat, khususnya efek moderasi neurotisme, dalam memahami pengendalian diri.
Temuan tersebut menunjukkan bahwa intervensi yang ditujukan untuk meningkatkan pengendalian diri mungkin lebih efektif jika disesuaikan dengan profil kepribadian individu. Misalnya, individu yang sangat neurotik mungkin mendapat manfaat dari strategi yang mengatasi pengaturan emosi di samping teknik pengendalian diri tradisional. Studi tersebut juga menggarisbawahi sifat kompleks dari kepribadian dan pengendalian diri, yang menunjukkan bahwa pendekatan sederhana untuk meningkatkan pengendalian diri mungkin tidak memadai.
Pendanaan & Pengungkapan
Studi ini didukung oleh hibah dari Dewan Riset Norwegia. Para penulis menyatakan tidak ada benturan kepentingan. Perlu dicatat bahwa meskipun sumber pendanaannya bereputasi baik, seperti halnya semua penelitian ilmiah, hasil ini harus dianggap sebagai bagian dari wacana ilmiah yang sedang berlangsung dan divalidasi lebih lanjut melalui studi tambahan.