Ringkasan Makalah
Metodologi
Penelitian ini mengkaji efek psikoakustik dan archeoacoustic dari peluit tengkorak Aztec. Para peneliti menggunakan dua peluit tengkorak asli dari koleksi arkeologi dan beberapa replika untuk memastikan produksi suara dan analisis artefak tanpa merusak potongan aslinya. Replika ini dibuat dengan cermat menggunakan pemindaian tomografi komputer (CT) dan pemodelan 3D untuk akurasi. Untuk menganalisis sifat psikoakustik, peneliti merekam berbagai keluaran suara dengan menerapkan tekanan udara berbeda pada peluit.
Selain itu, mereka menciptakan perpustakaan suara komprehensif yang berisi lebih dari 2.500 rekaman, termasuk suara alam, manusia, dan sintetis, untuk dibandingkan dengan keluaran peluit tengkorak. Peserta dalam eksperimen psikoakustik mendengarkan suara-suara ini, menilainya berdasarkan dimensi seperti valensi (positif/negatif), gairah (intensitas emosional), dan kealamian, dan mengklasifikasikannya berdasarkan asal usulnya. Selanjutnya, aktivitas otak dinilai menggunakan pencitraan resonansi magnetik fungsional (fMRI) untuk memahami decoding saraf selama persepsi suara.
Hasil Utama
Studi tersebut mengungkapkan bahwa peluit tengkorak suku Aztec menghasilkan suara yang dianggap sangat tidak menyenangkan dan mengejutkan, menyerupai jeritan manusia. Suara-suara ini unik secara akustik, bercirikan kualitas yang kasar, menusuk, dan seperti desis. Peserta menilai peluit memiliki kualitas emosional yang sangat negatif tetapi cukup membangkitkan gairah.
Data neuroimaging menunjukkan bahwa area pendengaran dan kognitif tingkat tinggi di otak secara aktif terlibat dalam memproses suara-suara ini, yang menunjukkan signifikansi afektif dan simbolisnya. Yang terpenting, para pendengar sering kali mendeskripsikan suara-suara tersebut sebagai gabungan antara suara alami (mirip manusia) dan buatan, sehingga menunjukkan adanya desain pendengaran yang canggih oleh suku Aztec untuk membangkitkan asosiasi emosional dan budaya tertentu.
Keterbatasan Studi
- Konteks Budaya: Pesertanya adalah pendengar Eropa modern dan naif, yang mungkin tidak sepenuhnya meniru cara suku Aztec kuno memandang suara-suara ini.
- Akurasi Rekonstruksi: Meskipun replikanya sangat detail, replika tersebut mungkin tidak secara sempurna meniru produksi suara peluit aslinya.
- Ukuran Sampel: Jumlah peserta yang terbatas dalam eksperimen fMRI dan pemeringkatan persepsi dapat memengaruhi kemampuan generalisasi temuan.
- Kesenjangan Waktu: Efek psikoakustik yang diamati pada manusia masa kini mungkin berbeda dengan pendengar Aztec pra-Hispanik karena perubahan evolusioner dan budaya.
Diskusi & Kesimpulan
Temuan ini mendukung gagasan bahwa peluit tengkorak suku Aztec sengaja dirancang untuk menghasilkan suara yang membangkitkan rasa takut dan menarik perhatian. Sifat permusuhannya sejalan dengan potensi penggunaannya dalam ritual, peperangan, atau simbolisme mitologis, seperti menyebut dunia bawah tanah Aztec atau representasi dewa. Peluit ini menunjukkan pemahaman canggih suku Aztec mengenai manipulasi suara untuk tujuan psikologis dan simbolis.
Selain itu, respons saraf dan persepsi menyoroti pola universal dalam cara manusia memproses suara-suara yang mengejutkan dan tidak menyenangkan, menjembatani kesenjangan budaya dan waktu. Hal ini menggarisbawahi inovasi suku Aztec dalam menggunakan psikoakustik untuk ekspresi budaya.
Pendanaan & Pengungkapan
Penelitian ini didukung oleh Swiss National Science Foundation (SNSF) dengan nomor hibah PP00P1_157409/1 dan 100014_182135/1. Pendanaan tersebut mencakup aspek desain penelitian, pengumpulan data, dan analisis. Namun, penyandang dana tidak terlibat dalam pengambilan keputusan terkait publikasi atau persiapan naskah, sehingga menjamin independensi penelitian.
Tim peneliti berterima kasih kepada Arnd Adje Both atas keahlian dan bimbingan arkeologi musiknya dalam mereplikasi peluit tengkorak asli, serta Osvaldo Padrón Pérez, yang dengan terampil membuat dua replika yang digunakan dalam penelitian ini. Tim juga mengucapkan terima kasih kepada Museum Etnologi Berlin (EBM) yang telah memberikan akses terhadap artefak peluit tengkorak asli.
Para penulis menyatakan tidak ada kepentingan yang bersaing, menegaskan komitmen mereka terhadap penelitian dan pelaporan yang tidak memihak.