CHICAGO — Bayangkan sebuah komputer yang dapat memecahkan kode enkripsi, merevolusi layanan kesehatan, dan memecahkan teka-teki komputasi yang mustahil dilakukan oleh mesin paling canggih saat ini. Ini bukanlah fiksi ilmiah – ini adalah terobosan komputasi kuantum yang menjanjikan, dan para peneliti di Universitas Chicago membawa kita selangkah lebih dekat untuk mewujudkannya.
Dalam sebuah penelitian inovatif yang diterbitkan di Tinjauan Fisik Xpara ilmuwan telah menata ulang chip komputer kuantum, menciptakan desain yang secara signifikan dapat meningkatkan potensi mesin ultra-canggih ini. Tidak seperti chip komputer tradisional yang mengatur unit pemrosesan dalam grid yang kaku, prosesor kuantum baru ini menggunakan “router” pusat yang memungkinkan qubit – unit dasar informasi kuantum – untuk terhubung dan berkomunikasi dengan lebih bebas.
“Komputer kuantum belum tentu bersaing dengan komputer klasik dalam hal seperti ukuran memori atau ukuran CPU,” jelas Profesor Andrew Cleland dalam rilis media. “Sebaliknya, mereka memanfaatkan penskalaan yang berbeda secara mendasar: Menggandakan daya komputasi komputer klasik memerlukan CPU dua kali lebih besar, atau dua kali kecepatan clock. Menggandakan komputer kuantum hanya membutuhkan satu qubit tambahan.”
Anggap saja seperti peningkatan dari lingkungan di mana orang-orang hanya dapat berbicara dengan tetangga dekat mereka ke kota dengan jaringan komunikasi yang kuat di mana siapa pun dapat terhubung secara instan. Dalam lanskap komputasi kuantum saat ini, qubit biasanya terbatas pada interaksi hanya dengan tetangga terdekatnya. Tim Universitas Chicago telah menciptakan desain yang meruntuhkan hambatan komunikasi ini.
“Bayangkan Anda memiliki komputer klasik yang memiliki motherboard yang mengintegrasikan banyak komponen berbeda, seperti CPU atau GPU, memori, dan elemen lainnya. Salah satu tujuan kami adalah mentransfer konsep ini ke dunia kuantum,” kata Xuntao Wu, kandidat PhD dan penulis utama studi ini.
Implikasi potensialnya sangat besar. Komputer kuantum dapat mengubah berbagai bidang seperti telekomunikasi, energi ramah lingkungan, dan kriptografi. Namun, ada dua tantangan penting yang menghambat penerapannya secara luas: skalabilitas dan keandalan. Desain baru ini mengatasi tantangan ini dengan menciptakan sistem modular di mana qubit dapat diatur dan dihubungkan dengan lebih fleksibel.
“Pada prinsipnya tidak ada batasan jumlah qubit yang dapat terhubung melalui router,” jelas Wu. “Anda dapat menghubungkan lebih banyak qubit jika Anda menginginkan kekuatan pemrosesan yang lebih besar, selama qubit tersebut sesuai dengan ukuran tertentu.”
Prosesor kuantum saat ini biasanya dirancang sebagai chip datar dan persegi di mana setiap qubit hanya dapat berinteraksi dengan beberapa qubit tetangga. Keterbatasan ini membatasi kekuatan komputasi prosesor dan membuat produksi skala besar menjadi sulit. Desain baru ini menawarkan pendekatan yang lebih mudah beradaptasi, mirip dengan bagaimana motherboard komputer modern mengintegrasikan berbagai komponen.
Para peneliti sekarang mencari cara untuk lebih memperluas desain mereka, termasuk meningkatkan jarak di mana qubit dapat terjerat dan mengembangkan protokol untuk menghubungkan beberapa cluster qubit.
Meskipun kita belum memiliki komputer kuantum di rumah kita, penelitian ini mewakili langkah signifikan menuju sistem komputasi kuantum yang lebih kuat dan fleksibel yang suatu hari nanti dapat memecahkan beberapa tantangan komputasi paling kompleks yang dihadapi umat manusia.
Ringkasan Makalah
Metodologi
Para peneliti menggunakan teknik pembandingan kuantum tingkat lanjut, termasuk Randomized Benchmarking (RB) dan Cross-Entropy Benchmarking (XEB), untuk mengukur ketepatan gerbang kuantum mereka. Pengaturan eksperimental melibatkan empat qubit superkonduktor yang dapat disetel frekuensi yang terhubung melalui elemen perutean pusat yang menyediakan konektivitas menyeluruh.
Berbagai metode kalibrasi memastikan kontrol yang presisi dan interferensi minimal. Misalnya, gerbang Controlled-Z (CZ) dikalibrasi menggunakan pengukuran fase untuk memastikan fidelitas tinggi, sedangkan gerbang iSWAP disetel untuk transfer energi optimal antar qubit. Simulasi numerik mendukung hasil eksperimen dengan memodelkan dinamika qubit dan operasi gerbang.
Hasil Utama
Studi ini menunjukkan fidelitas gerbang yang mengesankan, dengan gerbang CZ dan iSWAP mencapai fidelitas di atas 97%. Hasil ini konsisten pada beberapa uji pembandingan. Khususnya, para peneliti mengurangi kesalahan akibat dephasing qubit dan kebisingan sistem dengan menyempurnakan rekayasa tingkat pulsa. Selain itu, desain prosesor kuantum modularnya terbukti sangat skalabel, membuka jalan bagi sistem kuantum yang lebih besar dan efisien.
Keterbatasan Studi
Meskipun sistem mencapai ketelitian gerbang yang tinggi, tantangan tetap ada. Qubit rentan terhadap dephasing karena waktu koherensi yang relatif singkat, sehingga membatasi kinerjanya. Keterbatasan lainnya adalah penggunaan termal pada sakelar, yang dapat menurunkan fidelitas. Peningkatan sifat koherensi dan manajemen termal diperlukan untuk meningkatkan sistem tanpa mengurangi kinerja.
Diskusi & Kesimpulan
Studi ini menyoroti potensi arsitektur kuantum modular dalam mencapai komputasi kuantum yang skalabel. Kesetiaan tinggi yang ditunjukkan dan metode penggabungan yang efektif membuat pendekatan ini layak untuk algoritma kuantum yang kompleks. Namun, mengatasi masalah koherensi dan termal sangat penting untuk kemajuan di masa depan. Para peneliti juga menekankan pentingnya teknik kalibrasi yang kuat untuk meminimalkan kesalahan dan memaksimalkan kinerja gerbang. Pekerjaan ini meletakkan dasar untuk mengintegrasikan desain modular ke dalam jaringan kuantum yang lebih besar.
Pendanaan & Pengungkapan
Penelitian ini mendapat dukungan dari Kantor Penelitian Angkatan Darat dan Laboratorium Ilmu Fisika (ARO Grant No. W911NF2310077) dan Kantor Penelitian Ilmiah Angkatan Udara (AFOSR Grant No. FA9550-20-1-0270). Para peneliti mengungkapkan tidak ada konflik kepentingan, sehingga memastikan integritas temuan.