Saat ini, sebagian besar kanker (sekitar 80%) didiagnosis pada orang-orang yang berusia di atas 50 tahun. Namun, lebih banyak kanker yang didiagnosis pada orang-orang pada masa dewasa muda dan pertengahan. Kate Middleton baru berusia 42 tahun ketika diagnosis kankernya dipublikasikan. Bintang “Black Panther” Chadwick Boseman meninggal karena kanker kolorektal pada usia 43 tahun. Awal tahun ini, Olivia Munn, 43, mengumumkan bahwa dia telah didiagnosis menderita kanker payudara agresif.
Ada penekanan yang tepat pada deteksi dini untuk semua jenis kanker. Namun, hal lain yang perlu mendapat perhatian khusus pada pasien yang lebih muda adalah dampak psikologis dari berkembangnya kanker. Terdapat efek spesifik dan unik pada kesehatan mental setelah diagnosis kanker di masa dewasa muda.
Menurut ahli epidemiologi Ola Abdelhadi, PhD, di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas California-Berkeley, kaum muda menghadapi gangguan dalam hal arah, karier, hubungan sosial, dan perencanaan hidup ketika kanker menyerang. Abdelhadi didiagnosis mengidap kanker pada usia 19 dan 30 tahun. Ia menekankan perlunya perawatan kesehatan mental khusus untuk kebutuhan yang jarang dilaporkan ini.
Studi menunjukkan masa dewasa muda dan menengah memiliki tugas dan tantangan perkembangan yang unik. Individu mungkin masih melanjutkan pendidikan dan membangun kariernya. Mereka sering mempertimbangkan pernikahan dan anak. Beberapa orang mungkin tidak stabil secara finansial seperti yang mereka harapkan pada saat itu.
Salah satu masalah kanker pada orang dewasa muda adalah diagnosis yang akurat dan tepat waktu. Dokter cenderung tidak mengharapkan kanker terjadi pada pasien yang lebih muda.
“Remaja dan dewasa muda yang didiagnosis menderita kanker sering kali mengalami jalur diagnostik yang berbelit-belit dan berkepanjangan dibandingkan dengan anak-anak dan orang dewasa yang lebih tua,” menurut penulis sebuah penelitian di Jurnal Kanker Inggris.
Semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan diagnosis, mereka melaporkan, semakin besar risiko gangguan kualitas hidup, disertai komplikasi seperti depresi dan kecemasan.
Menurut beberapa laporan, kerugian finansial akibat kanker bisa sangat besar. Menurut Minnesota Oncology, lebih dari 20% penderita kanker muda kekurangan uang untuk memenuhi kebutuhan. Setengahnya mengakumulasi utang kartu kredit. Menurut laporan di Journal of Cancer Survivorship: Penelitian dan Praktekpara penyintas muda juga tertinggal dibandingkan rekan-rekan mereka di tempat kerja dan secara finansial.
Meskipun kanker menimbulkan dampak yang unik dan besar pada orang dewasa muda, mereka mungkin juga mempunyai pengalaman perkembangan yang positif. Beberapa di antaranya tercermin dalam memilih untuk tidak bekerja 60 jam seminggu, belajar menetapkan batasan, dan berkomitmen untuk menjaga kesehatan dengan lebih baik.
Intervensi berikut dapat mendukung orang dewasa muda selama dan setelah perjuangan mereka melawan kanker:
1. Dukungan Sejawat
Tidak mungkin untuk melebih-lebihkan pentingnya dukungan teman sebaya selama masa-masa sulit dalam hidup. Ini meredakan rasa keterasingan. Terdapat program dukungan sejawat di Dana Farber Cancer Institute di Boston, yang menawarkan spektrum program, termasuk dukungan pendidikan dan rekreasi.
2. Terapi Perilaku Kognitif
Ada program eksperimental di Program Onkologi Remaja dan Dewasa Muda di Duke University, yang dikelola oleh Caroline Dorfman, PhD. Ini adalah intervensi berbasis kelompok yang disampaikan menggunakan konferensi video. Mereka mengatasi masalah-masalah seperti citra tubuh, kemandirian, dan perencanaan hidup. CBT membantu pasien mengembangkan strategi penanggulangan, serta mengelola pikiran dan emosi stres mereka.
3. Terapi Komitmen Penerimaan
Pasien yang berusia kurang dari 40 tahun lebih sering mengalami ketakutan akan kekambuhan dibandingkan pasien yang lebih tua. Mereka sering kali memiliki lebih banyak pencapaian yang ingin mereka lewati dan lebih banyak kehidupan yang harus mereka ganggu. Ini adalah jenis intervensi baru yang mengajarkan perhatian dan konsistensi dengan nilai-nilai pribadi.
4. Terapi yang Berpusat pada Makna
Psikoterapi yang berpusat pada makna telah dikembangkan oleh psikiater William Breitbart, MD, di Memorial Sloan-Kettering Cancer Institute di New York. Terapi ini berfokus pada penguatan kesadaran pasien akan tujuan dan makna serta telah terbukti mengurangi tekanan spiritual dan psikologis.
Dalam sebuah penelitian di Jurnal Onkologi Remaja dan Dewasa Mudapasien berusia antara 17 dan 36 tahun berpartisipasi dalam program 10 minggu di mana mereka memposting foto di media sosial dengan pemikiran terkait tentang “Bagaimana kanker mengubah siapa saya.” Pasien-pasien muda ini memiliki gejala depresi yang jauh lebih sedikit dan kualitas hidup yang lebih baik.
5. Perhatian
Para peneliti di UCLA menemukan bahwa kelompok mindfulness selama enam minggu mengurangi ketidaknyamanan fisik dan emosional. Pasien mereka mengalami lebih sedikit gejala depresi dan stres. Ada perubahan positif dalam sistem kekebalan tubuh dan perasaan kesejahteraan subyektif mereka.