Studi baru menunjukkan hasil yang menjanjikan dari fitoena dalam memperpanjang umur, melawan penyakit Alzheimer
SEVILLE, Spanyol — Dalam pencarian sumber awet muda, para ilmuwan mungkin menemukan sekutu tak terduga: senyawa tidak berwarna yang ditemukan dalam mikroalga. Sebuah studi baru mengungkapkan bahwa fitoena, pendahulu karotenoid yang lebih terkenal seperti likopen, memiliki sifat anti penuaan yang luar biasa.
Penelitian yang dilakukan oleh tim ilmuwan dari Universitas Seville dan Universitas Kent ini menggunakan cacing kecil yang disebut C. elegans sebagai organisme model untuk menyelidiki efek fitoena terhadap penuaan dan penyakit terkait usia. Temuan mereka, dipublikasikan di jurnal Antioksidanmenunjukkan bahwa senyawa yang sering diabaikan ini mungkin merupakan alat yang ampuh dalam meningkatkan umur panjang dan melindungi terhadap stres oksidatif dan kondisi neurodegeneratif seperti penyakit Alzheimer.
Fitoena adalah karotenoid, bagian dari keluarga pigmen yang memberi warna cerah pada banyak buah dan sayuran. Berbeda dengan kerabatnya yang lebih terkenal seperti beta-karoten atau likopen, fitoena tidak berwarna dan sebagian besar telah diabaikan dalam penelitian kesehatan. Namun, penelitian ini menunjukkan bahwa mungkin sudah saatnya fitoena menjadi sorotan.
Para peneliti mengekstraksi senyawa kaya fitoena dari dua spesies mikroalga: Klorella sorokiniana Dan Dunaliella bardawil. Organisme akuatik kecil ini dikenal karena kemampuannya menghasilkan berbagai karotenoid dalam jumlah tinggi, termasuk fitoena. Tim kemudian menguji ekstrak ini, bersama dengan fitoena murni C. elegans cacing untuk melihat bagaimana pengaruhnya terhadap berbagai penanda kesehatan dan penuaan.
Hasilnya sangat mengesankan. Cacing yang diobati dengan ekstrak fitoena atau kaya fitoena menunjukkan peningkatan resistensi terhadap stres oksidatif, hidup lebih lama bila terkena senyawa beracun yang disebut juglone. Hal ini menunjukkan bahwa fitoena bertindak sebagai antioksidan kuat, melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas berbahaya.
Namun, manfaatnya tidak berhenti sampai disitu saja. Para peneliti juga menguji efek fitoena pada model cacing penyakit Alzheimer. Cacing yang dimodifikasi secara genetik ini menghasilkan protein beracun yang disebut amyloid-beta, serupa dengan yang ditemukan pada otak pasien Alzheimer. Hebatnya, ekstrak fitoena dan mikroalga mengurangi kelumpuhan yang disebabkan oleh protein ini sebesar 30-40%, yang menunjukkan potensi efek perlindungan terhadap penyakit neurodegeneratif.
Mungkin yang paling menarik dari semuanya, penelitian ini menemukan bahwa ekstrak kaya fitoena dan fitoena memperpanjang umur C. elegans sebesar 10-18,6%. Meskipun penting untuk dicatat bahwa hasil pada cacing tidak selalu berdampak langsung pada manusia, temuan ini membuka kemungkinan menarik untuk penelitian anti-penuaan di masa depan.
Apa yang membuat fitoena begitu istimewa?
Para peneliti percaya sifat antioksidan memainkan peran penting. Dengan menetralisir radikal bebas berbahaya, fitoena dapat membantu mencegah kerusakan sel yang berkontribusi terhadap penuaan dan penyakit. Selain itu, senyawa tersebut mungkin mengaktifkan jalur seluler tertentu yang mendorong umur panjang, meskipun diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami sepenuhnya mekanisme ini.
Studi ini juga menyoroti potensi mikroalga sebagai sumber senyawa pendukung kesehatan yang berkelanjutan. Berbeda dengan tanaman tradisional, mikroalga dapat ditanam dengan cepat dan efisien tanpa memerlukan lahan atau air dalam jumlah besar. Hal ini menjadikannya pilihan yang menarik untuk memproduksi makanan fungsional atau suplemen yang dapat membantu mendorong penuaan yang sehat pada populasi kita yang semakin lanjut usia.
Meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan sebelum kita mulai melihat suplemen fitoena di rak-rak toko, penelitian ini memberikan bukti kuat bahwa senyawa yang diabaikan ini perlu mendapat perhatian lebih lanjut.
“Ini adalah hasil awal yang sangat menarik,” kata rekan penulis studi Dr. Paula Mapelli Brahm dalam sebuah pernyataan. “Kami sedang mencari pendanaan untuk melanjutkan penelitian ini dan mencari tahu mekanisme apa yang menyebabkan efek ini terjadi.”
Ringkasan Makalah
Metodologi
Para peneliti menggunakan berbagai teknik untuk mempelajari efek fitoena. Mereka menumbuhkan dua spesies mikroalga dan menggunakan bahan kimia khusus untuk membuatnya menghasilkan lebih banyak fitoena. Kemudian, mereka mengekstraksi fitoena menggunakan pelarut hijau dan gelombang suara. Untuk menguji efeknya, mereka menggunakan cacing kecil yang disebut C. elegans, yang sering digunakan dalam penelitian penuaan karena mereka cepat menua dan memiliki banyak kesamaan genetik dengan manusia.
Cacing tersebut diberi makan bakteri yang mengandung ekstrak fitoena atau fitoena murni. Para peneliti kemudian melakukan beberapa tes, termasuk memaparkan cacing tersebut ke zat beracun untuk mengukur ketahanan terhadap stres, menggunakan cacing yang dimodifikasi secara genetik untuk mempelajari gejala mirip Alzheimer, dan melacak berapa lama cacing tersebut hidup dalam kondisi berbeda.
Hasil Utama
Studi tersebut menemukan bahwa ekstrak kaya fitoena dan fitoena memiliki beberapa efek positif terhadap cacing. Ketika terkena zat beracun yang disebut juglone, cacing yang diobati dengan fitoena hidup 39-53% lebih lama dibandingkan cacing yang tidak diobati, sehingga menunjukkan peningkatan ketahanan terhadap stres. Dalam model Alzheimer, fitoena mengurangi kelumpuhan yang disebabkan oleh protein beracun sebesar 30-40%. Yang paling penting, cacing yang diobati dengan fitoena atau ekstraknya dapat hidup 10-18,6% lebih lama dibandingkan cacing yang tidak diobati, hal ini menunjukkan adanya dampak yang signifikan terhadap umur.
Keterbatasan Studi
Penelitian dilakukan pada cacing C. elegans, yang meskipun berguna untuk penelitian penuaan, namun sangat berbeda dengan manusia. Hasil pada cacing tidak selalu diterjemahkan langsung ke biologi manusia. Selain itu, konsentrasi fitoena yang digunakan dalam penelitian ini mungkin tidak mudah dicapai melalui pola makan manusia saja. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah efek serupa akan terlihat pada organisme yang lebih kompleks dan untuk memahami dosis optimal dan metode pemberian untuk aplikasi potensial pada manusia.
Diskusi & Kesimpulan
Para peneliti berpendapat bahwa efek fitoena kemungkinan besar disebabkan oleh sifat antioksidannya dan potensi aktivasi jalur seluler yang meningkatkan umur panjang. Mereka mencatat bahwa meskipun karotenoid lain telah dipelajari lebih luas, fitoena mungkin sama pentingnya bagi kesehatan. Studi ini juga menyoroti potensi mikroalga sebagai sumber senyawa pendukung kesehatan yang berkelanjutan.
Para penulis menyarankan bahwa ekstrak mikroalga yang kaya fitoena dapat digunakan untuk mengembangkan makanan fungsional atau suplemen untuk mendorong penuaan yang sehat. Namun, mereka menekankan perlunya penelitian lebih lanjut untuk memahami sepenuhnya mekanisme kerja fitoena dan untuk mengeksplorasi dampaknya pada organisme yang lebih kompleks.
Pendanaan & Pengungkapan
Studi ini didanai oleh hibah dari Kementerian Sains dan Inovasi Spanyol, Dana Pembangunan Regional Eropa, dan Dewan Penelitian Ilmu Bioteknologi dan Biologi Inggris. Beberapa penulis didukung oleh beasiswa pascadoktoral dan hibah dari berbagai institusi Spanyol. Salah satu penulis mengungkapkan bahwa mereka melakukan pekerjaan konsultasi untuk berbagai perusahaan, sedangkan penulis lainnya menyatakan tidak ada konflik kepentingan.