PERTH, Australia — Rahasia Stonehenge terus terungkap saat para peneliti mengumumkan penemuan mengejutkan tentang Batu Altar di bagian tengah monumen tersebut. Menurut sebuah studi baru, raksasa seberat enam ton ini tidak berasal dari tambang di dekatnya seperti yang diperkirakan sebelumnya, tetapi dari pesisir timur laut Skotlandia yang jauh, yang menantang persepsi kita tentang kemampuan Neolitik dan jaringan perdagangan.
Diterbitkan di Alampenelitian ini tidak hanya memecahkan misteri arkeologi yang sudah lama ada tetapi juga memberikan bukti kuat tentang jaringan perdagangan yang luas dan kemampuan teknik yang canggih di Inggris prasejarah.
Batu Altar, sebuah blok batu pasir besar, telah lama membingungkan para arkeolog karena komposisinya yang unik di antara batu-batu Stonehenge lainnya. Sementara teori-teori sebelumnya menyatakan bahwa batu itu mungkin berasal dari Wales atau Inggris barat daya, penelitian baru ini secara definitif menunjuk ke Cekungan Orcadian di Skotlandia, sekitar 750 kilometer (466 mil) jauhnya, sebagai sumbernya.
Dipimpin oleh Anthony JI Clarke dari Curtin University di Australia, tim ahli geologi dan arkeolog internasional menggunakan teknik analisis mutakhir untuk memeriksa butiran mineral mikroskopis di dalam Altar Stone. Dengan menganalisis usia dan komposisi kimia mineral zirkon, apatit, dan rutil, para peneliti mampu menciptakan “sidik jari” yang jelas tentang asal usul batu tersebut.
Temuan tim tersebut mengungkap bahwa komposisi mineral Batu Altar sangat mirip dengan batu pasir dari Cekungan Orcadia, sebuah formasi geologi di timur laut Skotlandia yang meliputi Kepulauan Orkney. Penemuan ini menunjukkan bahwa manusia Neolitikum mengangkut batu besar ini melalui jarak yang sangat jauh, kemungkinan besar menggunakan kombinasi jalur darat dan laut.
Prestasi transportasi ini sangat mengesankan mengingat keterbatasan teknologi pada masa itu. Para peneliti mengusulkan bahwa batu tersebut kemungkinan besar dipindahkan oleh air, memanfaatkan sungai dan rute pesisir untuk menjelajahi medan yang menantang antara Skotlandia dan Inggris selatan. Teori ini sejalan dengan bukti lain tentang perdagangan maritim yang ekstensif selama periode Neolitikum, termasuk pergerakan ternak dan peralatan batu melintasi jarak yang jauh.
Temuan penelitian ini memiliki implikasi signifikan bagi pemahaman kita tentang masyarakat Neolitik di Inggris. Temuan ini menunjukkan tingkat organisasi sosial dan kerja sama jarak jauh yang sebelumnya diremehkan oleh para arkeolog. Kemampuan mengangkut batu sebesar itu sejauh ratusan kilometer menunjukkan perencanaan yang canggih, keterampilan teknik, dan motivasi budaya atau agama bersama yang mencakup sebagian besar wilayah Inggris.
Lebih jauh, penelitian ini menantang asumsi sebelumnya tentang sumber berbagai batu Stonehenge. Meskipun diketahui bahwa beberapa “batu biru” yang lebih kecil berasal dari Wales, asal-usul Batu Altar dari Skotlandia menambah dimensi baru pada sejarah kompleks monumen tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa para pembangun Stonehenge memanfaatkan sumber daya dari seluruh Inggris, mungkin secara simbolis menyatukan berbagai wilayah dalam pembangunan monumen ikonik ini.
Penemuan ini juga mengungkap jaringan perdagangan luas yang ada di Inggris pada masa Neolitikum. Penemuan ini memberikan bukti nyata adanya hubungan antara komunitas yang berjauhan, yang menunjukkan adanya tingkat pertukaran budaya dan pengetahuan bersama yang jauh melampaui wilayah lokal. Keterkaitan ini mungkin telah memainkan peran penting dalam penyebaran ide, teknologi, dan praktik keagamaan di seluruh Inggris kuno.
Pengangkutan Batu Altar dari Skotlandia ke Dataran Salisbury bukan hanya merupakan prestasi teknik, tetapi juga bukti visi bersama dan kerja sama masyarakat Neolitik di seluruh Inggris. Pengangkutan ini mengajak kita untuk mempertimbangkan kembali kemampuan masyarakat prasejarah dan jaringan sosial kompleks yang mungkin telah mendukung konstruksi monumental seperti Stonehenge.
Ringkasan Makalah
Metodologi
Para peneliti menganalisis irisan tipis Batu Altar menggunakan teknik yang disebut spektrometri massa plasma induksi ablasi laser (LA-ICP-MS). Metode ini melibatkan penggunaan laser untuk menguapkan sejumlah kecil material dari mineral tertentu di dalam batu. Material yang menguap kemudian dianalisis untuk menentukan komposisi kimianya dan usia mineral. Dengan membandingkan hasilnya dengan formasi geologi yang diketahui, tim tersebut dapat menentukan kemungkinan asal batu tersebut.
Hasil Utama
Analisis tersebut mengungkap bahwa Batu Altar mengandung mineral dengan tanda-tanda usia yang sesuai dengan yang ditemukan di Cekungan Orcadian di timur laut Skotlandia. Secara khusus, tim menemukan butiran zirkon yang berusia antara 498 hingga 2.812 juta tahun, dengan gugusan signifikan berusia sekitar 1.047 dan 1.091 juta tahun. Mereka juga mengidentifikasi butiran apatit dan rutil dengan usia sekitar 460-470 juta tahun, yang sangat sesuai dengan peristiwa geologi yang diketahui di Dataran Tinggi Skotlandia.
Keterbatasan Studi
Penelitian ini dibatasi oleh sedikitnya jumlah sampel yang tersedia dari Batu Altar, karena merupakan artefak arkeologi yang dilindungi. Selain itu, meskipun kecocokan geologis dengan Cekungan Orcadian kuat, ada kemungkinan bahwa sumber lain yang saat ini tidak diketahui dapat memiliki tanda-tanda mineral yang serupa. Rute dan metode pengangkutan batu yang tepat masih bersifat spekulatif, berdasarkan bukti dan teori terbaik yang tersedia tentang kemampuan Neolitikum.
Diskusi & Kesimpulan
Penelitian ini memperluas pemahaman kita secara signifikan tentang perdagangan dan kemampuan transportasi Neolitikum. Penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat prasejarah di Inggris jauh lebih saling terhubung dan maju secara teknologi daripada yang diperkirakan sebelumnya. Temuan ini juga menimbulkan pertanyaan baru tentang signifikansi budaya dan agama Stonehenge, karena sumber batu yang diambil secara sengaja dari lokasi yang jauh menyiratkan serangkaian kepercayaan dan motivasi yang kompleks di balik pembangunan monumen tersebut.
Pendanaan & Pengungkapan
Penelitian ini didanai oleh Australian Research Council Discovery Project. Para peneliti menyatakan tidak ada konflik kepentingan. Materi sampel dipinjam dari Salisbury Museum dan Amgueddfa Cymru–Museum Wales dan diambil sampelnya dengan izin.