

(Foto oleh SB Arts Media di Shutterstock)
BARU YORK — Entah itu lubang kelinci di internet atau interaksi media sosial yang tak ada habisnya, sebuah jajak pendapat baru menemukan semakin banyak waktu yang Anda habiskan untuk terobsesi dengan apa yang terjadi di layar Anda, semakin buruk kesehatan mental Anda.
Menurut survei, rata-rata orang Amerika merasa kehilangan tiga hari per bulan saat mengonsumsi konten online. Jajak pendapat terhadap 2.000 orang Amerika mengungkapkan bahwa 36 hari dalam setahun kita terbuang sia-sia untuk menggulir, streaming, dan menonton konten sebanyak-banyaknya. Hal ini bahkan lebih buruk lagi bagi orang-orang muda. Generasi Z Amerika merasa mereka kehilangan hampir lima hari per bulan.
Studi komprehensif tentang tren konsumsi media yang dilakukan oleh Talker Research juga mengungkapkan bahwa konsumsi konten yang berlebihan dapat menimbulkan perasaan bersalah, dengan rata-rata responden mengalami tiga kali rasa bersalah setiap bulannya. Rata-rata, orang Amerika mengonsumsi sekitar enam jam konten per hari, dengan Gen Z Amerika mengonsumsi hampir tujuh jam.
Untuk memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia, data tersebut membagi responden berdasarkan laporan kesehatan mental mereka sendiri dan menemukan bahwa kesehatan mental yang buruk dan konsumsi media tampaknya memiliki hubungan yang tidak nyaman.
Mereka yang memiliki kesehatan mental “sangat buruk” kehilangan hampir enam hari per bulan untuk mengonsumsi konten, sementara 19% dari mereka yang mengatakan kesehatan mental mereka “sangat buruk” memperkirakan bahwa mereka kehilangan 15 hari atau lebih per bulan. Sebagai perbandingan, mereka yang memiliki kesehatan mental yang sangat baik dan baik mengalami kehilangan hari paling sedikit (2.7).
Hal ini juga selaras dengan perasaan bersalah. Mereka yang memiliki kesehatan mental “sangat buruk” paling sering merasa bersalah – kira-kira tujuh kali sebulan. Hampir setengah dari mereka yang disurvei (42%) mengakui bahwa mereka merasa “terlalu banyak” mengonsumsi media, dan 36% mengatakan suasana hati mereka “sering” dipengaruhi secara negatif oleh sesuatu yang mereka lihat di media sosial.
Generasi Z Amerika adalah kelompok yang paling mungkin merasa bahwa mereka terlalu banyak mengonsumsi media, dan 66% setuju dengan sentimen tersebut. Menariknya, mereka yang memiliki kesehatan mental “sangat buruk” juga ditemukan sebagai kelompok yang paling mungkin menggunakan TikTok secara rutin (38%) dan paling mungkin melaporkan bahwa mereka “sangat mungkin” menggunakan ponsel sambil menonton sesuatu di televisi (46% ).


Sham Singh, psikiater terlatih di Harbour UCLA di Winit Clinic, menawarkan tiga tip berguna untuk mengatur waktu layar guna mengurangi perasaan bersalah.
- Terapkan Zona “Bebas Teknologi”. “Menciptakan area khusus di mana teknologi dilarang di rumah Anda dapat berdampak signifikan pada kebiasaan sehari-hari Anda,” kata Singh dalam sebuah pernyataan. “Misalnya, dengan menjadikan kamar tidur Anda sebagai zona bebas teknologi, Anda meningkatkan kebersihan dan relaksasi tidur, bebas dari gangguan notifikasi dan layar. Demikian pula, membangun ruang makan bebas teknologi akan mendorong percakapan bermakna dan ikatan keluarga saat makan. Ruang yang disengaja ini mengurangi waktu pemakaian perangkat, mendorong interaksi yang lebih sehat, atau menikmati momen tenang.”
- Tetapkan Niat Tanpa Telepon: “Sebelum Anda mengambil ponsel Anda, saya menyarankan Anda meluangkan waktu sejenak untuk menetapkan tujuan yang jelas dalam menggunakannya,” kata Singh. “Tanyakan pada diri Anda apa yang perlu Anda capai—apakah itu memeriksa pesan, meneliti suatu topik, atau membalas email. Praktik ini mendorong pendekatan teknologi yang lebih hati-hati, sehingga membantu Anda menghindari jebakan pengguliran yang tidak ada gunanya. Memiliki tujuan yang jelas memungkinkan Anda tetap fokus pada tugas Anda dan meminimalkan kemungkinan teralihkan oleh media sosial atau gangguan lainnya.”
- Renungkan Konsumsi Konten: “Membuat jurnal pengalaman Anda dengan berbagai jenis konten bisa menjadi praktik yang mencerahkan,” saran Singh. “Setelah mengonsumsi media—baik media sosial, artikel berita, atau video—luangkan waktu sejenak untuk mencatat perasaan dan pikiran Anda. Apakah Anda merasa terinspirasi, terinformasi, atau terkuras? Refleksi ini membantu Anda membedakan konten mana yang memperkaya hidup Anda dan mana yang mungkin terasa membuang-buang waktu. Seiring berjalannya waktu, Anda akan mengembangkan gambaran yang lebih jelas tentang pola konsumsi media Anda, sehingga memungkinkan Anda membuat pilihan yang lebih tepat mengenai apa yang harus Anda lakukan di masa depan.”
Metodologi survei
Survei double-opt-in acak terhadap 2.000 perwakilan Amerika ini dilakukan oleh riset pasar Talker Research antara 24 Juli dan 1 Agustus 2024, yang anggota timnya adalah anggota Market Research Society (MRS) dan European Society for Opinion and Marketing Research. (ESOMAR).