

(© suriya – stock.adobe.com)
HOBART, Australia — Apakah Anda memiliki beberapa pon lemak ekstra di bagian tengah tubuh? Ternyata lemak perut yang berlebih mungkin tidak hanya membuat pakaian Anda lebih ketat – lemak perut dapat menyebabkan nyeri kronis di seluruh tubuh Anda. Sebuah studi baru telah menemukan hubungan yang mengejutkan antara lemak perut dan nyeri muskuloskeletal yang meluas, dengan implikasi pada cara kita memahami dan mengobati kondisi nyeri kronis.
Para peneliti dari University of Tasmania dan lembaga-lembaga lain menganalisis data dari lebih dari 32.000 peserta dalam studi Biobank Inggris untuk meneliti hubungan antara lemak perut dan nyeri kronis. Dengan menggunakan pencitraan MRI yang canggih, mereka dapat mengukur secara tepat dua jenis lemak perut yang berbeda – jaringan adiposa visceral (VAT) yang mengelilingi organ-organ internal, dan jaringan adiposa subkutan (SAT), yang terletak tepat di bawah kulit.
Hasilnya menunjukkan hubungan dosis-respons yang jelas – semakin banyak lemak perut yang dimiliki seseorang, semakin besar kemungkinan mereka mengalami nyeri kronis di beberapa area tubuh. Hal ini berlaku untuk lemak visceral dan subkutan. Peserta dengan kadar lemak perut yang lebih tinggi memiliki peluang lebih besar untuk melaporkan nyeri kronis secara keseluruhan dan lebih mungkin mengalami nyeri di beberapa tempat seperti leher, punggung, pinggul, dan lutut.
Menariknya, hubungan antara lemak dan rasa sakit tampak lebih kuat pada wanita dibandingkan dengan pria. Wanita cenderung memiliki lebih banyak lemak subkutan dan lebih sedikit lemak visceral daripada pria, tetapi menunjukkan peningkatan risiko rasa sakit yang lebih besar seiring bertambahnya lemak perut. Para peneliti berpendapat hal ini dapat disebabkan oleh perbedaan dalam cara lemak didistribusikan dan berfungsi pada tubuh pria dan wanita.

Jadi, mengapa lemak perut dapat menyebabkan nyeri yang meluas? Penulis studi mengusulkan beberapa mekanisme potensial. Jaringan lemak berlebih menghasilkan senyawa inflamasi yang dapat membuat saraf sensitif dan memperkuat sinyal nyeri di seluruh tubuh. Lemak juga dapat meningkatkan tekanan mekanis pada sendi dan jaringan. Selain itu, lemak visceral, khususnya, aktif secara metabolik dan terkait dengan berbagai masalah kesehatan yang dapat memperparah nyeri.
Penelitian ini, yang diterbitkan dalam jurnal Anestesi Regional dan Pengobatan Nyerimenantang pandangan tradisional bahwa obesitas terutama memengaruhi nyeri sendi melalui peningkatan beban. Sebaliknya, hal itu menunjukkan bahwa jaringan lemak sendiri dapat memicu peradangan dan kepekaan nyeri yang meluas. Hal ini dapat membantu menjelaskan mengapa kondisi seperti fibromyalgia yang melibatkan nyeri di seluruh tubuh lebih umum terjadi pada orang dengan obesitas.
Temuan ini memiliki implikasi penting untuk pencegahan dan pengobatan nyeri kronis. Menjaga berat badan yang sehat dan mengurangi lemak perut melalui diet dan olahraga dapat membantu mengurangi risiko nyeri. Bagi mereka yang sudah mengalami nyeri kronis, intervensi penurunan berat badan yang menargetkan lemak perut berpotensi memberikan kelegaan. Perbedaan jenis kelamin yang terungkap juga menyoroti perlunya pendekatan yang disesuaikan untuk pria dan wanita.
Tentu saja, diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami sepenuhnya hubungan kompleks antara komposisi tubuh dan nyeri. Namun, penelitian ini membuka jalan baru yang menarik untuk menyelidiki akar penyebab nyeri kronis dan mengembangkan pengobatan yang lebih efektif. Jadi, lain kali dokter Anda menyarankan untuk menghilangkan lemak perut, ingatlah – tindakan ini mungkin lebih dari sekadar memperbaiki penampilan Anda. Tindakan ini bisa menjadi kunci untuk hidup dengan nyeri yang lebih sedikit.
Ringkasan Makalah
Metodologi
Studi ini menggunakan data dari UK Biobank, sebuah proyek penelitian kesehatan berskala besar yang diikuti oleh lebih dari 500.000 partisipan. Sebanyak lebih dari 32.000 orang menjalani pemindaian MRI terperinci untuk mengukur lemak perut mereka secara tepat. Para peneliti mengamati dua jenis lemak, yaitu jaringan adiposa visceral (VAT) yang mengelilingi organ dan jaringan adiposa subkutan (SAT) di bawah kulit.
Peserta juga mengisi kuesioner tentang nyeri kronis di berbagai bagian tubuh. Para peneliti kemudian menggunakan model statistik untuk menganalisis hubungan antara jumlah lemak perut dengan keberadaan dan jumlah lokasi nyeri kronis, dengan memperhitungkan faktor-faktor seperti usia, kebiasaan gaya hidup, dan kondisi kesehatan lainnya.
Hasil Utama
Studi tersebut menemukan bahwa kadar VAT dan SAT yang lebih tinggi dikaitkan dengan kemungkinan yang lebih besar untuk melaporkan nyeri kronis dan merasakan nyeri di beberapa bagian tubuh. Misalnya, pada wanita, setiap peningkatan deviasi standar VAT dikaitkan dengan kemungkinan 2,04 kali lebih tinggi untuk merasakan lebih banyak bagian nyeri kronis. Rasio VAT terhadap SAT juga dikaitkan dengan peningkatan nyeri. Hubungan ini menunjukkan pola dosis-respons – lebih banyak lemak berkorelasi dengan lebih banyak bagian nyeri. Hubungan tersebut secara umum lebih kuat pada wanita dibandingkan dengan pria.
Keterbatasan Studi
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Penelitian ini mengandalkan data nyeri yang dilaporkan sendiri, yang bisa jadi subjektif. Pemindaian MRI hanya dilakukan pada dua titik waktu, sehingga membatasi kemampuan untuk melacak perubahan dari waktu ke waktu. Populasi penelitian sebagian besar berkulit putih, sehingga berpotensi membatasi generalisasi ke kelompok etnis lain. Selain itu, meskipun penelitian ini menemukan hubungan antara lemak dan nyeri, penelitian ini tidak dapat membuktikan bahwa lemak secara langsung menyebabkan nyeri – faktor lain mungkin terlibat.
Diskusi & Kesimpulan
Penelitian ini menunjukkan bahwa kelebihan lemak perut mungkin berperan dalam perkembangan nyeri kronis yang meluas, selain sekadar tekanan mekanis pada sendi. Temuan ini menyoroti potensi pentingnya distribusi lemak, bukan hanya berat keseluruhan, dalam kondisi nyeri. Hubungan yang lebih kuat pada wanita menunjukkan kemungkinan perbedaan jenis kelamin dalam bagaimana lemak memengaruhi nyeri.
Penulis studi mengusulkan bahwa jaringan lemak dapat menyebabkan nyeri melalui proses inflamasi dan efek metabolik. Hasil ini membuka jalan baru untuk penelitian dan pengobatan nyeri, yang menunjukkan bahwa intervensi penurunan berat badan yang ditargetkan berpotensi membantu mengelola nyeri kronis.
Pendanaan & Pengungkapan
Studi ini didukung oleh hibah dari Australian National Health and Medical Research Council. Para peneliti menggunakan data dari UK Biobank, yang merupakan basis data biomedis dan sumber daya penelitian berskala besar. Para penulis menyatakan tidak ada konflik kepentingan yang terkait dengan penelitian ini.