

Foto oleh Darkmoon_Art dari Pixabay
LAFAYETTE BARAT, Ind. — Dalam perdebatan lama antara kucing dan anjing, kucing mendapat nilai satu. Sebuah penelitian baru-baru ini menemukan bahwa kucing lebih suka mengambil sesuatu daripada yang pernah kita bayangkan, sehingga mempersempit kesenjangan antara kedua hewan peliharaan kesayangan ini dalam hal permainan interaktif.
Dipimpin oleh para peneliti dari Universitas Purdue dan Universitas Pennsylvania, penelitian ini menganalisis data dari lebih dari 80.000 pemilik hewan peliharaan untuk mengungkap rahasia perilaku mengambil barang. Hasilnya? Sebanyak 40,9% kucing dilaporkan bermain mengambil barang dengan pemiliknya, angka yang jauh lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya. Sementara itu, 77,8% anjing menunjukkan perilaku mengambil barang, yang menegaskan keyakinan kita yang sudah lama ada tentang keceriaan anjing.
Apa sebenarnya yang dianggap sebagai pengambilan?
Dalam penelitian ini, para peneliti mendefinisikannya sebagai mengambil benda atau mainan yang dilempar. Bagi kucing, ini sering kali melibatkan membawa benda atau mainan kecil di mulutnya dan membawanya ke pemiliknya. Di sisi lain, anjing lebih cenderung mengejar tongkat, bola, atau benda lain yang dilempar oleh teman manusianya.
Temuan penelitian ini, yang diterbitkan dalam jurnal PLOS SATUmenantang stereotip bahwa kucing bersikap acuh tak acuh atau tidak tertarik dalam permainan interaktif dengan pemiliknya. Faktanya, hampir 40% kucing dilaporkan memulai permainan dengan membawa mainan kepada manusia. Hal ini menunjukkan bahwa banyak kucing tidak hanya mampu mengambil sesuatu tetapi secara aktif mencari bentuk keterlibatan ini dengan pemiliknya.


Menariknya, penelitian ini mengungkap beberapa faktor mengejutkan yang memengaruhi perilaku mengambil benda pada kedua spesies. Misalnya, kucing dan anjing betina cenderung tidak mengambil benda dibandingkan dengan kucing jantan. Usia juga berperan, hewan peliharaan yang lebih tua dari kedua spesies menunjukkan kemungkinan yang lebih rendah untuk melakukan perilaku mengambil benda. Masalah kesehatan merupakan faktor lain yang mengurangi kemungkinan mengambil benda pada kucing dan anjing.
Studi ini juga mengungkap beberapa perbedaan khusus yang menarik pada ras tertentu. Di antara kucing, ras yang berasal dari Timur Jauh, seperti Siam, Burma, dan Tonkinese, lebih cenderung suka mengambil sesuatu. Untuk anjing, ras dari kelompok Retriever, UK Rural, Poodle, Pointer, dan Spaniel menunjukkan kecenderungan lebih tinggi untuk melakukan perilaku mengambil sesuatu.
Faktor lingkungan juga ikut berperan. Kucing yang hanya dikurung di dalam rumah cenderung lebih suka mengambil sesuatu, mungkin karena adanya kesempatan bermain interaktif dengan pemiliknya. Anehnya, baik kucing maupun anjing yang tinggal di rumah dengan anjing lain cenderung tidak suka mengambil sesuatu.


Para peneliti mengajukan beberapa hipotesis untuk menjelaskan mengapa kucing dan anjing menunjukkan perilaku mengambil benda, meskipun sejarah evolusi mereka berbeda. Satu teori menyatakan bahwa mengambil benda adalah bentuk permainan objek yang mungkin berakar pada perilaku predator. Kemungkinan lain adalah bahwa mengambil benda telah dipilih secara tidak sengaja selama proses domestikasi atau perkembangan ras. Perilaku tersebut juga bisa menjadi jenis permainan sosial yang memperkuat ikatan antara hewan peliharaan dan pemiliknya.
Apa pun alasan yang mendasarinya, penelitian ini menyoroti perilaku hewan peliharaan kita yang kompleks dan terkadang tidak terduga. Penelitian ini juga menggarisbawahi pentingnya menyediakan kesempatan bermain interaktif dan pengayaan bagi kucing dan anjing, terlepas dari anggapan yang terbentuk sebelumnya tentang perilaku khusus spesies.
Dari kucing yang suka mengambil barang hingga anjing yang suka bersantai, penelitian ini menyoroti keragaman kepribadian hewan peliharaan yang mengagumkan. Ini adalah ajakan untuk menghargai kualitas unik setiap hewan dan untuk tidak pernah berhenti menjelajahi dunia perilaku hewan peliharaan yang menarik.
“Meskipun kucing dan anjing sangat berbeda dalam banyak aspek perilaku mereka dan dalam bagaimana mereka akhirnya menjadi hewan peliharaan, kami merasa sangat menarik bahwa banyak dari mereka memiliki perilaku yang sangat menarik ini,” para peneliti menyimpulkan dalam rilis media.
Ringkasan Makalah
Metodologi
Para peneliti menggunakan data dari dua survei daring: Feline Behavioral Assessment and Research Questionnaire (Fe-BARQ) untuk kucing dan Canine Behavioral Assessment and Research Questionnaire (C-BARQ) untuk anjing. Survei ini meminta pemilik hewan peliharaan untuk menilai frekuensi berbagai perilaku pada hewan peliharaan mereka, termasuk mengambil sesuatu. Studi ini menganalisis respons dari 8.224 pemilik kucing dan 73.724 pemilik anjing. Para peneliti kemudian menggunakan metode statistik untuk memeriksa faktor-faktor mana (seperti usia, jenis kelamin, ras, dan kondisi kehidupan) yang dikaitkan dengan perilaku mengambil sesuatu pada kedua spesies.
Hasil Utama
Studi tersebut menemukan bahwa 40,9% kucing dan 77,8% anjing terlibat dalam perilaku mengambil barang. Faktor-faktor yang menurunkan kemungkinan mengambil barang pada kedua spesies tersebut termasuk jenis kelamin betina, usia lanjut, memiliki masalah kesehatan, dan tinggal dengan anjing lain. Bagi kucing, tinggal di dalam rumah meningkatkan kemungkinan mengambil barang. Jenis tertentu pada kedua spesies tersebut lebih mungkin mengambil barang daripada yang lain. Perilaku tersebut juga berkorelasi dengan aktivitas bermain lainnya dan, pada anjing, dengan kemampuan dilatih secara keseluruhan.
Keterbatasan Studi
Studi ini mengandalkan data yang dilaporkan sendiri oleh pemilik hewan peliharaan, yang mungkin tidak selalu akurat. Sampel dipilih sendiri, yang berpotensi membuat hasil bias terhadap pemilik yang lebih tertarik pada perilaku hewan peliharaan mereka. Survei yang digunakan untuk kucing dan anjing tidak identik, sehingga membatasi perbandingan langsung antara spesies. Selain itu, studi ini tidak membedakan antara perilaku mengambil yang dilatih dan spontan, yang dapat memengaruhi hasil.
Diskusi & Kesimpulan
Para peneliti mengajukan beberapa hipotesis untuk menjelaskan perilaku mengambil benda pada kucing dan anjing, termasuk hubungannya dengan permainan objek, perilaku predator, permainan sosial, dan kemungkinan seleksi selama domestikasi. Tingginya prevalensi mengambil benda pada kucing menantang asumsi tentang perilaku kucing dan menunjukkan bahwa banyak kucing mungkin lebih interaktif secara sosial daripada yang diperkirakan sebelumnya. Perbedaan ras yang diamati pada kedua spesies menimbulkan pertanyaan tentang dasar genetik perilaku mengambil benda dan kemungkinan hubungannya dengan peran kerja historis ras tertentu.
Pendanaan & Pengungkapan
Penulis studi menyatakan bahwa mereka tidak menerima pendanaan khusus untuk pekerjaan ini dan tidak memiliki kepentingan yang saling bertentangan untuk diungkapkan. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian tersebut dilakukan secara independen dan tanpa pengaruh finansial eksternal, sehingga memberikan kredibilitas pada temuannya.