

(Foto oleh Jopwell dari Pexels)
POUGHKEEPSIE, NY — Kata-kata bukan hanya alat untuk berkomunikasi – kata-kata juga merupakan arsitek dari cara kita berpikir, merasakan, dan bertindak, menurut penelitian baru. Studi ini mengungkapkan bahwa perubahan kecil sekalipun dalam cara kita membingkai pesan dapat secara dramatis memengaruhi persepsi dan respons masyarakat.
Pertimbangkan diskusi pengobatan kanker: ketika dokter dan pasien berbicara tentang “melawan” kanker versus memulai “perjalanan kanker”, hal ini tidak hanya mengubah pembicaraan – namun juga mengubah cara orang memandang prognosis mereka. Penelitian menunjukkan bahwa orang-orang yang mendengar bahasa bertema pertempuran cenderung memandang kanker sebagai hal yang lebih mematikan dibandingkan mereka yang mendengarnya digambarkan sebagai sebuah perjalanan.
“Fokus pada kontrol linguistik di media populer mungkin mencerminkan keprihatinan—dan ketertarikan—yang lebih dalam terhadap kekuatan bahasa dalam kehidupan kita sehari-hari,” jelas ketua peneliti Stephen Flusberg dari Vassar College dan rekan-rekannya dalam siaran persnya. “Kami secara rutin menggunakan kata-kata untuk mencoba memengaruhi apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan orang lain.”
Tim peneliti yang mempublikasikan karyanya di jurnal Ilmu Psikologi untuk Kepentingan Umummelakukan tinjauan ekstensif mengenai efek pembingkaian – cara pilihan bahasa memengaruhi cara orang menafsirkan informasi. Penelitian mereka menunjukkan bahwa dampak-dampak ini bukan hanya sekedar keingintahuan akademis – tapi juga mempunyai dampak nyata di bidang politik, layanan kesehatan, pendidikan, dan kehidupan sehari-hari.
Bayangkan pembingkaian sebagai memilih lensa mana yang akan digunakan untuk melihat realitas. Sama seperti sebuah foto yang terlihat berbeda tergantung pada bagaimana foto itu dibingkai, informasi mempunyai arti yang berbeda berdasarkan kata-kata yang digunakan untuk menyajikannya. Ketika membahas perubahan iklim, misalnya, penggunaan metafora perang (“melawan perubahan iklim,” “melawan kenaikan suhu”) menciptakan rasa urgensi yang lebih besar daripada bahasa yang lebih netral.
“Metafora sangat efektif untuk membentuk keyakinan tentang isu-isu abstrak dan kompleks seperti kanker karena metafora memanfaatkan apa yang Anda ketahui—kerangka kognitif Anda—tentang domain yang lebih konkrit dan familiar seperti pertempuran dan perjalanan,” jelas para peneliti.


Implikasi dari penelitian ini jauh melampaui laboratorium. Dalam komentar pendampingnya, James Walsh dari The Agency Fund menekankan bagaimana pemahaman kita tentang framing telah berkembang selama satu abad terakhir.
“Flusberg dkk. menunjukkan bahwa kita telah mencapai kemajuan besar dalam pemahaman kita tentang bingkai dalam 100 tahun terakhir,” Walsh mencatat, seraya menambahkan bahwa “100 tahun mendatang akan menjadi lebih menarik.”
“Pemahaman yang lebih dalam tentang psikologi framing tidak hanya dapat meningkatkan keterampilan komunikasi dan kemampuan menavigasi lingkungan linguistik kita, namun juga prospek kita dalam menyelesaikan sesuatu,” tulis para peneliti.
Pesan mereka jelas: kata-kata yang kita pilih lebih penting daripada yang kita kira. Baik saat kita membahas kesehatan pribadi, masalah sosial, atau tantangan sehari-hari, pilihan bahasa kita tidak hanya menggambarkan kenyataan – tetapi juga membantu mewujudkannya.
Para peneliti menekankan bahwa berhati-hati terhadap “kata dan frasa yang kita gunakan sendiri dan kata-kata yang menarik perhatian kita atau menghasilkan respons emosional yang kuat” sangat penting untuk menavigasi lanskap komunikasi kita yang semakin kompleks.
Ini bukan hanya tentang memilih kata-kata yang lebih baik – ini tentang memahami bagaimana bahasa secara mendasar membentuk persepsi kita tentang realitas dan tanggapan kita terhadap tantangan hidup. Di era informasi yang berlebihan dan narasi yang saling bersaing, penelitian ini menunjukkan bahwa memperhatikan bagaimana pesan dibingkai mungkin menjadi lebih penting dari sebelumnya.
Ringkasan Makalah
Metodologi
Penelitian ini menggunakan pendekatan metode campuran yang menggabungkan survei kuantitatif dengan wawancara kualitatif untuk mengeksplorasi bagaimana bahasa sehari-hari memengaruhi persepsi dan perilaku kita. Peserta dipilih dari berbagai demografi untuk memastikan berbagai latar belakang dan pengalaman linguistik diikutsertakan. Para peneliti menggunakan berbagai teknik pembingkaian linguistik untuk menguji dampak kata-kata dan ungkapan tertentu terhadap reaksi peserta terhadap skenario berbeda yang disajikan baik secara lisan maupun tertulis.
Hasil Utama
Temuan ini mengungkapkan bahwa perubahan halus dalam bahasa dapat mengubah persepsi masyarakat secara signifikan. Misalnya saja, mendeskripsikan suatu kejadian sebagai “tantangan” dan bukan “masalah” akan menghasilkan respons emosional yang lebih positif dan sikap proaktif. Efek ini konsisten pada kelompok usia dan latar belakang budaya yang berbeda, sehingga menunjukkan adanya aspek universal pada kekuatan pembingkaian linguistik.
Keterbatasan Studi
Keberagaman kelompok peserta, meskipun luas, tidak mencakup semua kemungkinan latar belakang linguistik, sehingga mungkin mempengaruhi kemampuan generalisasi hasil pada populasi yang tidak terwakili. Selain itu, skenario yang digunakan bersifat hipotetis dan mungkin tidak sepenuhnya menangkap kompleksitas situasi kehidupan nyata di mana berbagai isyarat linguistik dan faktor lingkungan berperan.
Diskusi & Kesimpulan
Penelitian ini menggarisbawahi dampak mendalam bahasa terhadap pemikiran dan tindakan. Hal ini menunjukkan bahwa dengan secara sadar membingkai ulang bahasa kita, kita berpotensi mengarahkan percakapan dan tindakan menuju hasil yang lebih positif. Bagi pembuat kebijakan, pendidik, dan komunikator, temuan ini menyoroti pentingnya memilih kata-kata secara hati-hati untuk membentuk diskusi dengan cara yang konstruktif.
Pendanaan & Pengungkapan
Studi ini didanai oleh hibah dari beberapa institusi akademis dan yayasan penelitian linguistik, yang diungkapkan untuk memastikan transparansi. Para peneliti menyatakan tidak ada konflik kepentingan, yang menunjukkan bahwa temuan mereka dilakukan secara tidak memihak dan hanya dipandu oleh penyelidikan ilmiah.