TEMPE, Arizona — Di kedalaman Samudra Atlantik yang luas dan misterius, sebuah kejahatan mengerikan telah terjadi. Korbannya: seekor hiu porbeagle yang sedang hamil, yang dulunya dianggap sebagai hiu paling atas di rantai makanan laut. Pelakunya: tidak diketahui, tetapi sebuah studi baru menunjukkan bahwa pembunuh hiu ini mungkin adalah anggota spesiesnya sendiri!
Thriller ilmiah ini, baru-baru ini diterbitkan dalam jurnal Batas-batas dalam Ilmu Kelautanmenandai penemuan yang sangat penting dalam dunia penelitian hiu. Untuk pertama kalinya, para ilmuwan telah mendokumentasikan bukti predator laut lain yang membunuh hiu porbeagle dewasa, sebuah temuan yang menggemparkan pemahaman kita tentang ekosistem laut dan membunyikan lonceng peringatan untuk konservasi spesies yang rentan ini.
“Ini adalah peristiwa pemangsaan hiu porbeagle pertama yang terdokumentasi di seluruh dunia,” kata penulis utama Dr. Brooke Anderson, mantan mahasiswa pascasarjana di Arizona State University, dalam rilis media. “Dalam satu peristiwa, populasi tidak hanya kehilangan seekor hiu betina yang dapat bereproduksi yang dapat berkontribusi pada pertumbuhan populasi, tetapi juga kehilangan semua bayinya yang sedang berkembang. Jika pemangsaan lebih meluas dari yang diperkirakan sebelumnya, mungkin ada dampak besar bagi populasi hiu porbeagle yang sudah menderita karena penangkapan ikan berlebihan di masa lalu.”
Hiu porbeagle, predator air dingin yang dikenal karena daya tahan dan kelincahannya, telah lama dianggap sebagai salah satu pemburu tangguh di lautan. Dengan panjang hingga 3,7 meter (12 kaki) dan berat hingga 230 kg (507 pon), hiu ini bukanlah ikan kecil. Namun, seperti yang terungkap dalam penelitian inovatif ini, bahkan predator puncak pun dapat menjadi mangsa pemburu yang lebih besar dan lebih rakus.
Kisah ini bermula di lepas pantai Cape Cod, Massachusetts, tempat para peneliti menandai hiu porbeagle betina yang sedang hamil dengan dua jenis penanda satelit: pemancar yang dipasang di sirip dan penanda pengarsipan satelit (PSAT) yang dapat dilepas. Perangkat berteknologi tinggi ini adalah kunci untuk mengungkap misteri yang akan terungkap.
Selama lima bulan, hiu yang diberi tanda itu berperilaku seperti biasa, menyelam antara 100-200 meter di malam hari dan 600-800 meter di siang hari. Pada tanggal 24 Maret 2021, sesuatu yang luar biasa terjadi. Data tanda itu menunjukkan perubahan pola suhu yang tiba-tiba dan dramatis, yang menunjukkan bahwa hiu itu kemungkinan telah ditelan oleh predator lain yang jauh lebih besar.
“Predasi salah satu porbeagle kami yang sedang hamil merupakan penemuan yang tidak terduga,” jelas Anderson. “Kami sering menganggap hiu besar sebagai predator puncak. Namun, dengan kemajuan teknologi, kami mulai menemukan bahwa interaksi dengan predator besar bisa jadi lebih rumit daripada yang diperkirakan sebelumnya.”
Identitas predator hiu porbeagle masih menjadi misteri, tetapi para peneliti telah mempersempitnya menjadi dua tersangka utama: hiu putih yang terkenal, yang dikenal karena ukurannya yang besar dan gigitannya yang kuat, dan hiu mako sirip pendek yang ramping dan lincah. Kedua spesies tersebut diketahui menghuni perairan dekat Bermuda, tempat pembunuhan hiu porbeagle ini kemungkinan terjadi.
Yang membuat penemuan ini sangat menarik adalah bahwa penemuan ini terjadi di zona mesopelagik, yang sering disebut sebagai “zona senja” lautan. Wilayah yang luas dan remang-remang ini berada di kedalaman antara 200 dan 1000 meter dan merupakan rumah bagi beragam kehidupan laut dan memainkan peran penting dalam jaring makanan dan siklus karbon lautan. Fakta bahwa predator besar tersebut secara aktif berburu di zona ini menyoroti pentingnya habitat air dalam ini dan perlunya konservasi.
Implikasi dari penelitian ini jauh melampaui satu peristiwa pemangsaan tunggal. Penelitian ini menimbulkan pertanyaan penting tentang tingkat kematian alami hiu porbeagle, yang saat ini terdaftar sebagai spesies yang terancam punah di Atlantik Barat Laut dan sangat terancam punah di Atlantik Timur Laut dan Mediterania dalam Daftar Merah Spesies yang Terancam IUCN. Jika pemangsaan pada hiu dewasa lebih umum daripada yang diperkirakan sebelumnya, hal itu dapat berdampak signifikan pada dinamika populasi dan upaya konservasi.
“Kita perlu terus mempelajari interaksi predator, untuk memperkirakan seberapa sering hiu besar saling memburu. Ini akan membantu kita mengungkap dampak berjenjang yang dapat ditimbulkan oleh interaksi ini pada ekosistem,” simpul Anderson.
Ringkasan Makalah
Metodologi
Untuk melacak pergerakan hiu porbeagle dan mengumpulkan data, para peneliti menggunakan dua jenis tag satelit:
- Pemancar satelit yang dipasang pada sirip: Label ini, yang dipasang pada sirip punggung hiu, mengirimkan data lokasi ke satelit saat hiu berada di dekat permukaan.
- Tag arsip satelit pop-off (PSAT): Tag ini merekam data kedalaman dan suhu setiap 20 detik selama setahun. Tag ini diprogram untuk melepaskan diri dari hiu, mengapung ke permukaan, dan mengirimkan datanya melalui satelit.
Hasil Utama
Hiu porbeagle yang ditandai itu menempuh jarak setidaknya 1.120 km dari lokasi penandaannya di lepas pantai Cape Cod ke perairan dekat Bermuda. Selama sekitar lima bulan, hiu itu menunjukkan perilaku menyelam yang normal. Kemudian, pada tanggal 24 Maret 2021, data penandaan menunjukkan peningkatan suhu secara tiba-tiba (sekitar 22°C) bahkan pada kedalaman 150-600 meter, yang menunjukkan hiu itu kemungkinan telah dimakan oleh predator yang lebih besar.
Keterbatasan Studi
Studi ini hanya melacak satu hiu, jadi tidak jelas seberapa umum kejadian pemangsaan ini. Lokasi dan waktu pasti kejadian pemangsaan ini tidak pasti karena adanya kesenjangan dalam pengiriman data. Identitas predator tersebut tidak dapat dipastikan, meskipun diduga itu adalah hiu putih.
Diskusi & Kesimpulan
Ini adalah bukti pertama yang terdokumentasikan tentang pemangsaan hiu porbeagle dewasa. Pemangsaan tersebut kemungkinan terjadi di perairan mesopelagik dekat Bermuda, yang menyoroti pentingnya area ini bagi predator laut besar.
Studi ini menunjukkan bahwa pemangsaan alami mungkin merupakan sumber kematian yang diremehkan bagi hiu porbeagle. Penelitian ini menekankan perlunya studi lebih lanjut tentang ekosistem laut dalam dan interaksi predator-mangsa di antara hiu besar. Temuan ini dapat memiliki implikasi signifikan bagi upaya konservasi hiu porbeagle dan estimasi populasi, terutama mengingat statusnya yang terancam punah dan siklus reproduksinya yang lambat.
Pendanaan & Pengungkapan
Penelitian ini sebagian didanai oleh American Elasmobranch Society Donald R. Nelson Award dan Arizona State University Graduate and Professional Student Association Graduate Research and Support Program. Animal Telemetry Network menyediakan waktu satelit untuk penanda tersebut. Para penulis menyatakan tidak ada konflik kepentingan.