NEW YORK — Apakah Anda merasa “tubuh pantai” Anda tidak dalam kondisi terbaiknya di tahun 2024? Anda tidak sendirian! Seiring dengan semakin panasnya musim panas, banyak anak muda Amerika yang mendapati diri mereka kurang fokus pada kegembiraan liburan mendatang dan lebih fokus pada penampilan mereka. Faktanya, lebih dari separuh Gen Z masih berusaha mempersiapkan tubuh mereka untuk “liburan” musim panas ini.
Survei baru yang dilakukan oleh Forbes Health mengungkap bahwa sebagian besar penduduk AS, khususnya generasi muda, merasa tertekan untuk menjadi bugar sebelum berangkat berlibur musim panas. Studi yang dilakukan OnePoll terhadap 2.000 orang dewasa AS ini juga menyoroti dampak luas media sosial, ekspektasi masyarakat, dan standar yang ditetapkan sendiri terhadap citra tubuh, khususnya menjelang liburan.
Temuan survei tersebut sangat mencolok: 51% warga Amerika Gen Z merasa perlu untuk menurunkan berat badan atau mengencangkan otot sebelum liburan, dengan media sosial sebagai pengaruh utamanya. Bahkan, 52% responden Gen Z menyebut media sosial sebagai sumber utama tekanan.
Dampak media sosial tidak terbatas pada Gen Z; 42% generasi milenial juga melaporkan perlunya kebugaran untuk liburan, dengan kekhawatiran serupa diungkapkan oleh 35% Gen X dan 23% generasi baby boomer.
“Standar kecantikan dan tubuh yang tidak realistis yang menyertai pesan-pesan beracun merajalela di musim panas,” kata Olivia Verhulst, seorang psikoterapis yang berbasis di New York dan anggota Dewan Penasihat Kesehatan Forbes, dalam sebuah pernyataan.
Sentimen ini diamini oleh Judy Ho, Ph.D., seorang ahli saraf klinis dan forensik, yang mencatat bahwa meskipun Gen Z mungkin lebih sadar akan pentingnya kesehatan mental yang positif, mereka masih berjuang dengan citra tubuh karena terus-menerus dibombardir dengan tubuh “sempurna” di media sosial.
Survei tersebut juga mengungkap perbedaan gender yang signifikan dalam hal perasaan orang terhadap tubuh mereka sebelum liburan. Wanita secara signifikan lebih mungkin merasakan tekanan untuk berpenampilan tertentu daripada pria, dengan 42% wanita melaporkan kekhawatiran ini dibandingkan dengan 31% pria. Tekanan ini tercermin dalam fakta bahwa 56% responden menghindari atau tidak ingin pergi berlibur karena tidak puas dengan penampilan mereka.
Meskipun ada tekanan yang meluas untuk menyesuaikan diri dengan standar tubuh tertentu, survei tersebut menemukan bahwa lebih dari separuh responden (51%) merasa agak atau sangat puas dengan citra tubuh mereka. Namun, korelasi antara ketidakpuasan dan kecemasan saat liburan jelas: 61% dari mereka yang sangat tidak puas dengan tubuh mereka melaporkan bahwa kenegatifan ini memengaruhi kemampuan mereka untuk menikmati liburan.
Menariknya, meski banyak warga Amerika merasa tertekan untuk menjaga kebugaran tubuh saat liburan, lebih sedikit yang mempertahankan rutinitas kebugaran mereka saat bepergian. Hanya 38% responden yang mengatakan mereka tetap menjalankan diet atau latihan fisik selama waktu libur, yang menunjukkan bahwa liburan dapat memberikan jeda dari stres akibat masalah citra tubuh.
Para ahli seperti Dr. Sabrina Romanoff menganjurkan pendekatan ini, dengan mencatat bahwa beristirahat dari rutinitas kebugaran dapat memberikan relaksasi mental dan fisik, membantu individu untuk pulang ke rumah dengan segar dan siap melanjutkan kebiasaan sehatnya.
“Cara paling efektif untuk mengubah pikiran Anda adalah dengan menyadari saat Anda terjebak dalam lingkaran pikiran yang jahat.” [and] “ganggu hal itu—entah dengan bangun dan mengubah lingkungan Anda, atau dengan mengubah topik pembicaraan—untuk akhirnya mengubah otak Anda agar memiliki hubungan yang berbeda dengan tubuh Anda,” kata Dr. Romanoff.
Jenis liburan juga berperan dalam seberapa besar tekanan yang dirasakan orang untuk menjadi bugar. Liburan di pantai diidentifikasi sebagai yang paling menegangkan, dengan 56% responden merasa perlu untuk tampil dengan cara tertentu saat bepergian bersama keluarga, 52% dengan teman, dan 43% dengan pasangan mereka. Sebaliknya, liburan di kota dan petualangan menimbulkan lebih sedikit tekanan, dengan lebih sedikit orang yang merasa perlu untuk menjadi bugar sebelum jenis perjalanan ini.
Survei ini menyoroti perjuangan berkelanjutan yang dihadapi banyak orang Amerika dengan citra tubuh, khususnya dalam konteks liburan. Untuk mengatasi tekanan ini, para ahli menyarankan untuk berfokus pada pembicaraan positif dengan diri sendiri dan mengalihkan penekanan dari penampilan ke pengalaman dan hubungan yang ditawarkan oleh liburan.
“Sulit untuk mempertahankan citra positif [ourselves] “Ketika kita membiarkan pembicaraan negatif pada diri sendiri merajalela,” kata Verhulst, menekankan pentingnya memperhatikan cara kita berbicara pada diri sendiri.
Bagi mereka yang ingin menikmati liburan tanpa dibebani masalah citra tubuh, Dr. Romanoff merekomendasikan untuk melakukan praktik mindfulness dan mengubah pola pikir negatif. Daripada terpaku pada penampilan saat mengenakan baju renang, ia menyarankan untuk fokus pada kegembiraan saat berada di pantai atau kesenangan saat menghabiskan waktu bersama orang-orang terkasih.
Kesimpulannya, meskipun tekanan untuk “siap berlibur” sangat terasa, terutama di kalangan generasi muda dan wanita, ada beberapa strategi untuk mengelola perasaan ini dan berfokus pada hal yang benar-benar penting selama liburan: relaksasi, kesenangan, dan menciptakan kenangan abadi.
Metodologi Survei
Survei daring terhadap 2.000 penduduk Amerika ini ditugaskan oleh Forbes Health dan dilakukan oleh perusahaan riset pasar OnePoll, sesuai dengan kode etik Market Research Society. Data dikumpulkan dari tanggal 22 hingga 25 April 2024. Margin kesalahan adalah +/- 2,2 poin dengan tingkat keyakinan 95 persen. Survei ini diawasi oleh tim peneliti OnePoll, yang merupakan anggota MRS dan memiliki keanggotaan korporat di American Association for Public Opinion Research (AAPOR).