WASHINGTON — “Ini soal ekonomi, bodoh” telah menjadi ungkapan yang digunakan dalam politik sejak tahun 1990an. Nah, jajak pendapat baru menunjukkan bahwa isu-isu yang sama kemungkinan besar akan membawa kemenangan telak bagi Donald Trump. Ketika utang rumah tangga menjadi kebutuhan bagi banyak orang dan menjadi beban bagi banyak orang, para peneliti menemukan bahwa hidup dalam kondisi merah mempengaruhi banyak hal, mulai dari kesehatan hingga keputusan memilih.
Survei WalletHub mengumpulkan wawasan dari sampel warga Amerika yang mewakili secara nasional dan menemukan bahwa hampir 58% responden mengakui bahwa mereka saat ini sedang berjuang dengan utang mereka. Separuh dari mereka mengkhawatirkan dampak utang mereka yang semakin besar terhadap anak-anak mereka.
Kesehatan, Stres, dan Hutang
Sejumlah besar masyarakat Amerika dalam jajak pendapat tersebut mengatakan utang mereka berdampak buruk pada kesehatan mereka. Faktanya, 48% menyatakan bahwa hutang dan tekanan keuangan mempengaruhi kesejahteraan mereka. Meskipun mengelola utang secara bertanggung jawab dapat memberikan manfaat, survei ini menyoroti bahwa hampir dua dari lima orang memperkirakan utang rumah tangga mereka akan meningkat pada tahun depan, sehingga menunjukkan bahwa kecemasan finansial mungkin akan semakin meningkat.
Krisis Kartu Kredit
Utang kartu kredit muncul sebagai jenis utang paling umum yang menjangkiti rumah tangga Amerika, dengan 51% responden mengatakan tagihan kartu kredit mereka yang tidak dapat dikelola adalah sumber utama permasalahan mereka. Diikuti oleh utang hipotek (18%) dan pinjaman mahasiswa (15%). Mengingat tingkat suku bunga kartu kredit seringkali lebih tinggi dibandingkan jenis utang lainnya, tidak mengherankan jika utang kartu kredit sangat membebani keuangan rumah tangga.
Apakah Utang Menentukan Pemilu 2024?
Meningkatnya utang tidak hanya memengaruhi keuangan pribadi, namun juga berdampak pada pengambilan keputusan politik. Hampir tiga dari lima orang Amerika mengatakan bahwa masalah utang pribadi mereka mempengaruhi suara mereka pada pemilu bulan November, yang menggarisbawahi peran keamanan finansial dalam membentuk opini publik. Pada saat yang sama, 50% responden menyatakan kekhawatirannya mengenai dampak utang terhadap anak-anak mereka, sehingga mengungkapkan kekhawatiran jangka panjang yang dapat memengaruhi pilihan keluarga berencana dan keuangan.
Prakiraan untuk Masa Depan
Terlepas dari siapa yang dipilih masyarakat Amerika, survei ini menunjukkan ekspektasi yang beragam mengenai tingkat utang di masa depan, dengan 37% mengantisipasi peningkatan utang rumah tangga pada tahun depan, sementara 39% kini memperkirakan utang mereka akan berkurang.
Mengingat hal tersebut, 58% masyarakat Amerika merasa bahwa keuangan rumah tangga mereka “tahan resesi,” yang menunjukkan perpaduan antara optimisme dan kehati-hatian. Namun dalam hal tabungan pensiun, survei menunjukkan bahwa lebih dari separuh (51%) melihat utang mereka sebagai potensi ancaman, yang menggambarkan dampak jangka panjang utang terhadap rencana masa depan mereka.
Apakah Ada Cahaya di Ujung Terowongan?
Meskipun ada kekhawatiran yang meluas, 79% responden merasa keuangan rumah tangga mereka “terkendali” saat ini. Optimisme ini dapat mencerminkan penganggaran pribadi yang efektif atau keyakinan terhadap kemampuan mereka mengelola utang secara bertanggung jawab. Meskipun demikian, dengan 42% melaporkan lebih banyak utang dibandingkan 12 bulan yang lalu, jelas bahwa meskipun sebagian warga Amerika mampu bertahan dengan baik, sebagian lainnya terus menghadapi perjuangan berat dengan utang.
Metodologi Survei
Survei WalletHub ini mencerminkan hasil survei online yang mewakili hampir 220 responden secara nasional. Setelah peneliti mengumpulkan semua tanggapan, mereka menormalkan data berdasarkan usia, jenis kelamin, dan pendapatan sehingga sampelnya mencerminkan demografi AS.