

(© sdecoret – stock.adobe.com
PROVIDENCE, RI — Mungkinkah rahasia umur panjang tersembunyi di sistem pencernaan kita? Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Brown University terhadap lalat buah menunjukkan bahwa hormon usus memainkan peran penting dalam proses penuaan, memberikan wawasan baru tentang bagaimana pola makan mempengaruhi umur panjang dan berpotensi membuka jalan bagi terapi anti-penuaan yang inovatif.
Studi yang dipublikasikan di Prosiding Akademi Ilmu Pengetahuan Nasionalberfokus pada hormon yang disebut Neuropeptida F (NPF) yang diproduksi di usus lalat buah. NPF adalah bagian dari keluarga hormon yang dikenal sebagai inkretin, yang terlibat dalam mengatur produksi insulin. Para peneliti menemukan bahwa dengan memanipulasi tingkat NPF dalam usus lalat, mereka dapat memperpanjang umur mereka secara signifikan. Pada manusia, hormon serupa yang disebut glukagon-like peptida-1 (GLP-1) memainkan peran serupa.
Tapi bagaimana hormon usus mempengaruhi penuaan? Jawabannya terletak pada rantai komunikasi yang kompleks antara usus, otak, dan organ lainnya. Saat lalat makan, terutama makanan kaya protein, sel-sel tertentu di ususnya melepaskan NPF ke dalam aliran darahnya. NPF ini kemudian berpindah ke otak, di mana ia merangsang produksi hormon mirip insulin. Hormon-hormon ini, pada gilirannya, memicu pelepasan hormon lain yang disebut hormon remaja dari organ kecil di dekat otak.
Hormon remaja berperan penting dalam mengatur berbagai aspek fisiologi serangga, termasuk penuaan. Dengan memanipulasi tingkat NPF, para peneliti secara tidak langsung dapat mengontrol jumlah hormon remaja dalam tubuh lalat. Tingkat hormon remaja yang lebih rendah dikaitkan dengan rentang hidup yang lebih panjang.
Menariknya, efek NPF terhadap umur hidup paling terasa ketika lalat diberi makanan tinggi protein. Ketika para peneliti mengurangi produksi NPF di usus, lalat yang diberi makanan kaya protein hidup jauh lebih lama dibandingkan lalat normal. Hal ini menunjukkan bahwa NPF mungkin menjadi bagian dari mekanisme yang menghubungkan asupan protein dengan penuaan.


Jadi, bagaimana kita bisa memanfaatkan temuan lalat buah untuk membantu manusia hidup lebih lama? Meskipun manusia tidak memiliki hormon remaja, namun kita memiliki hormon inkretin serupa seperti GLP-1 yang mengatur produksi insulin. Temuan penelitian ini mengisyaratkan kemungkinan bahwa memanipulasi hormon usus bisa menjadi cara untuk memperpanjang umur manusia atau mengurangi dampak negatif pola makan tertentu terhadap umur panjang.
Pertimbangkan lonjakan penggunaan agonis GLP-1 seperti Ozempic dan Wegovy baru-baru ini untuk mengobati diabetes dan obesitas. Obat ini meniru kerja GLP-1, merangsang produksi insulin dengan cara yang mirip dengan fungsi NPF pada lalat.
“Mengingat bagaimana obat peningkat insulin seperti agonis GLP-1 digunakan untuk mengobati diabetes dan obesitas, dan mengingat apa yang kami temukan tentang hubungan antara insulin dan penuaan pada lalat, mungkin inilah saatnya untuk mempertimbangkan bagaimana hal tersebut dapat berdampak pada penuaan manusia. kata Marc Tatar, profesor biologi di Brown University dan salah satu penulis penelitian, dalam sebuah pernyataan.
Selain itu, penelitian ini lebih menyoroti pentingnya poros otak-usus dalam mengatur kesehatan dan penuaan secara keseluruhan. Menjadi semakin jelas bahwa sistem pencernaan kita lebih dari sekedar pabrik pengolahan makanan – ini adalah sistem organ kompleks yang berkomunikasi dan mempengaruhi banyak bagian lain dari tubuh kita, termasuk otak kita.
Meskipun kita masih jauh dari pengembangan pil anti-penuaan berbasis hormon usus, penelitian ini tentu saja membuka jalan baru yang menarik untuk dieksplorasi. Menjadi jelas bahwa sumber awet muda tidak dapat ditemukan dalam satu obat ajaib namun dalam pemahaman yang lebih mendalam tentang jaringan biologis rumit yang mengatur tubuh kita. Anehnya, kunci untuk membuka rahasia ini mungkin terletak pada naluri kita.
Ringkasan Makalah
Metodologi
Para peneliti menggunakan berbagai teknik genetika dan biologi molekuler untuk mempelajari NPF pada lalat buah. Mereka menciptakan lalat dengan mutasi yang meningkatkan atau menurunkan produksi NPF di sel usus tertentu. Mereka juga mengembangkan metode untuk mengukur kadar NPF dalam darah lalat (hemolimf) menggunakan teknik yang disebut ELISA.
Untuk mempelajari dampak pola makan, mereka memberi lalat kombinasi gula dan ragi yang berbeda (yang menyediakan protein). Mereka melacak umur ribuan lalat dalam berbagai kondisi dan mengukur tingkat berbagai hormon dan aktivitas gen. Mereka juga menggunakan teknik mikroskop untuk memvisualisasikan sel-sel penghasil hormon di usus dan otak lalat.
Hasil Utama
Studi tersebut menemukan bahwa pengurangan produksi NPF di sel-sel usus tertentu memperpanjang umur lalat betina, terutama ketika mereka diberi makanan tinggi protein. Sebaliknya, peningkatan tingkat NPF memperpendek umur. Mereka menemukan bahwa NPF dari usus mengalir ke otak, di mana ia merangsang produksi hormon mirip insulin. Hormon-hormon ini kemudian memicu pelepasan hormon remaja, yang mendorong penuaan.
Dengan memanipulasi tingkat NPF, mereka secara tidak langsung dapat mengontrol kadar hormon remaja sehingga mempengaruhi umur. Efek paling nyata terlihat pada lalat betina; lalat jantan menunjukkan respon berbeda terhadap manipulasi NPF.
Keterbatasan Studi
Meskipun penelitian ini memberikan wawasan yang berharga, penting untuk memperhatikan keterbatasannya. Penelitian ini dilakukan pada lalat buah, yang meskipun merupakan organisme model yang berguna, namun sangat berbeda dengan manusia. Sistem hormon pada lalat dan manusia, meskipun serupa dalam beberapa hal, memiliki perbedaan yang signifikan. Penelitian ini berfokus terutama pada lalat betina, dan hasil pada lalat jantan berbeda dan kurang jelas. Selain itu, perpanjangan umur di laboratorium tidak selalu berarti peningkatan kesehatan atau kualitas hidup.
Diskusi & Kesimpulan
Studi ini menunjukkan bahwa poros hormon usus-otak memainkan peran penting dalam mengatur umur, setidaknya pada lalat buah. Hal ini memberikan kemungkinan penjelasan mengapa pembatasan pola makan, khususnya pembatasan protein, dapat memperpanjang umur banyak organisme.
Penelitian ini menyoroti interaksi kompleks antara pola makan, hormon usus, dan penuaan, menunjukkan bahwa memanipulasi sistem ini bisa menjadi jalan potensial untuk intervensi anti-penuaan. Namun, penulis mengingatkan bahwa diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami apakah mekanisme serupa ada pada manusia dan bagaimana mekanisme tersebut dapat dimanipulasi dengan aman.
Pendanaan & Pengungkapan
Penelitian ini didanai oleh hibah dari National Institutes of Health dan Czech Science Foundation. Para penulis menyatakan tidak ada kepentingan yang bersaing. Perlu dicatat bahwa meskipun penelitian ini menarik, penelitian ini masih merupakan ilmu dasar yang dilakukan pada lalat buah. Penerapan potensial apa pun pada kesehatan manusia masih membutuhkan waktu bertahun-tahun dan masih banyak penelitian yang belum dilakukan.