LOS ANGELES — Bayangkan sebuah dunia di mana orang-orang menghabiskan hampir satu jam lebih sedikit setiap hari di luar rumah dibandingkan beberapa tahun yang lalu. Hal ini bukan hanya perubahan sementara – ini adalah perubahan besar dalam cara orang Amerika hidup, bekerja, dan berinteraksi, kata para peneliti. Laporan baru mereka menemukan bahwa pandemi COVID-19 telah meninggalkan dampak jangka panjang pada keinginan kita untuk keluar rumah lagi.
Para peneliti dari Clemson University dan UCLA telah menemukan perubahan dramatis dalam cara kita menggunakan waktu. Antara tahun 2019 dan 2021, jumlah orang Amerika yang menghabiskan sekitar 5,5 jam sehari di luar rumah menjadi hanya 4,5 jam – sebuah pengurangan mengejutkan sebesar 51 menit yang tidak menunjukkan tanda-tanda akan berbalik arah.
“Di dunia di mana kota-kota tidak dapat bergantung pada pekerja kantoran dan harus berupaya untuk menarik penduduk, pekerja, dan pelanggan, pejabat lokal mungkin akan berupaya untuk berinvestasi lebih besar pada kekuatan mereka yang tersisa,” kata penulis utama Eric A. Morris dalam siaran medianya, menyoroti implikasi yang lebih luas dari perubahan sosial ini.
Orang-orang mulai tinggal di rumah jauh sebelum COVID
Studi yang dipublikasikan di Jurnal Asosiasi Perencanaan Amerikamenganalisis data dari 34.000 orang Amerika, melacak aktivitas sehari-hari mereka sebelum, selama, dan setelah pandemi. Para peneliti memeriksa 16 aktivitas di dalam rumah – mulai dari tidur hingga bekerja – dan 12 aktivitas di luar rumah seperti berbelanja, olahraga, dan menjalankan ibadah.
Meskipun peralihan ke pekerjaan jarak jauh mempunyai peranan penting, perubahan ini tidak hanya terjadi di kantor pusat. Delapan dari 12 aktivitas di luar rumah mengalami penurunan, dan hanya sedikit pemulihan pada tahun 2023. Orang-orang berbelanja online, berolahraga di rumah, dan secara mendasar memikirkan kembali cara mereka menghabiskan waktu.
Menariknya, “retret ke rumah” ini tidak sepenuhnya disebabkan oleh pandemi. Para peneliti menemukan bahwa orang Amerika secara bertahap menghabiskan lebih sedikit waktu di luar rumah setidaknya sejak tahun 2003, dengan aktivitas di luar rumah berkurang sekitar 1,8 menit per hari setiap tahunnya. COVID-19 secara dramatis mempercepat tren ini.
Apa artinya ini bagi masyarakat?
Kota-kota mungkin perlu menata ulang diri mereka sendiri, sehingga berpotensi bertransformasi dari pusat produksi menjadi pusat konsumsi dan hiburan. Para perencana kota menyarankan pemikiran ulang yang radikal – mulai dari penggunaan kembali ruang kantor hingga menciptakan ruang hidup perkotaan yang lebih menarik.
Para peneliti mencatat bahwa berita tersebut tidak semuanya buruk. Menghabiskan lebih banyak waktu di rumah berarti mengurangi perjalanan, sehingga berpotensi mengurangi konsumsi bahan bakar dan emisi yang membahayakan lingkungan. Namun, ada potensi kerugiannya: meningkatnya isolasi sosial.
Studi ini menunjukkan teknologi sebagai pendorong utama. Kemajuan dalam komunikasi digital semakin memudahkan kita untuk bekerja, berbelanja, dan bersosialisasi tanpa harus meninggalkan rumah. Orang-orang mempelajari keterampilan digital baru selama pandemi, dan keterampilan tersebut terus bertahan.
Meskipun tren ini mungkin tampak mengkhawatirkan, para peneliti melihat adanya peluang. Seperti yang dikemukakan Morris, kota-kota kini mungkin fokus untuk menciptakan pengalaman perkotaan yang lebih menarik, berinvestasi pada rekreasi, budaya, dan hiburan untuk menarik orang keluar dari rumah mereka.
Satu hal yang jelas: cara kita hidup dan berinteraksi telah berubah secara mendasar. Pandemi ini tidak hanya mengganggu kehidupan kita – namun juga mengubah kehidupan kita, dan berpotensi terjadi di tahun-tahun mendatang.
Ringkasan Makalah
Metodologi
Para peneliti menganalisis data American Time Use Survey (ATUS), yang mencakup 34.000 tanggapan dari tahun 2019, 2021, 2022, dan 2023. Mereka menerapkan regresi Ordinary Least Squares (OLS) untuk mengukur dampak pandemi COVID-19 terhadap orang-orang di luar rumah. aktivitas di rumah dan di dalam rumah. Pendekatan ini memungkinkan tim untuk menghitung pergeseran menit harian yang dihabiskan untuk 12 aktivitas spesifik di luar rumah, perjalanan dengan berbagai moda (mobil, transit, berjalan kaki), dan 16 aktivitas di dalam rumah.
Dengan membandingkan tahun-tahun sebelum pandemi (2019) dan pasca-pandemi, mereka mengamati bagaimana pola aktivitas berubah selama dan setelah lockdown akibat pandemi, sehingga memberikan wawasan tentang bagaimana pandemi ini memengaruhi perilaku jangka panjang dalam kehidupan sehari-hari di Amerika.
Hasil Utama
Studi tersebut mengungkapkan bahwa waktu yang dihabiskan untuk aktivitas di luar rumah menurun tajam dari tahun 2019 hingga 2021, terutama selama periode puncak lockdown. Pada tahun 2023, sebagian besar perubahan ini masih berlanjut, menunjukkan bahwa banyak orang terus menghabiskan lebih banyak waktu di rumah bahkan setelah pembatasan dilonggarkan. Penurunan spesifik terjadi pada pekerjaan di luar rumah dan aktivitas sosial, sementara aktivitas di rumah seperti bekerja, waktu menatap layar, dan mengurus rumah tangga tetap tinggi.
Pergeseran ini menunjukkan bahwa perilaku yang terbentuk selama pandemi mungkin telah menciptakan preferensi untuk tetap tinggal di rumah, sehingga berdampak pada perencanaan kota di masa depan, kebutuhan transportasi, dan permintaan perumahan.
Keterbatasan Studi
Studi ini dibatasi oleh ketidakmampuan untuk memasukkan data dari awal tahun 2020 karena pengumpulan data yang terganggu selama awal pandemi. Kesenjangan ini mungkin melewatkan beberapa perbedaan dalam peralihan ke aktivitas di rumah. Selain itu, data survei ATUS hanya memberikan gambaran singkat tentang aktivitas dalam satu hari per responden, sehingga berpotensi membatasi wawasan mengenai pengaruh musiman atau kontekstual yang lebih luas. Selain itu, meskipun regresi OLS digunakan secara efektif, metode yang lebih kompleks seperti MDCEV dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam mengenai preferensi aktivitas simultan.
Diskusi & Kesimpulan
Temuan ini menyiratkan bahwa para perencana kota dan pembuat kebijakan mungkin mempertimbangkan untuk meninjau kembali perencanaan penggunaan lahan dan transportasi. Dengan semakin banyaknya orang yang bekerja jarak jauh dan menghabiskan waktu di rumah, kebutuhan akan ruang kantor mungkin berkurang dan permintaan akan kawasan perumahan yang mengakomodasi pengaturan bekerja dari rumah mungkin lebih besar.
Pertumbuhan di pinggiran kota dan luar kota mungkin akan meningkat, sementara pusat kota mungkin perlu beralih ke penyediaan hiburan, rekreasi, dan ruang komunitas. Para perencana transportasi mungkin tidak terlalu fokus pada peningkatan kapasitas jalan raya dan lebih fokus pada mendukung pilihan mobilitas lokal seperti bersepeda dan berjalan kaki.
Pendanaan & Pengungkapan
Penelitian ini didanai oleh Program Penelitian Transportasi Seluruh Negara Bagian Institut Studi Transportasi Universitas California. Para penulis mengungkapkan tidak ada konflik kepentingan sehubungan dengan penelitian ini.