HOUSTON — Para ilmuwan telah mengungkap rahasia mengerikan yang tersembunyi di balik kota-kota kita. Virus flu burung yang mematikan, H5N1, telah terdeteksi di air limbah 10 kota di Texas, menandakan penyebaran diam-diam yang dapat menjadi pertanda krisis kesehatan global berikutnya.
Penemuan inovatif ini, yang diterbitkan dalam Jurnal Kedokteran New Englandberasal dari tim peneliti di UTHealth Houston dan Baylor College of Medicine. Temuan mereka telah menyebar ke seluruh komunitas ilmiah, menimbulkan pertanyaan mendesak tentang prevalensi virus dan potensinya untuk memicu pandemi yang menghancurkan.
Virus H5N1, yang terkenal karena kemampuannya menyebabkan penyakit parah pada unggas dan manusia, telah menjadi berita utama tahun ini dengan merebaknya wabah pada sapi dan beberapa infeksi pada manusia. Namun, keberadaannya dalam sistem pembuangan limbah perkotaan menandai perkembangan baru yang mengkhawatirkan dalam penyebarannya.
“Pemantauan air limbah harus dianggap sebagai alat pengawasan sentinel yang melengkapi deteksi kita terhadap adaptasi evolusi yang perlu diperhatikan. Untuk membantu upaya mengidentifikasi sumber dan mendorong upaya untuk mengurangi pandemi flu berikutnya, kami sarankan pengurutan air limbah, ternak, dan produknya yang diperluas dan agnostik, pekerja pertanian yang terpapar (termasuk sampel tinja dan urin), dan burung yang bermigrasi di sepanjang jalur utama,” tulis para peneliti dalam laporan mereka.
Tim peneliti yang dipimpin oleh Dr. Michael J. Tisza dari Baylor College of Medicine dan Dr. Blake Hanson dari UTHealth Houston, menggunakan teknik canggih yang disebut virome sequencing untuk menganalisis sampel air limbah. Metode ini memungkinkan mereka untuk mendeteksi materi genetik dari berbagai macam virus yang ada dalam limbah, sehingga memberikan gambaran singkat tentang sirkulasi virus dalam suatu komunitas.
Temuan mereka sungguh mengejutkan. Setelah menganalisis 1.337 sampel air limbah tanpa mendeteksi H5N1, virus itu tiba-tiba muncul pada Maret 2024. Dari 4 Maret hingga 15 Juli, virus itu ditemukan di semua 10 kota yang dijadikan sampel, 22 dari 23 lokasi, dan 100 dari 399 sampel.
Kelimpahan H5N1 dalam air limbah tidak berkorelasi dengan rawat inap terkait influenza, yang menunjukkan risiko terhadap masyarakat tetap rendah. Namun, potensi virus untuk beradaptasi dan menyebar lebih mudah di antara manusia merupakan kekhawatiran yang tidak dapat diabaikan.
“Penemuan luas virus influenza A(H5N1) dalam air limbah dari 10 kota di AS sangat meresahkan. Meskipun asal sinyal tersebut saat ini belum diketahui, kurangnya beban klinis beserta informasi genomik menunjukkan adanya banyak sumber hewani,” tim peneliti melanjutkan.
Penemuan ini menyoroti kekuatan pengawasan air limbah sebagai alat kesehatan masyarakat. Sejak Mei 2022, TEPHI telah mendeteksi lebih dari 400 virus manusia dan hewan dalam air limbah, yang memberikan data berharga tentang sirkulasi patogen seperti SARS-CoV-2, influenza musiman, dan mpox.
Seperti yang telah kita pelajari dari krisis kesehatan global baru-baru ini, deteksi dini adalah kunci untuk mencegah pandemi. Program pemantauan air limbah yang canggih ini berfungsi sebagai penjaga, yang memperingatkan kita akan potensi ancaman sebelum menjadi wabah yang tidak dapat dikelola.
Ringkasan Makalah
Metodologi
Tim peneliti menggunakan teknik yang disebut virome sequencing, yang menggunakan perangkat penangkap probe virus yang menargetkan ribuan spesies atau varian virus. Metode ini memungkinkan mereka mendeteksi materi genetik dari berbagai macam virus yang ada dalam sampel air limbah. Mereka kemudian menggunakan algoritma komputer canggih untuk mencocokkan urutan genetik yang mereka temukan dengan genom virus yang diketahui.
Hasil Utama
H5N1 terdeteksi di semua 10 kota yang dijadikan sampel, 22 dari 23 lokasi, dan di 100 dari 399 sampel yang dikumpulkan antara Maret dan Juli 2024. Hal ini menandai perubahan signifikan dari 1.337 sampel yang dianalisis sebelumnya, di mana H5N1 tidak terdeteksi sama sekali.
Keterbatasan Studi
Meskipun keberadaan materi genetik virus terdeteksi, hal ini tidak serta merta menunjukkan keberadaan partikel virus yang hidup dan menular. Selain itu, penelitian ini terbatas pada Texas, jadi tidak jelas apakah pola serupa ada di negara bagian atau negara lain.
Diskusi & Kesimpulan
Deteksi H5N1 yang meluas dalam air limbah perkotaan mengkhawatirkan dan menunjukkan bahwa virus tersebut lebih umum daripada yang diperkirakan sebelumnya. Namun, kurangnya kasus pada manusia menunjukkan bahwa virus tersebut kemungkinan berasal dari sumber hewan. Para peneliti menekankan perlunya pengawasan berkelanjutan untuk memantau adaptasi evolusi yang dapat meningkatkan kemampuan virus untuk menginfeksi manusia.
Pendanaan & Pengungkapan
Penelitian ini dilakukan sebagai bagian dari Texas Epidemic Public Health Institute (TEPHI), sebuah kolaborasi antara UTHealth Houston dan Baylor College of Medicine. Penulis studi tidak mengungkapkan adanya konflik kepentingan terkait penelitian ini.