Kemungkinan besar Anda pernah mendengar tentang probiotik – mikroorganisme hidup yang dapat berkembang biak dalam sistem gastrointestinal (GI, atau pencernaan), dan, dalam jumlah yang cukup, memberikan beberapa manfaat kesehatan bagi konsumen. Bukan hanya kesehatan pencernaan yang tampaknya mendapat manfaat dari probiotik. Ada semakin banyak bukti bahwa keseimbangan atau ketidakseimbangan mikroorganisme dalam usus memainkan peran penting dalam kesehatan mental dan penyakit, termasuk memicu kecemasan dan depresi. “Psikobiotik” adalah istilah untuk probiotik yang digunakan untuk memberi manfaat bagi kesehatan mental.
Psikobiotik (yang mencakup makanan yang dikonsumsi untuk meningkatkan kesehatan mental) belum dipahami dengan baik, tetapi pengetahuan dan pengalaman dalam penggunaannya terus berkembang. Dalam 10 tahun terakhir, menjadi jelas bahwa usus (sistem GI) memiliki dampak yang sangat besar terhadap kesehatan secara keseluruhan, dengan begitu banyak sel dan jalur saraf sehingga para ilmuwan menyebutnya sebagai “otak kedua.” Usus menghasilkan pembawa pesan kimiawi yang bertanggung jawab untuk transmisi sistem saraf – serotonin, dopamin, dan GABA. Lebih dari 90% serotonin dalam tubuh diproduksi di usus.
Sebuah studi tahun 2022 di Psikiatri Translasional menunjukkan bahwa mengonsumsi probiotik dengan delapan jenis bakteri berbeda dapat mengurangi gejala depresi. Namun, subjek-subjek ini juga menerima psikoterapi. Ilmuwan dalam penelitian tersebut menyatakan bahwa psikobiotik harus dipertimbangkan bersamaan dengan psikoterapi, bukan sebagai penggantinya.
Para ilmuwan melakukan analisis terhadap 10 uji klinis yang mempelajari probiotik dan kesehatan mental. Laporan mereka tahun 2020 menjelaskan hubungan antara penggunaan probiotik dan pengurangan gejala depresi. Mereka melaporkan hubungan yang serupa, tetapi lebih lemah antara probiotik dan pengurangan kecemasan.
Apa manfaat potensial dari psikobiotik?
Tidak ada ilmuwan yang menyarankan bahwa mengonsumsi suplemen probiotik dapat mencegah atau menyembuhkan penyakit kesehatan mental atau sepenuhnya mengendalikan gejala depresi, kecemasan, atau stres. Namun, tidak dapat disangkal bahwa otak memengaruhi usus dan apa yang terjadi di usus memengaruhi otak. Ini disebut “poros otak-usus.” Misalnya, orang dengan penyakit radang usus (penyakit Crohn, kolitis ulseratif) sering kali memiliki masalah psikologis. Poros otak-usus ini dapat menjadikan psikobiotik sebagai pengobatan yang efektif untuk kesehatan fisik dan mental – baik pencernaan maupun suasana hati.
Manfaat lain dari psikobiotik mungkin mencakup penurunan risiko penyakit atau penurunan kognitif, termasuk penyakit Alzheimer; penurunan risiko penyakit jantung; dan peningkatan kesehatan kekebalan tubuh.
Bagaimana Anda bisa mengonsumsi lebih banyak psikobiotik?
Cara menambahkan psikobiotik ke konsumsi Anda termasuk menggunakan suplemen probiotik dan mengonsumsi makanan fermentasi, seperti:
- Yogurt kaya akan probiotik yang bermanfaat
- Menggunakan tempe sebagai protein
- Membumbui makanan dengan miso
- Menambahkan kimchi atau asinan kubis ke dalam sandwich atau salad
Makanan probiotik
Penelitian sedang dilakukan pada makanan probiotik, selain suplemen. Satu penelitian pada tahun 2019, dengan 26.000 peserta, menemukan bahwa orang yang secara teratur mengonsumsi makanan probiotik memiliki lebih sedikit depresi daripada orang yang tidak mengonsumsi makanan probiotik. Makanan probiotik lebih murah daripada menggunakan suplemen. Beberapa makanan probiotik meliputi:
- Kefir
- Yogurt
- Tempe
- miso
- Natto
- Kimchi
- Asinan kubis
- Sayuran acar
Suplemen probiotik
Suplemen probiotik mungkin memiliki konsentrasi bakteri baik yang lebih tinggi daripada makanan probiotik, tetapi makanan tersebut juga mengandung nutrisi penting lainnya. Nutrisi ini mungkin bermanfaat bagi tubuh dan otak. Salah satunya adalah serat, yang juga bermanfaat bagi jantung. Serat ditemukan dalam kimchi dan acar sayuran. Antioksidan juga bermanfaat dan terdapat dalam beberapa makanan probiotik, seperti kefir dan tempe. Antioksidan dapat membantu mencegah stres oksidatif pada sel-sel otak.
Penting untuk diingat bahwa suplemen probiotik tidak diatur oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA). Telitilah probiotik apa pun yang ingin Anda gunakan. Consumer Lab, Pharmacopeia, dan NSF International melakukan pengujian independen terhadap probiotik. Informasi mereka tersedia secara daring.
Apakah ada potensi risiko dan efek samping?
Psikobiotik memiliki banyak manfaat dengan risiko dan efek samping yang minimal, meskipun beberapa orang mungkin alergi terhadap beberapa bentuk. Jika fermentasi tidak dilakukan dengan aman, mikroorganisme berbahaya, seperti E. Coli dan Salmonella dapat menyebabkan penyakit bawaan makanan.
Beberapa probiotik dapat berinteraksi dengan obat-obatan, salah satunya adalah prednison. Jika Anda mengonsumsi obat apa pun, diskusikan kemungkinan interaksi dengan dokter Anda sebelum mengonsumsi probiotik.