Ringkasan Makalah
Metodologi
Para peneliti menggunakan model matematika yang canggih untuk memperkirakan prevalensi global dan regional serta kejadian infeksi virus herpes simpleks (HSV) dan penyakit ulkus genital (GUD) pada tahun 2020. Mereka menganalisis infeksi HSV-1 dan HSV-2 secara terpisah, menggunakan banyak koleksi. data dari tinjauan sistematis dan meta-analisis di enam wilayah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Hanya studi dengan metode diagnostik tervalidasi yang dimasukkan.
Dengan mengumpulkan dan mengkalibrasi data ini dengan informasi demografis, model ini memberikan perkiraan untuk berbagai kelompok umur dan gender. Pendekatan ini memungkinkan para peneliti untuk memperbarui perkiraan sebelumnya dengan metode yang lebih tepat sambil mengatasi kesenjangan regional dalam data yang tersedia.
Hasil Utama
Studi tersebut mengungkapkan beberapa angka mengejutkan tentang infeksi HSV pada tahun 2020:
- Tentang 25,6 juta infeksi HSV-2 baru terjadi secara global di kalangan orang berusia 15-49 tahun, dengan jumlah total 519,5 juta orang sudah hidup dengan HSV-2. Artinya tentang 13,3% orang pada rentang usia ini menderita HSV-2.
- Untuk HSV-1 genital, ada 16,8 juta infeksi baru Dan 376,2 juta orang sudah hidup dengan penyakit tersebutmenyamai tentang prevalensi 10,2%. dalam kelompok umur yang sama.
- Prevalensi gabungan HSV-1 genital dan HSV-2 adalah 846,1 juta orang di seluruh dunia.
- Total beban episode penyakit ulkus genital (GUD) yang disebabkan oleh HSV adalah 204,6 juta kasusdengan HSV-2 berkontribusi terhadap mayoritas.
Wilayah Afrika memiliki tingkat infeksi HSV dan GUD tertinggi, khususnya di kalangan dewasa muda.
Keterbatasan Studi
Di beberapa wilayah, seperti Mediterania Timur dan Asia Tenggara, data berkualitas tinggi terbatas sehingga memerlukan asumsi dan pengumpulan data dari wilayah serupa untuk mengisi kesenjangan. Metode diagnostik HSV dapat bervariasi dalam sensitivitas dan spesifisitasnya. Reaktivitas silang antara antibodi HSV-1 dan HSV-2 mungkin memengaruhi keakuratan beberapa titik data.
Model ini juga mengasumsikan tingkat infeksi yang konstan dan mengandalkan proyeksi data demografi, yang mungkin tidak sepenuhnya menangkap variasi regional dalam dinamika penularan. Penelitian ini terutama menargetkan individu berusia antara 15 dan 49 tahun, sehingga menimbulkan ketidakpastian mengenai dinamika infeksi pada populasi yang lebih tua atau lebih muda.
Diskusi & Kesimpulan
Studi ini menyoroti beban HSV yang signifikan secara global, dengan jutaan orang terkena infeksi alat kelamin dan penyakit terkait seperti GUD. HSV-2 terus menjadi penyebab utama infeksi menular seksual, sementara HSV-1 semakin banyak ditularkan secara seksual di kalangan orang dewasa di negara-negara berpenghasilan tinggi. Para peneliti menekankan perlunya tindakan pencegahan yang lebih baik, termasuk vaksin, untuk mengurangi beban penyakit global.
Selain itu, peningkatan kesadaran masyarakat dan peningkatan layanan IMS dapat membantu mengekang penyebaran infeksi ini. Temuan ini sangat penting untuk memandu penelitian di masa depan, alokasi sumber daya, dan pengembangan kebijakan di bidang kesehatan seksual dan reproduksi.
Pendanaan & Pengungkapan
Penelitian ini didanai oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melalui hibah dari USAID sebagai bagian dari Program Global HIV, Hepatitis, dan IMS. Pendanaan tambahan disediakan oleh Dewan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi Qatar, dan Dana Penelitian Nasional Qatar, serta Unit Penelitian Perlindungan Kesehatan NIHR di Universitas Bristol bekerja sama dengan Badan Keamanan Kesehatan Inggris.
Para penulis tidak mengungkapkan adanya persaingan kepentingan dan mencatat bahwa pandangan yang diungkapkan dalam artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab mereka dan tidak mencerminkan kebijakan atau keputusan lembaga afiliasi mereka, termasuk WHO.