LAWRENCE, Kan. — Bertentangan dengan kepercayaan umum, warga Amerika tidak menjadi lebih terisolasi. Sebuah studi baru yang komprehensif menemukan bahwa persahabatan masih hidup dan baik di Amerika Serikat, dengan sebagian besar orang melaporkan adanya beberapa hubungan dekat dan interaksi sosial yang teratur.
American Friendship Project (AFP), sebuah survei tentang pola sosial di seluruh negeri, mengungkapkan bahwa rata-rata orang Amerika memiliki empat hingga lima teman dekat. Temuan ini menantang laporan terkini yang menunjukkan peningkatan dramatis dalam isolasi sosial dan ketiadaan teman. Faktanya, studi tersebut menemukan bahwa kurang dari 3% orang Amerika melaporkan tidak memiliki teman sama sekali – angka yang tetap stabil selama 40 tahun terakhir.
Dipimpin oleh peneliti Natalie Pennington, Jeffrey A. Hall, dan Amanda J. Holmstrom, AFP bertujuan untuk memberikan gambaran paling akurat dan lengkap tentang persahabatan Amerika hingga saat ini. Studi tersebut, yang diterbitkan dalam PLOS Satutidak hanya meneliti berapa banyak teman yang dimiliki orang tetapi juga kualitas hubungan tersebut dan dampaknya terhadap kesejahteraan secara keseluruhan.
Salah satu temuan yang paling mencolok adalah keragaman hubungan yang dianggap orang sebagai persahabatan. Sementara kita sering menganggap teman sebagai rekan yang sudah kita kenal sejak sekolah atau rekan kerja yang akrab, AFP mengungkapkan bahwa banyak orang Amerika menganggap anggota keluarga, pasangan romantis, dan bahkan kenalan biasa sebagai teman mereka. Definisi persahabatan yang lebih luas ini menggambarkan gambaran yang lebih kaya tentang hubungan sosial daripada penelitian sebelumnya yang hanya berfokus pada “sahabat karib” non-keluarga.
Studi ini juga menyoroti bagaimana orang Amerika mempertahankan persahabatan mereka di era digital. Bertentangan dengan kekhawatiran bahwa teknologi menggantikan interaksi langsung, AFP menemukan bahwa pertemuan tatap muka tetap menjadi cara paling umum orang terhubung dengan teman. Sekitar dua pertiga peserta melaporkan bertemu teman mereka secara langsung setidaknya sebulan sekali. Panggilan telepon dan pesan teks juga populer, dengan media sosial memainkan peran pendukung daripada peran dominan dalam sebagian besar persahabatan.
Menariknya, penelitian ini mengungkap bahwa persahabatan jarak jauh cukup umum, dengan hampir setengah dari peserta melaporkan memiliki teman yang tinggal di kota atau negara bagian yang berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa teknologi komunikasi modern membantu orang mempertahankan hubungan lintas batas geografis yang lebih luas.
Meskipun gambaran keseluruhan persahabatan di Amerika positif, studi tersebut menyoroti beberapa hal yang perlu diperhatikan. Banyak peserta menyatakan keinginan untuk menjalin persahabatan yang lebih erat dan lebih banyak waktu dengan teman-teman mereka.
Lebih dari 40% merasa mereka tidak sedekat yang mereka inginkan dengan teman-teman mereka, dan kurang dari setengahnya merasa puas dengan jumlah waktu yang mereka habiskan bersama teman-teman mereka. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun orang Amerika tidak kekurangan persahabatan, banyak yang mendambakan hubungan yang lebih dalam.
AFP juga meneliti bagaimana perubahan dan kejadian besar dalam hidup memengaruhi persahabatan. Mahasiswa, misalnya, cenderung lebih sering melaporkan mendapatkan teman baru dan kehilangan kontak dengan teman lama dibandingkan dengan orang dewasa yang lebih tua. Hal ini mencerminkan pasang surut alami dalam lingkungan sosial selama masa transisi.
Barangkali yang paling menarik, penelitian ini menemukan bahwa pandemi COVID-19 memiliki dampak yang beragam pada persahabatan. Sementara beberapa peserta melaporkan kehilangan teman atau kehilangan kesempatan untuk menjalin hubungan baru karena pembatasan sosial, yang lain merasa pandemi justru memperkuat persahabatan yang sudah ada. Ketahanan ikatan sosial dalam menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya ini menunjukkan pentingnya persahabatan dalam kehidupan manusia.
Temuan AFP menawarkan narasi tandingan yang memberi harapan terhadap kekhawatiran yang ada tentang isolasi sosial. Meskipun benar bahwa banyak orang Amerika menginginkan lebih banyak atau lebih banyak persahabatan, sebagian besar memiliki hubungan sosial yang bermakna. Penelitian ini mengingatkan kita bahwa persahabatan tetap menjadi bagian penting dan abadi dari pengalaman manusia, beradaptasi dengan teknologi dan keadaan hidup baru sambil terus memberikan dukungan emosional dan persahabatan yang penting.
“Orang Amerika mendambakan kedekatan yang lebih besar dengan teman-teman; meskipun lebih dari 75% merasa puas dengan jumlah teman yang mereka miliki, 42% merasa mereka tidak sedekat yang mereka inginkan dengan teman-teman mereka,” para peneliti menyimpulkan dalam rilis media.
Ringkasan Makalah
Metodologi
American Friendship Project melakukan survei dengan dua sampel nasional orang dewasa Amerika pada tahun 2022 dan 2023, serta sampel besar mahasiswa dari tiga universitas pada tahun 2022. Peserta menyelesaikan kuesioner terperinci tentang persahabatan mereka, termasuk tugas “pembuat nama” di mana mereka mencantumkan hingga tujuh teman dan memberikan informasi tentang setiap hubungan. Survei tersebut juga mencakup ukuran kesejahteraan, dukungan sosial, dan kebiasaan komunikasi. Untuk memastikan kualitas data, peneliti menggunakan beberapa metode penyaringan untuk mengidentifikasi dan menghilangkan respons yang tidak dapat diandalkan.
Hasil Utama
Rata-rata orang Amerika memiliki 4-5 teman dekat. Kurang dari 3% orang Amerika melaporkan tidak memiliki teman.
Lebih dari 75% peserta merasa puas dengan jumlah teman yang mereka miliki. Pertemuan tatap muka, panggilan telepon, dan SMS merupakan cara yang paling umum untuk berkomunikasi dengan teman. Persahabatan jarak jauh juga umum terjadi, dengan sekitar setengah dari teman tinggal di kota atau negara bagian yang berbeda.
Banyak peserta (42%) menginginkan persahabatan yang lebih erat atau lebih banyak waktu dengan teman-teman. Mahasiswa melaporkan lebih banyak pergantian teman (baik mendapatkan maupun kehilangan teman) dibandingkan orang dewasa yang lebih tua.
Keterbatasan Studi
Meskipun penelitian ini menggunakan sampel yang besar, sampel tersebut mungkin tidak sepenuhnya mewakili semua orang Amerika. Sampel mahasiswa, khususnya, tidak dapat digeneralisasikan ke semua orang dewasa muda. Selain itu, semua informasi tentang teman dilaporkan sendiri oleh peserta, yang dapat menimbulkan beberapa bias. Penelitian ini juga memungkinkan definisi persahabatan yang luas, termasuk anggota keluarga, yang mungkin membuat perbandingan dengan penelitian persahabatan lainnya menjadi sulit.
Diskusi & Kesimpulan
AFP menantang narasi tentang meningkatnya isolasi sosial di Amerika. Ia menunjukkan bahwa persahabatan lebih tangguh dan beragam daripada yang sering digambarkan di media. Studi ini menyoroti pentingnya mempertimbangkan berbagai hubungan saat mempelajari hubungan sosial.
Hal ini juga menunjukkan area untuk penelitian lebih lanjut, seperti memahami mengapa banyak orang menginginkan persahabatan yang lebih dekat meskipun memiliki jumlah teman yang cukup. Temuan ini memiliki implikasi untuk inisiatif kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk memerangi kesepian dan dapat menginformasikan strategi untuk membina hubungan sosial di masyarakat.
Pendanaan & Pengungkapan
Studi ini didukung oleh dana hibah dari University of Kansas, University of Nevada, Las Vegas, dan Michigan State University. Para penulis menyatakan tidak ada konflik kepentingan.