Ringkasan Makalah
Metodologi
Untuk melakukan analisis genetik, para peneliti mengambil sampel fragmen tulang yang dicampur dengan plester dari 14 gips berbeda yang mewakili korban Pompeii. Mereka kemudian menggunakan teknik-teknik canggih untuk mengekstraksi dan menganalisis DNA purba dari sampel-sampel ini, termasuk mengukur konsentrasi dan degradasi DNA, serta menggunakan pendekatan berbasis hibridisasi untuk memperkaya DNA mitokondria dan lebih dari 1 juta wilayah target dalam genom nuklir.
Berdasarkan data genetik, para peneliti dapat menentukan jenis kelamin biologis dari lima individu, yang semuanya ditemukan secara genetik berjenis kelamin laki-laki. Mereka juga menganalisis nenek moyang individu dan menemukan bahwa mereka memiliki asal usul yang beragam di Mediterania timur dan Afrika Utara. Selain itu, para peneliti tidak menemukan bukti bahwa salah satu individu memiliki hubungan dekat satu sama lain, meskipun interpretasi sebelumnya menunjukkan adanya hubungan keluarga.
Hasil Utama
Di Rumah Gelang Emas, empat individu yang sebelumnya dianggap sebagai satu kelompok keluarga – dua orang dewasa dan dua anak-anak – ternyata secara biologis adalah laki-laki, hal ini bertentangan dengan gagasan tentang unit keluarga terkait.
Di House of the Cryptoporticus, dua individu yang diyakini perempuan, mungkin saudara perempuan atau ibu dan anak perempuan, juga ditentukan sebagai laki-laki berdasarkan DNA mereka.
Data genetik mengungkapkan beragam latar belakang leluhur di antara para korban Pompeii, mulai dari Levant hingga Afrika Utara dan Anatolia, yang mencerminkan sifat kosmopolitan Kekaisaran Romawi pada saat itu.
Tak satu pun dari individu yang dianalisis menunjukkan bukti adanya hubungan dekat satu sama lain, meskipun interpretasi sebelumnya menunjukkan adanya hubungan keluarga.
Keterbatasan Studi
Para peneliti mencatat bahwa ukuran sampel mereka relatif kecil, dengan data genetik hanya diperoleh dari 5 dari 14 gips yang mereka periksa. Selain itu, sifat sisa-sisa kerangka yang sangat terfragmentasi dan keberadaan bahan plester membuat ekstraksi dan analisis DNA menjadi tantangan.
Diskusi & Kesimpulan
Temuan dari penelitian ini menantang asumsi lama tentang identitas dan hubungan para korban Pompeii, sehingga memaksa para peneliti untuk mempertimbangkan kembali pemahaman mereka tentang peran gender dan struktur keluarga dalam masyarakat Romawi kuno. Dengan mengintegrasikan data genetik dengan bukti arkeologi, para peneliti dapat memberikan gambaran yang lebih bernuansa dan akurat tentang kehidupan dan latar belakang individu-individu tersebut.
Studi ini juga menyoroti pentingnya penggunaan teknik ilmiah modern, seperti analisis DNA kuno, untuk mengkaji ulang dan menafsirkan kembali narasi sejarah yang mungkin dibentuk oleh bias dan asumsi para peneliti sebelumnya. Seperti yang dicatat oleh penulis, “penelitian ini menggambarkan betapa tidak dapat diandalkannya narasi yang didasarkan pada bukti yang terbatas, dan sering kali mencerminkan pandangan dunia para peneliti pada saat itu.”
Pendanaan & Pengungkapan
Penelitian ini didanai oleh beberapa sumber, termasuk hibah dari Kementerian Penelitian Italia, Institut Kesehatan Nasional, John Templeton Foundation, dan program Allen Discovery Center. Para penulis menyatakan tidak ada kepentingan yang bersaing.