Ketika kita berpikir tentang demensia, kita sering membayangkan orang lanjut usia yang berjuang melawan kehilangan ingatan dan kebingungan. Namun, sebuah studi yang mengejutkan dari Finlandia telah mengungkap tren yang meresahkan: demensia yang terjadi pada usia muda, yang memengaruhi orang di bawah 65 tahun, mungkin jauh lebih umum daripada yang diyakini sebelumnya.
Penelitian ini, yang diterbitkan dalam jurnal Neurologimenggambarkan gambaran yang menyadarkan tentang dampak kondisi tersebut pada orang dewasa yang lebih muda. Dipimpin oleh para peneliti dari University of Eastern Finland, University of Oulu, dan Neurocenter Finland, penelitian tersebut menemukan bahwa demensia yang terjadi pada usia muda menyerang sekitar 20 dari setiap 100.000 orang berusia 30-64 tahun setiap tahun. Angka ini jauh lebih tinggi daripada perkiraan sebelumnya, yang menunjukkan bahwa kondisi tersebut mungkin lebih luas daripada yang disadari para ahli.
Demensia yang terjadi pada usia muda atau dini merupakan diagnosis yang sangat menyakitkan, sering kali menyerang individu di masa puncak kehidupan mereka. Tidak seperti demensia yang terjadi pada usia lanjut, yang biasanya menyerang mereka yang berusia di atas 65 tahun, demensia yang terjadi pada usia muda dapat menggagalkan karier, membebani hubungan keluarga, dan mengacaukan rencana jangka panjang. Bayangkan seorang eksekutif berusia 50 tahun yang tiba-tiba kesulitan mengingat rapat penting atau orang tua berusia 40 tahun yang kesulitan mengenali anak-anaknya sendiri. Skenario-skenario ini menggambarkan dampak mendalam dari kondisi ini pada individu dan keluarga mereka.
Dampak Meningkatnya Angka Alzheimer
Temuan studi ini sangat mengkhawatirkan mengingat potensi implikasi sosialnya. Jika demensia pada usia muda memang lebih umum daripada yang diperkirakan sebelumnya, ini dapat berarti beban yang lebih besar pada sistem perawatan kesehatan dan hilangnya produktivitas yang signifikan di kalangan tenaga kerja. Selain itu, beban emosional pada keluarga yang merawat orang terkasih dengan kondisi ini tidak dapat dilebih-lebihkan.
Menariknya, para peneliti menemukan bahwa penyakit Alzheimer merupakan bentuk demensia yang paling umum pada usia muda, yang mencakup hampir setengah dari semua kasus. Hal ini mengejutkan, karena Alzheimer biasanya dikaitkan dengan orang dewasa yang lebih tua. Studi tersebut juga mengungkapkan bahwa kejadian Alzheimer pada usia dini meningkat secara stabil selama periode studi 12 tahun, sementara tingkat bentuk demensia pada usia muda lainnya tetap relatif stabil.
“Tingkat kejadian yang lebih tinggi yang diamati dalam studi kami mungkin disebabkan oleh metodologi kami, yang memungkinkan kami untuk menangkap hampir semua kasus EOD dari area studi,” kata penulis utama studi tersebut, Eino Solje dari University of Eastern Finland, dalam sebuah pernyataan. “Selain itu, meningkatnya kesadaran akan demensia di kalangan masyarakat dan profesional perawatan kesehatan di Finlandia mungkin juga berkontribusi terhadap tingginya jumlah kasus yang terdiagnosis.”
Tren peningkatan Alzheimer dini ini menimbulkan pertanyaan penting. Apakah peningkatan ini disebabkan oleh teknik diagnostik yang lebih baik, kesadaran yang lebih besar di antara para profesional medis, atau apakah faktor lingkungan atau gaya hidup berperan? Docent Johanna Krüger, penulis pertama studi dari Universitas Oulu, mencatat: “Insiden penyakit Alzheimer hampir dua kali lipat. Hal ini tidak dapat dijelaskan hanya dengan diagnostik yang lebih baik dan pencarian pengobatan lebih awal, karena kami tidak melihat peningkatan insiden demensia lainnya.”
Haruskah kita mulai memikirkan tentang demensia lebih dini?
Temuan penelitian ini menggarisbawahi pentingnya deteksi dan diagnosis dini. Banyak gejala demensia yang terjadi pada usia muda, seperti masalah ingatan atau perubahan perilaku, dapat disalahartikan sebagai stres atau depresi. Kesalahan diagnosis ini dapat menunda perawatan dan dukungan yang tepat. Para peneliti menekankan perlunya peningkatan kesadaran di antara masyarakat dan penyedia layanan kesehatan untuk memastikan bahwa individu yang lebih muda yang mengalami perubahan kognitif menerima diagnosis yang tepat waktu dan akurat.
Studi Finlandia juga menyoroti perlunya layanan dukungan khusus bagi mereka yang terkena demensia pada usia muda. Tidak seperti orang tua yang menderita demensia, pasien yang lebih muda mungkin memiliki anak yang bergantung, karier yang aktif, dan kebutuhan sosial yang berbeda. Mengembangkan program perawatan khusus dan jaringan dukungan untuk kelompok demografi yang lebih muda ini sangat penting.
Seiring dengan berkembangnya pemahaman kita tentang demensia yang terjadi pada usia muda, demikian pula urgensi untuk penelitian lebih lanjut. Studi ini membuka pintu bagi pertanyaan-pertanyaan baru tentang faktor risiko, strategi pencegahan, dan perawatan potensial yang secara khusus ditujukan pada individu yang lebih muda. Studi ini juga menggarisbawahi pentingnya mempertimbangkan usia saat mengembangkan dan menguji terapi baru untuk demensia.
Proyek penelitian ini merupakan kolaborasi unik antara universitas dan berbagai disiplin ilmu, termasuk kedokteran dan hukum. “Menggabungkan data pasien yang luas dengan berbagai registri memungkinkan standar sains yang lebih tinggi,” kata Profesor Mikko Aaltonen dari Fakultas Hukum Universitas Finlandia Timur. “Misalnya, kini kita melihat bahwa data dari bagan pasien yang dianalisis dengan cermat menghasilkan hasil yang sangat berbeda dari sekadar data berbasis registri.”
Mengingat temuan ini, individu dan penyedia layanan kesehatan harus lebih waspada terhadap perubahan kognitif pada orang dewasa muda. Meskipun tidak setiap kehilangan ingatan atau kebingungan merupakan penyebab kekhawatiran, masalah kognitif yang terus-menerus harus ditanggapi dengan serius dan dievaluasi segera.
Studi Finlandia ini berfungsi sebagai peringatan, yang menantang prasangka kita tentang demensia dan usia. Studi ini mengingatkan kita bahwa kondisi yang menghancurkan ini dapat memengaruhi individu pada tahap kehidupan apa pun, yang menyoroti perlunya penelitian berkelanjutan, peningkatan kesadaran, dan layanan dukungan yang lebih baik bagi mereka yang menghadapi demensia dini.
Ringkasan Makalah
Metodologi
Para peneliti melakukan tinjauan menyeluruh terhadap catatan medis dari Rumah Sakit Universitas Kuopio dan Oulu di Finlandia selama periode 12 tahun (2010-2021). Mereka memeriksa dan menilai ulang secara manual semua kunjungan ke klinik rawat jalan demensia, yang berjumlah total 12.490 kasus. Pendekatan yang cermat ini memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi dan mengonfirmasi kasus demensia yang terjadi pada usia muda secara akurat, memastikan bahwa data mereka mencerminkan diagnosis yang sebenarnya, bukan hanya mengandalkan penilaian awal atau pengkodean. Kekuatan penelitian ini terletak pada tinjauan manual terhadap grafik pasien, yang memungkinkan penghapusan diagnosis yang salah dan pertimbangan diagnosis yang berubah selama periode tindak lanjut.
Hasil
Studi tersebut menemukan tingkat kejadian sebesar 20,5 kasus per 100.000 orang-tahun pada kelompok usia 30-64 tahun, yang lebih tinggi dari yang dilaporkan sebelumnya. Pada kelompok usia 45-64 tahun, kejadiannya adalah 33,7 kasus per 100.000 orang-tahun. Penyakit Alzheimer merupakan bentuk yang paling umum, mencakup 48% kasus, diikuti oleh spektrum gangguan demensia frontotemporal sebesar 23%, dan spektrum gangguan badan Lewy sebesar 6%. Khususnya, kejadian penyakit Alzheimer dini meningkat selama periode studi, sementara bentuk-bentuk lain tetap stabil.
Keterbatasan
Meskipun tidak dinyatakan secara eksplisit dalam materi yang diberikan, keterbatasan yang mungkin terjadi dapat mencakup fokus studi pada dua wilayah tertentu di Finlandia, yang mungkin tidak sepenuhnya mewakili populasi atau negara lain. Selain itu, ketergantungan pada data rumah sakit dapat mengabaikan kasus-kasus yang tidak pernah mencapai perawatan spesialis, meskipun sifat komprehensif sistem perawatan kesehatan Finlandia kemungkinan meminimalkan masalah ini.
Diskusi dan Kesimpulan
Tingkat kejadian yang lebih tinggi yang ditemukan dalam penelitian ini dibandingkan dengan penelitian sebelumnya menyoroti potensi meremehkan prevalensi demensia yang terjadi pada usia muda. Meningkatnya tren penyakit Alzheimer yang terjadi pada usia dini memerlukan penyelidikan lebih lanjut terhadap penyebab potensial dan faktor risiko. Temuan tersebut menekankan perlunya peningkatan kesadaran, deteksi dini, dan layanan dukungan khusus bagi individu yang lebih muda yang terkena demensia. Penelitian ini juga menggarisbawahi pentingnya mempertimbangkan faktor-faktor khusus usia dalam penelitian dan pengembangan pengobatan demensia.
Pendanaan dan Pengungkapan
Studi ini merupakan bagian dari proyek yang lebih luas yang menggabungkan data pasien di dunia nyata dengan berbagai registri. Studi ini melibatkan kolaborasi antara universitas dan lintas disiplin ilmu, termasuk kedokteran dan hukum. Penelitian ini didanai oleh perusahaan, dengan Neurocenter Finland yang mengoordinasikan kolaborasi antara berbagai pihak. Model ini memungkinkan pemanfaatan sumber daya sektor swasta dalam proyek ilmiah yang menguntungkan semua pihak, sekaligus memungkinkan peneliti untuk fokus pada penyelesaian masalah ilmiah.