Ringkasan Makalah
Metodologi
Untuk uji coba silang acak, tersamar ganda, dan terkontrol plasebo ini, para peneliti merekrut 30 orang dewasa yang kelebihan berat badan atau obesitas dan memiliki trigliserida tinggi. Peserta secara acak ditugaskan untuk menerima 1,5 gram bubuk camu camu atau plasebo (maltodekstrin) setiap hari selama 12 minggu, dengan periode pencucian selama 4 minggu di antaranya.
Hasil utama yang mereka minati adalah perubahan fraksi lemak hati, atau persentase lemak di hati, yang diukur dengan pencitraan resonansi magnetik (MRI). Mereka juga mengamati berbagai penanda kesehatan metabolik dan hati lainnya, serta perubahan komposisi mikrobioma usus.
Hasil Utama
Setelah 12 minggu, peserta yang mengonsumsi suplemen camu camu mengalami penurunan lemak hati yang signifikan sebesar 15,85% dibandingkan dengan kelompok plasebo, yang justru mengalami peningkatan sebesar 8,42%. Camu camu juga menurunkan kadar enzim hati ALT dan AST, yang meningkat pada penyakit hati berlemak dan mengindikasikan kerusakan hati.
Selain itu, para peneliti menemukan bahwa suplemen camu camu menyebabkan perubahan yang bermanfaat dalam komposisi mikrobioma usus, termasuk peningkatan bakteri bermanfaat seperti Lactobacillus dan penurunan bakteri yang terkait dengan NAFLD, seperti Adlercreutzia dan Erysipelatoclostridium. Namun, mereka tidak melihat adanya perubahan dalam berat badan atau lemak tubuh secara keseluruhan antara kedua kelompok.
Keterbatasan Studi
Salah satu keterbatasan penelitian ini adalah ukuran sampel yang relatif kecil, yakni 30 peserta. Meskipun hasilnya signifikan secara statistik, uji coba yang lebih besar diperlukan untuk mengonfirmasi temuan tersebut. Para peneliti juga tidak melakukan biopsi hati, yang akan memberikan informasi lebih rinci tentang peradangan dan fibrosis di hati. Selain itu, penelitian ini hanya berlangsung selama 12 minggu, sehingga efek jangka panjang dari suplementasi camu-camu masih belum diketahui.
Diskusi & Kesimpulan
Temuan ini menunjukkan bahwa camu camu, buah super Amazon yang kaya akan polifenol, bisa menjadi pendekatan alami yang menjanjikan untuk mengelola dan bahkan membalikkan penyakit hati berlemak non-alkohol. Para peneliti percaya bahwa sifat antioksidan dan anti-inflamasi yang tinggi dari buah beri ini, serta kemampuannya untuk memodulasi mikrobioma usus secara menguntungkan, kemungkinan besar bertanggung jawab atas efek perlindungan hati buah ini.
Yang penting, peningkatan kadar lemak hati dan enzim hati terlihat secara independen dari perubahan berat badan atau komposisi tubuh. Ini menunjukkan bahwa camu camu mungkin memiliki efek langsung dan terarah pada hati yang lebih dari sekadar mendorong penurunan berat badan. Jika dikonfirmasi dalam uji coba yang lebih besar, ini dapat menjadikan buah beri ini sebagai alat yang berharga untuk mengobati NAFLD, bukan hanya mencegahnya.
Tentu saja, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memahami sepenuhnya mekanisme yang berperan dan mengevaluasi kemanjuran dan keamanan jangka panjang suplemen camu camu. Namun, hasil awal ini tentu menarik dan menunjukkan bahwa buah beri Amazon yang sederhana ini dapat menjadi kunci untuk mengatasi masalah kesehatan global yang besar.
Pendanaan & Pengungkapan
Studi ini didanai oleh W. Garfield Weston Foundation (Weston family Microbiome Initiative) dan Canadian Institutes of Health Research (CIHR). Penulis melaporkan tidak ada konflik kepentingan.