SANTA CRUZ, California — Pernahkah Anda mendengar sebuah lagu yang terus terngiang di kepala, diputar berulang-ulang seperti piringan rusak? Fenomena umum ini, yang dikenal sebagai earworm atau involuntary musical imagery (INMI), mungkin lebih dari sekadar efek samping yang mengganggu dari kehidupan kita yang dipenuhi musik. Sebuah studi baru menunjukkan bahwa konser mental spontan ini dapat mengungkap bakat terpendam yang dimiliki banyak dari kita tanpa menyadarinya: bentuk nada sempurna.
Pitch sempurna, atau pitch absolut, adalah kemampuan untuk mengidentifikasi atau mereproduksi not musik tanpa nada referensi apa pun. Ini sering dianggap sebagai anugerah langka, diyakini dimiliki oleh kurang dari 1 dari 10.000 orang. Namun, para peneliti di University of California-Santa Cruz telah menemukan bukti bahwa sebagian besar populasi mungkin memiliki akses ke informasi pitch absolut, seperti yang terungkap melalui earworms mereka.
Studi ini, yang diterbitkan dalam jurnal Perhatian, Persepsi, & Psikofisikamengikuti 30 mahasiswa selama seminggu, meminta mereka secara acak untuk merekam musik apa pun yang terputar di kepala mereka. Apa yang mereka temukan sungguh mencengangkan: hampir setengah dari lagu yang direkam berada pada kunci yang sama persis dengan lagu aslinya, dan lebih dari dua pertiga berada dalam satu semitone (interval terkecil antara nada dalam musik Barat) dari kunci aslinya.
“Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar populasi memiliki kemampuan 'nada sempurna' yang tersembunyi dan otomatis,” kata peneliti utama studi tersebut, Matt Evans, kandidat Ph.D. Psikologi Kognitif di University of California – Santa Cruz, dalam sebuah pernyataan.
Untuk memperjelasnya, bayangkan jika Anda dapat menyenandungkan nada pembuka lagu favorit Anda, dan seorang musisi dengan nada sempurna memberi tahu Anda bahwa Anda memulai dengan kunci yang tepat – tanpa Anda perlu berusaha. Itulah yang pada dasarnya terjadi pada banyak peserta dalam penelitian ini, meskipun tidak ada satu pun dari mereka yang melaporkan memiliki nada sempurna.
Studi ini menawarkan bukti pertama bahwa ingatan nada absolut bersifat otomatis dan tidak memerlukan usaha yang disengaja. Sebaliknya, ingatan nada absolut yang akurat terungkap dalam gambaran musik yang terjadi secara spontan.
Tim peneliti menggunakan metode yang cerdas untuk menangkap pikiran-pikiran musikal yang sekilas ini. Peserta menerima pesan teks enam kali sehari pada waktu yang acak, menanyakan apakah mereka sedang mendengarkan musik. Jika ya, mereka diminta untuk menyanyikan atau menyenandungkan lagu tersebut ke ponsel mereka, mencoba mencocokkan nada dan tempo musik mental mereka seakurat mungkin.
Rekaman-rekaman ini kemudian dibandingkan dengan lagu-lagu aslinya. Para peneliti menemukan bahwa 44,7% rekaman berada dalam kunci yang sama persis dengan lagu aslinya, dan 68,9% berada dalam satu semitone dari kunci aslinya. Ini jauh lebih akurat daripada yang diperkirakan secara acak, yang memperkirakan hanya sekitar 8,3% rekaman berada dalam kunci yang benar.
Menariknya, keakuratan ini tampaknya tidak bergantung pada apakah partisipan baru saja mendengar lagu tersebut atau tidak. Hal ini menunjukkan bahwa otak kita menyimpan dan mengambil informasi nada dari memori jangka panjang, alih-alih hanya mengingat pengalaman suara terkini.
“Menariknya, jika Anda bertanya kepada orang-orang bagaimana menurut mereka mereka mengerjakan tugas ini, mereka mungkin akan cukup yakin bahwa mereka memiliki melodi yang tepat, tetapi mereka akan kurang yakin bahwa mereka bernyanyi dengan kunci yang tepat,” catat Evans. “Ternyata, banyak orang dengan ingatan nada yang sangat kuat mungkin tidak memiliki penilaian yang baik tentang keakuratan mereka sendiri, dan itu mungkin karena mereka tidak memiliki kemampuan memberi label yang dimiliki oleh nada sempurna yang sebenarnya.”
Implikasi dari penelitian ini menarik. Penelitian ini menunjukkan bahwa nada absolut, yang jauh dari sekadar bakat langka, mungkin merupakan kemampuan laten dalam diri banyak dari kita – kemampuan yang muncul secara spontan dalam pikiran musikal kita yang kosong. Hal ini dapat mengubah cara kita berpikir tentang memori dan persepsi musikal, dan bahkan mungkin memiliki implikasi untuk pendidikan dan terapi musik.
Akan tetapi, para peneliti dengan cepat menunjukkan bahwa ini tidak berarti setiap orang memiliki kemampuan sadar untuk mengidentifikasi atau menghasilkan nada tertentu sesuai perintah. Sebaliknya, ini menunjukkan bahwa otak kita secara tidak sadar mengodekan dan mereproduksi informasi nada absolut dengan akurasi yang mengejutkan.
Studi ini juga mengungkap sifat dari earworms itu sendiri. Jauh dari sekadar gangguan yang mengganggu, pikiran-pikiran musikal spontan ini mungkin merupakan jendela ke dalam pemrosesan musikal canggih yang terus-menerus dilakukan otak kita di balik layar.
“Musik dan bernyanyi adalah pengalaman unik manusia yang tidak dapat dinikmati oleh banyak orang karena mereka merasa tidak mampu, atau mereka telah diberi tahu bahwa mereka tidak mampu,” imbuh Evans. “Namun pada kenyataannya, Anda tidak harus menjadi Beyonce untuk memiliki kemampuan membuat musik. Otak Anda sudah melakukannya secara otomatis dan akurat, meskipun ada bagian diri Anda yang merasa tidak mampu.”
Penelitian ini membuka pertanyaan baru tentang bagaimana kita memproses dan mengingat musik. Mengapa otak kita menyimpan tingkat detail ini? Bagaimana informasi nada bawah sadar ini memengaruhi pengalaman sadar kita terhadap musik? Dan dapatkah kemampuan laten ini dikembangkan atau dibawa ke kesadaran sadar melalui pelatihan?
Untuk saat ini, lain kali Anda mendapati diri Anda bersenandung mengikuti alunan musik yang menarik perhatian, luangkan waktu sejenak untuk menghargai kompleksitas yang dilakukan otak Anda. Irama yang mengganggu itu mungkin hanya menunjukkan bakat musikal Anda yang terpendam.
Ringkasan Makalah
Metodologi
Para peneliti menggunakan metode yang disebut experience sampling untuk mempelajari lagu yang disukai di telinga secara langsung. Mereka merekrut 30 mahasiswa dan mengirimi mereka pesan teks enam kali sehari selama dua minggu. Ketika peserta menerima pesan, mereka ditanya apakah ada musik yang terngiang di kepala mereka. Jika ya, mereka diminta untuk merekam diri mereka sendiri saat menyanyikan atau menyenandungkan lagu tersebut.
Rekaman ini kemudian dibandingkan dengan lagu aslinya untuk mengukur seberapa akurat peserta mereproduksi nada tersebut. Penelitian ini dibagi menjadi minggu “Rekaman” dan “Tanpa Rekaman” untuk memeriksa apakah tindakan merekam memengaruhi frekuensi earworms yang dilaporkan.
Hasil Utama
Dari 132 rekaman yang dapat dianalisis, 59 (44,7%) berada pada kunci yang sama persis dengan lagu aslinya, dan 91 (68,9%) berada dalam satu semitone dari kunci aslinya. Angka ini jauh lebih tinggi daripada 8,3% yang diharapkan secara kebetulan. Pada tingkat individu, 21 dari 24 peserta yang membuat rekaman memiliki kesalahan nada rata-rata yang lebih kecil daripada yang diharapkan secara kebetulan, dengan 12 peserta menunjukkan akurasi yang signifikan secara statistik.
Keterbatasan Studi
Penelitian ini memiliki ukuran sampel yang relatif kecil, yakni 30 partisipan, yang semuanya adalah mahasiswa. Hal ini membatasi generalisasi hasil penelitian ke populasi yang lebih luas. Para peneliti juga mencatat bahwa materi rekrutmen mereka menyebutkan “citra musikal”, yang mungkin menarik partisipan dengan lebih banyak pengalaman atau kemampuan musikal. Selain itu, penelitian ini mengandalkan kemampuan partisipan untuk menyanyikan atau menyenandungkan lagu dengan akurat di kepala mereka, yang dapat menimbulkan kesalahan yang tidak terkait dengan representasi mental mereka terhadap musik tersebut.
Diskusi & Kesimpulan
Studi ini memberikan bukti baru bahwa sebagian besar populasi mungkin memiliki akses ke informasi nada absolut dalam pikiran musikal spontan mereka. Hal ini menantang anggapan bahwa nada absolut adalah kemampuan langka dan menunjukkan bahwa otak kita secara rutin mengodekan dan mengambil informasi nada yang tepat tanpa usaha sadar.
Temuan ini memiliki implikasi bagi pemahaman kita tentang memori dan persepsi musikal, dan dapat menjadi informasi bagi penelitian masa depan dalam kognisi dan pendidikan musik. Studi ini juga menyoroti potensi penggunaan earworms sebagai jendela menuju pemrosesan musik bawah sadar.
Pendanaan & Pengungkapan
Studi ini dilakukan oleh para peneliti di University of California, Santa Cruz. Para penulis tidak melaporkan adanya sumber pendanaan eksternal dan menyatakan tidak ada konflik kepentingan.