

(Kredit: AlexLMX/Shutterstock)
GREENBELT, Md.— Bulan mungkin tidak terbuat dari keju, tapi mungkin masih ada sesuatu yang mengejutkan yang tersembunyi di intinya. Dalam sebuah penelitian inovatif, para ilmuwan telah menemukan bukti bahwa Bulan mungkin memiliki lapisan lembut dan lengket jauh di dalam interiornya. Penemuan tak terduga ini menantang pemahaman kita tentang benda langit yang ada di Bumi dan dapat memiliki implikasi luas bagi ilmu pengetahuan tentang bulan.
Penelitian tersebut dipublikasikan di jurnal AGU Majumenyajikan pengukuran respons pasang surut tahunan Bulan yang pertama kali dilakukan. Sama seperti Bulan yang menyebabkan pasang surut di Bumi, Bumi dan Matahari mengerahkan gaya pasang surut di Bulan, menyebabkan Bulan sedikit berubah bentuk. Dengan menganalisis deformasi tersebut, para ilmuwan dapat mengintip struktur bagian dalam Bulan.
Penulis utama studi tersebut, Sander Goossens, dan timnya menggunakan data dari dua pesawat luar angkasa NASA: misi Gravity Recovery and Interior Laboratory (GRAIL) dan Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO). Dengan menggabungkan pengukuran jangka pendek dan presisi tinggi GRAIL dengan pengamatan jangka panjang LRO, para peneliti mampu mendeteksi perubahan halus dalam medan gravitasi Bulan pada interval bulanan dan tahunan.
Apa yang mereka temukan sungguh di luar dugaan. Respon Bulan terhadap gaya pasang surut ini menunjukkan adanya a zona dengan viskositas rendah (LVZ) di dasar mantelnya. Sederhananya, mungkin terdapat lapisan batuan yang sebagian meleleh jauh di dalam Bulan, tepat di atas intinya.


Pengungkapan ini sebanding dengan penemuan bahwa telur rebus memiliki kuning telur yang encer. Hal ini menantang persepsi umum tentang Bulan sebagai benda padat dan dingin serta menunjukkan bahwa interiornya lebih kompleks dan dinamis daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Untuk memahami pentingnya penemuan ini, bayangkan kita sedang meremas bola stres. Bola padat akan cepat kembali ke bentuk aslinya, sedangkan bola dengan bagian tengah yang lengket akan membutuhkan waktu lebih lama untuk memantul kembali. Demikian pula, respons Bulan terhadap gaya pasang surut memberikan petunjuk tentang struktur internalnya.
Kehadiran lapisan lunak ini dapat mempunyai implikasi besar bagi pemahaman kita tentang sejarah termal dan evolusi Bulan. Hal ini menunjukkan bahwa pasti ada sumber panas yang menjaga lapisan yang sebagian meleleh ini, sehingga menimbulkan pertanyaan baru tentang struktur internal Bulan yang misterius.
Selain itu, para peneliti juga menarik persamaan yang menarik antara Bulan dan Mars. Data seismik terbaru dari Planet Merah juga mengisyaratkan adanya material cair sebagian di bagian dalamnya. Kesamaan ini dapat memberikan wawasan baru tentang pembentukan dan evolusi benda-benda batuan di tata surya kita.
Temuan penelitian ini juga dapat berdampak pada misi masa depan ke Bulan. Memahami struktur internal Bulan sangat penting untuk merencanakan ekspedisi manusia, terutama jika umat manusia ingin membangun koloni jangka panjang di permukaan Bulan.
Ringkasan Makalah
Metodologi
Para peneliti menggunakan data pelacakan radio dari dua pesawat ruang angkasa NASA: GRAIL dan LRO. GRAIL memberikan pengukuran gravitasi yang tepat dalam waktu singkat, sementara LRO menawarkan observasi jangka panjang. Dengan menganalisis bagaimana medan gravitasi Bulan berubah seiring waktu akibat gaya pasang surut dari Bumi dan Matahari, tim dapat menyimpulkan rincian tentang struktur internal Bulan. Mereka menggunakan model matematika yang rumit untuk menafsirkan variasi gravitasi ini dan menghubungkannya dengan sifat internal Bulan.
Hasil Utama
Studi ini menghasilkan pengukuran pertama respons pasang surut Bulan pada interval tahunan, melengkapi pengukuran bulanan yang sudah ada. Hasil ini menunjukkan bahwa respons Bulan terhadap gaya pasang surut bergantung pada frekuensi, artinya respons Bulan berbeda terhadap siklus bulanan dan tahunan. Perilaku ini paling baik dijelaskan dengan adanya zona dengan viskositas rendah jauh di dalam Bulan, yang kemungkinan besar terdiri dari sebagian material cair.
Keterbatasan Studi
Meskipun penelitian ini memberikan bukti kuat mengenai zona dengan viskositas rendah, terdapat keterbatasan. Pengukuran tahunan memiliki ketidakpastian yang lebih besar dibandingkan pengukuran bulanan karena periode pengamatan yang diperlukan lebih lama. Selain itu, penelitian ini mengandalkan pengukuran tidak langsung dan model matematika, yang selalu melibatkan ketidakpastian dan penyederhanaan proses alam yang kompleks.
Diskusi & Kesimpulan
Kehadiran zona dengan viskositas rendah di Bulan memiliki implikasi signifikan terhadap pemahaman kita tentang evolusi Bulan dan keadaan saat ini. Hal ini menunjukkan bahwa interior Bulan masih cukup hangat untuk mempertahankan pencairan sebagian, sehingga memerlukan sumber panas. Hal ini menantang model evolusi termal bulan sebelumnya. Temuan ini juga menarik kesamaan antara Bulan dan Mars, sehingga berpotensi memberikan wawasan tentang struktur internal benda-benda batuan secara umum. Studi ini menggarisbawahi pentingnya pengukuran jangka panjang dan presisi tinggi dalam ilmu pengetahuan planet dan menunjukkan bagaimana menggabungkan data dari berbagai misi dapat menghasilkan wawasan baru.
Pendanaan & Pengungkapan
Penelitian ini didanai oleh Program Analisis Data Bulan Divisi Ilmu Planet NASA. Para penulis menyatakan tidak ada konflik kepentingan yang relevan dengan penelitian ini.