COLUMBUS, OH – Semua orang tahu es krim dan pizza bukanlah pilihan yang paling sehat, tetapi bumbu-bumbu seperti saus tomat juga diam-diam meningkatkan asupan lemak jenuh dan gula tambahan. Para peneliti telah menyusun daftar baru makanan dan minuman yang mungkin tidak diketahui banyak orang yang berkontribusi terhadap pola makan yang tidak sehat di kalangan orang Amerika.
Pedoman gizi menganjurkan pembatasan lemak dan gula hingga 10% dari kalori harian seseorang. Kebanyakan orang dewasa melampaui batas ini — lemak jenuh ditemukan mencapai 12% dari makanan seseorang, dan gula tambahan mencapai 14 hingga 16% dari kalori harian. Ini biasanya berasal dari makan banyak keju dan mengonsumsi minuman ringan. Namun, makanan yang tampaknya tidak berbahaya seperti dada ayam dan saus tomat juga ada dalam daftar — terutama jika orang mengonsumsinya secara berlebihan.
“Dada ayam dipromosikan sebagai makanan rendah lemak jenuh, tetapi masih mengandung sedikit lemak jenuh. Namun, penting untuk mengetahui bagaimana makanan dengan jumlah lebih sedikit juga secara perlahan menambahkan lemak jenuh secara diam-diam ke dalam makanan,” jelas Profesor Christopher Taylor, direktur dietetika medis di School of Health and Rehabilitation Sciences di The Ohio State University dan penulis utama studi tersebut, dalam rilis media.
Para penulis mengumpulkan data lebih dari 35.000 orang dewasa AS sebagai bagian dari proyek untuk mengembangkan alat untuk mengidentifikasi konsumsi makanan tidak sehat dalam pola makan seseorang. Penelitian tersebut, yang diterbitkan dalam jurnal NutrisiBahasa Indonesia: juga menyebarkan kesadaran akan sumber gula dan lemak tak terduga harian dan pentingnya membaca label sebelum membeli makanan ini.
“Mampu memenuhi kurang dari 10% berarti mengidentifikasi kontributor besar, tetapi juga mampu melihat di mana lemak jenuh dan gula tambahan mungkin masih ada dalam pilihan makanan lain. Itu tidak menjadikan mereka pilihan yang buruk—ini tentang menyadari bagaimana latte pagi dapat berkontribusi,” kata Taylor.
Secara keseluruhan, keju, pizza, es krim, dan telur berada di urutan teratas daftar makanan yang mengandung lemak jenuh tinggi, menurut penelitian tersebut. Daging olahan, pengganti krim, kentang goreng, dan susu murni juga mengandung lemak jenuh tinggi.
Terkait minuman dan permen, minuman ringan, teh, minuman buah, kue, dan pai merupakan sumber gula tambahan yang paling umum. Namun, bumbu berbahan dasar tomat, sereal batangan, minuman berenergi, dan roti ragi juga berkontribusi terhadap konsumsi gula tambahan harian masyarakat.
Ringkasan Makalah
Metodologi
Tim peneliti menganalisis informasi dari 36.378 orang dewasa berusia 19 tahun ke atas yang mengikuti Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional dari tahun 2005 hingga 2018. Survei tersebut mencakup apa yang dimakan seseorang dalam 24 jam terakhir dan kapan makanan serta minuman tersebut dikonsumsi dalam 2 hari terakhir.
Para peneliti juga meneliti perbedaan sumber makanan yang kaya akan lemak jenuh dan gula tambahan menurut ras/etnis dan kelompok usia. Memahami faktor-faktor ini akan membantu menciptakan rencana yang lebih personal untuk menjaga pola makan yang sehat.
Hasil Utama
- Keju, pizza, es krim, dan telur menempati peringkat tertinggi untuk makanan yang mengandung lemak jenuh tinggi.
- Makanan lain yang umum dikonsumsi dengan lemak jenuh tinggi termasuk potongan daging dingin, pengganti krim, kentang goreng, dan susu murni.
- Minuman ringan, teh, minuman buah, kue, dan pai merupakan sumber gula tambahan yang paling umum.
- Bumbu berbahan dasar tomat, batangan sereal, minuman berenergi, dan roti ragi berkontribusi terhadap konsumsi gula tambahan sehari-hari masyarakat.
- Lemak jenuh menyumbang setidaknya 12% dari kalori harian rata-rata orang Amerika, dan gula tambahan menyumbang 14% hingga 16%.
Diskusi & Kesimpulan
Para peneliti tengah mengembangkan aplikasi untuk mengidentifikasi “nutrisi yang perlu diperhatikan” di antara makanan umum yang berkontribusi terhadap asupan lemak jenuh dan gula di Amerika. Dengan membatasi pilihan makanan ini, tujuannya adalah untuk mencegah risiko penyakit di masa mendatang, seperti penyakit jantung, diabetes, dan kanker.
“Ada makanan yang mengandung lemak jenuh dan gula tambahan yang lebih tinggi yang sering dikonsumsi, dan makanan tersebut menjadi target, tetapi ada juga efek kumulatif yang lebih kecil dari hal-hal yang secara umum dianggap sehat, tetapi semuanya hanya berkontribusi sedikit,” kata Taylor. “Lalu ketika Anda menambahkan beberapa sumber yang lebih tinggi tersebut, Anda akhirnya melebihi ambang batas untuk 10% kalori harian.”
Pendanaan & Pengungkapan
Penelitian ini didanai oleh hibah dari National Institutes of Health dan National Cancer Institution. Salah satu penulis studi bekerja di perusahaan riset nutrisi dan perawatan kesehatan Viocare. Peneliti lain telah mengungkapkan bahwa mereka tidak memiliki kepentingan yang saling bertentangan yang dapat memengaruhi hasil studi.