

(Kredit: © Mikhail Primakov | Dreamstime.com)
Pengguna telepon seluler di pedesaan menghadapi tingkat radiasi yang lebih tinggi meskipun menara selulernya lebih sedikit, demikian temuan penelitian
BARCELONA — Terkait radiasi ponsel, tinggal di kota dengan banyak menara seluler sebenarnya dapat mengurangi paparan Anda. Kesimpulan yang tampaknya paradoks ini muncul dari penelitian baru yang meneliti bagaimana teknologi 5G mengubah lingkungan elektromagnetik kita di seluruh lanskap perkotaan dan pedesaan.
Swiss, negara yang pertama kali mengadopsi teknologi 5G di Eropa, menjadi tempat uji coba yang ideal untuk penelitian ini. Setelah memperkenalkan pita frekuensi baru pada tahun 2019, termasuk pita frekuensi penting 3,5 GHz yang digunakan oleh jaringan 5G, negara ini berada pada posisi yang tepat untuk mempelajari bagaimana jaringan canggih ini memengaruhi paparan kita sehari-hari terhadap medan elektromagnetik.
Jaringan 5G modern menggunakan sistem antena canggih yang fungsinya sangat berbeda dari teknologi seluler sebelumnya. Sistem ini, yang disebut antena Massal Multiple-Input Multiple-Output (Ma-MIMO), dapat mengarahkan pancaran sinyal terfokus secara tepat ke perangkat pengguna. Anggap saja ini seperti sorotan yang mengikuti seorang aktor di atas panggung daripada membanjiri seluruh teater dengan cahaya. Pendekatan yang ditargetkan ini, yang dikenal sebagai beamforming, menandai perubahan signifikan dari jaringan seluler lama yang menyiarkan sinyal secara lebih seragam ke seluruh wilayah yang luas.
Tim peneliti, bagian dari Proyek GOLIAT, mengumpulkan pengukuran di dua kota besar di Swiss (Zurich dan Basel) dan tiga desa pedesaan (Hergiswil, Willisau, dan Dagmersellen). Dalam pengukuran awal, yang dilakukan dengan ponsel dalam mode pesawat, mereka menemukan bahwa tingkat paparan meningkat seiring dengan kepadatan populasi. Desa-desa di pedesaan mengalami tingkat paparan rata-rata sebesar 0,17 miliwatt per meter persegi (mW/m²), sedangkan kota Basel dan Zurich mencatat rata-rata paparan yang lebih tinggi, masing-masing sebesar 0,33 dan 0,48 mW/m².
“Tingkat tertinggi ditemukan di kawasan bisnis perkotaan dan angkutan umum, yang masih seratus kali lebih rendah dari nilai pedoman internasional,” kata penulis senior studi Martin Röösli, peneliti di Swiss Tropical and Public Health Institute, dalam sebuah pernyataan. .
Ketika peneliti melakukan simulasi penggunaan data intensif dengan mengunduh file besar berulang kali, tingkat paparan meningkat secara signifikan hingga rata-rata 6-7 mW/m². Peningkatan ini terutama terlihat di wilayah perkotaan, dimana jaringan 5G menggunakan beamforming untuk mengarahkan sinyal yang lebih kuat ke perangkat aktif.


Temuan paling menarik muncul selama pengujian kecepatan unggah maksimum, di mana perangkat terus-menerus mengirimkan file berukuran besar ke jaringan. Selama pengujian ini, tingkat paparan mencapai rata-rata 16 mW/m² di perkotaan namun melonjak hingga 29 mW/m² di pedesaan. Akibat yang tidak terduga ini terjadi karena telepon di daerah pedesaan harus bekerja lebih keras untuk mempertahankan koneksi dengan menara seluler yang jauh.
“Kami harus ingat bahwa dalam penelitian kami, jarak ponsel sekitar 30 cm dari alat pengukur, yang berarti hasil kami mungkin meremehkan paparan sebenarnya,” kata pemimpin penulis studi Adriana Fernandes Veludo. “Pengguna ponsel akan mendekatkan ponsel ke tubuh sehingga paparan RF-EMF bisa 10 kali lebih tinggi.”
“Paparan terhadap lingkungan akan lebih rendah ketika kepadatan stasiun pangkalan rendah. Namun, dalam situasi seperti ini, emisi dari ponsel jauh lebih tinggi,” Hal ini menciptakan situasi yang digambarkan oleh Veludo sebagai sebuah paradoks. “Hal ini memiliki konsekuensi paradoks yaitu pengguna ponsel pada umumnya lebih terpapar RF-EMF di area dengan kepadatan stasiun pangkalan rendah.”
Ketika penelitian ini meluas melampaui perbatasan Swiss ke sembilan negara Eropa lainnya, para ilmuwan akan melacak bagaimana berbagai pendekatan terhadap penerapan 5G memengaruhi tingkat paparan elektromagnetik. Temuan mereka akan membantu menginformasikan perdebatan yang sedang berlangsung tentang desain jaringan seluler yang optimal dan implikasinya terhadap kesehatan masyarakat.
Ringkasan Makalah
Metodologi
Para peneliti memilih lima wilayah studi di Swiss dengan tingkat urbanisasi yang berbeda-beda. Mereka membawa peralatan khusus termasuk ekspositimeter ExpoM-RF 4, yang mengukur 35 pita frekuensi berbeda, dan telepon uji yang dilengkapi dengan perangkat lunak pemantauan. Peralatan tersebut dibawa dalam tas punggung yang dirancang khusus untuk meminimalkan gangguan. Pengukuran dilakukan di berbagai lingkungan mikro seperti pusat kota, kawasan pemukiman, dan angkutan umum, dengan masing-masing lokasi diukur selama kurang lebih 15 menit selama jam kerja.
Hasil
Studi ini menemukan tiga pola paparan yang berbeda: paparan lingkungan (tanpa penggunaan perangkat secara aktif) paling tinggi terjadi di kawasan bisnis perkotaan sebesar 1,02 mW/m²; paparan terkait pengunduhan meningkat karena frekuensi 5G, khususnya di wilayah perkotaan; dan paparan terkait unggahan tertinggi terjadi di daerah pedesaan, mencapai hingga 37,50 mW/m². Pita frekuensi 5G pada 3,5 GHz dan pita 2,1 GHz menjadi kontributor utama paparan selama penggunaan aktif.
Keterbatasan
Para peneliti mengakui beberapa keterbatasan, termasuk potensi efek pelindung tubuh dari peralatan pengukuran, resolusi temporal alat pengukur, dan ketidakmampuan membedakan sinyal downlink dan uplink pada pita frekuensi 5G karena sifat pembagian waktunya. Selain itu, penelitian ini hanya menggunakan satu jenis telepon dan satu penyedia layanan seluler, yang mungkin tidak mewakili semua skenario yang mungkin terjadi.
Diskusi dan Kesimpulan
Penelitian menunjukkan bahwa meskipun paparan RF-EMF lingkungan tetap serupa dengan penelitian sebelumnya, transmisi data aktif secara signifikan meningkatkan tingkat paparan. Studi ini juga menyoroti pentingnya mempertimbangkan lingkungan perkotaan dan pedesaan ketika menilai paparan RF-EMF, karena polanya berbeda secara signifikan di antara lingkungan tersebut. Informasi ini berharga untuk penelitian epidemiologi dan penilaian risiko.
Pendanaan dan Pengungkapan
Studi ini didanai oleh program penelitian dan inovasi Horizon Europe Uni Eropa berdasarkan perjanjian hibah No 101057262, dengan dukungan tambahan dari berbagai institusi termasuk Institut Kesehatan Spanyol Carlos III. Para penulis menyatakan tidak ada persaingan kepentingan finansial atau hubungan pribadi yang dapat mempengaruhi pekerjaan mereka.
Detail Publikasi
Penelitian ini bertajuk “Menjelajahi Tingkat RF-EMF di Lingkungan Mikro Swiss: Evaluasi Paparan Downlink dan Uplink yang Diinduksi Lingkungan dan Otomatis di Era 5G,” diterbitkan dalam Penelitian Lingkungan (Volume 266, 2025). Penelitian ini dilakukan oleh tim internasional yang dipimpin oleh peneliti dari Swiss Tropical and Public Health Institute dan University of Basel, bekerja sama dengan institusi di seluruh Eropa.