Ringkasan Makalah
Metodologi
Para peneliti melakukan survei daring terhadap 142 pekerja di Inggris yang menggunakan teknologi untuk bekerja setidaknya sekali sehari. Peserta menjawab pertanyaan tentang pengalaman mereka dengan stres di tempat kerja digital, kelebihan informasi, kecemasan, dan Fear of Missing Out. Mereka juga memberikan informasi tentang tingkat kelelahan dan kesehatan mental mereka. Studi ini menggunakan berbagai teknik statistik, termasuk analisis regresi, untuk memeriksa hubungan antara faktor-faktor ini.
Hasil Utama
Studi tersebut menemukan bahwa kelebihan informasi dan Fear of Missing Out secara signifikan dikaitkan dengan tingkat stres yang lebih tinggi di tempat kerja digital. Faktor-faktor ini, bersama dengan stres di tempat kerja digital secara keseluruhan, dikaitkan dengan peningkatan kelelahan dan kesehatan mental yang lebih buruk di antara karyawan. Menariknya, rasa takut kehilangan informasi memiliki dampak negatif yang lebih kuat pada kesehatan mental daripada kelebihan informasi secara umum.
Keterbatasan Studi
Studi ini mengandalkan data yang dilaporkan sendiri, yang dapat mengandung bias. Ukuran sampel relatif kecil dan tidak sepenuhnya mewakili semua pekerja.
Selain itu, desain penelitian yang bersifat cross-sectional berarti tidak dapat menetapkan hubungan kausal – dengan kata lain, kita tidak dapat mengatakan dengan pasti bahwa kelebihan beban digital menyebabkan kesehatan mental yang buruk, hanya saja ada korelasinya. Penelitian ini juga berfokus pada titik waktu tertentu dan tidak memperhitungkan bagaimana hubungan ini dapat berubah dalam jangka waktu yang lebih lama.
Diskusi & Kesimpulan
Penelitian ini menyoroti perlunya organisasi mengelola arus informasi secara cermat di tempat kerja digital. Penelitian ini menunjukkan bahwa sekadar menyediakan lebih banyak informasi tidak selalu lebih baik dan berpotensi membahayakan kesejahteraan karyawan.
Studi ini menekankan pentingnya mengembangkan strategi untuk membantu pekerja mengatasi kelebihan informasi dan mengurangi FoMO di tempat kerja. Ini mungkin termasuk pelatihan yang lebih baik, sistem manajemen informasi yang lebih baik, dan kebijakan yang mendorong keseimbangan kehidupan dan pekerjaan. Temuan ini juga menggarisbawahi perlunya penelitian lebih lanjut tentang efek jangka panjang stres di tempat kerja digital terhadap kesehatan mental dan produktivitas karyawan.
Pendanaan & Pengungkapan
Penelitian ini didanai oleh ESRC-MGS (Dewan Riset Ekonomi dan Sosial — Sekolah Pascasarjana Midland). Penelitian ini juga didukung oleh UK Research and Innovation dan Pusat Riset Biomedis NIHR. Para penulis menyatakan tidak ada konflik kepentingan.