Selama bertahun-tahun, dokter telah menggembar-gemborkan potensi manfaat mengonsumsi aspirin setiap hari untuk mengurangi risiko kanker kolorektal. Kini, sebuah studi baru menunjukkan bahwa obat bebas sederhana ini dapat memberikan dampak yang lebih besar bagi mereka yang sangat membutuhkannya – orang-orang dengan gaya hidup yang kurang sehat.
Para peneliti dari Sekolah Kedokteran Harvard dan Rumah Sakit Umum Massachusetts menemukan bahwa meskipun penggunaan aspirin secara teratur dapat menurunkan risiko kanker kolorektal bagi kebanyakan orang, efek perlindungannya secara signifikan lebih terasa pada individu dengan kebiasaan tidak sehat seperti merokok, kelebihan berat badan, atau tidak berolahraga secara teratur.
Penemuan ini dapat membantu dokter lebih tepat sasaran dalam upaya pencegahan kanker dan memberikan motivasi baru bagi mereka yang kesulitan menerapkan perilaku yang lebih sehat.
Studi yang diterbitkan di JAMA Onkologimengikuti lebih dari 100.000 profesional kesehatan selama lebih dari tiga dekade, melacak penggunaan aspirin, kebiasaan gaya hidup, dan tingkat kanker kolorektal. Hasilnya sangat mengejutkan: Meskipun penggunaan aspirin dikaitkan dengan risiko kanker yang lebih rendah secara keseluruhan, besarnya manfaat tersebut sangat bervariasi berdasarkan seberapa sehat gaya hidup seseorang secara keseluruhan.
Bagi mereka yang memiliki gaya hidup tidak sehat – ditandai dengan faktor-faktor seperti obesitas, merokok, minum alkohol berlebihan, kurang olahraga, dan pola makan yang buruk – penggunaan aspirin secara teratur dikaitkan dengan penurunan risiko absolut terkena kanker kolorektal sebesar 1,28% selama 10 tahun. Sebagai perbandingan, ini berarti bahwa untuk setiap 78 orang dengan gaya hidup sangat tidak sehat yang mengonsumsi aspirin secara teratur, satu kasus kanker kolorektal dapat dicegah.
Sebaliknya, di antara mereka yang memiliki gaya hidup paling sehat, manfaatnya jauh lebih kecil – hanya pengurangan risiko absolut sebesar 0,11%. Dengan kata lain, 909 orang dengan gaya hidup sangat sehat perlu mengonsumsi aspirin secara teratur untuk mencegah satu kasus kanker kolorektal.
Tentu saja, temuan ini tidak berarti bahwa orang-orang dengan gaya hidup sehat tidak boleh mengonsumsi aspirin. Sebaliknya, penulis menyarankan bahwa aspirin mungkin merupakan alat yang sangat ampuh untuk pencegahan kanker pada mereka yang berisiko lebih tinggi karena perilaku tidak sehat.
Hasil penelitian ini menyoroti pentingnya mempertimbangkan faktor pengobatan dan gaya hidup dalam strategi pencegahan kanker. Meskipun menerapkan kebiasaan sehat seperti menjaga berat badan normal, tidak merokok, berolahraga secara teratur, dan mengonsumsi makanan seimbang tetap penting untuk mengurangi risiko kanker, aspirin dapat memberikan lapisan perlindungan tambahan – terutama bagi mereka yang kesulitan melakukan perubahan gaya hidup ini.
Menariknya, para peneliti menemukan bahwa indeks massa tubuh (IMT) dan status merokok memiliki dampak terbesar pada seberapa banyak manfaat yang diperoleh orang dari penggunaan aspirin. Hal ini menunjukkan bahwa orang yang kelebihan berat badan dan perokok mungkin memperoleh manfaat paling banyak dari menambahkan aspirin setiap hari ke dalam pola hidup sehat mereka, meskipun tentu saja berhenti merokok dan menurunkan berat badan tetap harus menjadi tujuan utama.
Penting untuk dicatat bahwa meskipun temuan ini menjanjikan, bukan berarti semua orang harus segera mulai mengonsumsi aspirin. Obat ini dapat menimbulkan efek samping, termasuk peningkatan risiko pendarahan, jadi sangat penting untuk berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan sebelum memulai pengobatan baru.
Lebih jauh, penulis studi menekankan bahwa aspirin bukanlah pengganti gaya hidup sehat. Bahkan di antara mereka yang mengonsumsi aspirin secara teratur, orang-orang dengan kebiasaan hidup sehat tetap memiliki risiko kanker kolorektal yang lebih rendah secara keseluruhan dibandingkan mereka yang memiliki gaya hidup tidak sehat.
Baik Anda seorang yang maniak kesehatan atau seseorang yang masih berusaha menghentikan kebiasaan merokok, studi ini menggarisbawahi pesan penting: Dalam hal pencegahan kanker kolorektal, setiap langkah positif diperhitungkan – dan bagi sebagian orang, aspirin setiap hari mungkin merupakan senjata yang sangat ampuh dalam melawannya.
Ringkasan Makalah
Metodologi
Para peneliti menganalisis data dari dua studi jangka panjang yang melibatkan para profesional kesehatan: Nurses' Health Study dan Health Professionals Follow-up Study. Mereka mengamati informasi dari lebih dari 100.000 partisipan yang dikumpulkan selama lebih dari 30 tahun. Para peneliti menilai penggunaan aspirin oleh partisipan (didefinisikan sebagai mengonsumsi setidaknya dua tablet standar 325 mg per minggu) dan membuat “skor gaya hidup sehat” berdasarkan lima faktor: indeks massa tubuh, status merokok, asupan alkohol, aktivitas fisik, dan kualitas diet. Mereka kemudian melacak siapa yang mengembangkan kanker kolorektal dari waktu ke waktu dan menggunakan metode statistik untuk menghitung bagaimana penggunaan aspirin dan faktor gaya hidup terkait dengan risiko kanker.
Hasil
Secara keseluruhan, pengguna aspirin rutin memiliki risiko absolut 0,97% lebih rendah untuk terkena kanker kolorektal selama 10 tahun dibandingkan dengan mereka yang tidak menggunakan aspirin. Namun, manfaat ini bervariasi secara signifikan berdasarkan gaya hidup:
- Bagi mereka dengan gaya hidup paling tidak sehat, penggunaan aspirin dikaitkan dengan pengurangan risiko absolut sebesar 1,28%.
- Bagi mereka dengan gaya hidup paling sehat, pengurangannya hanya 0,11%.
Para peneliti menemukan pola serupa saat mengamati pengurangan risiko selama 20 tahun. Di antara faktor gaya hidup individu, indeks massa tubuh dan status merokok memiliki dampak terbesar pada efektivitas aspirin.
Keterbatasan
Populasi penelitian sebagian besar adalah profesional kesehatan kulit putih, yang dapat membatasi seberapa umum hasil penelitian ini dapat digeneralisasikan ke kelompok lain. Data tentang penggunaan aspirin dan faktor gaya hidup dilaporkan sendiri, yang dapat menimbulkan beberapa ketidakakuratan. Penelitian ini tidak secara sistematis menilai potensi efek samping penggunaan aspirin atau memperhitungkan sindrom kanker turunan.
Diskusi dan Poin-poin Utama
Studi ini menunjukkan bahwa aspirin mungkin sangat bermanfaat untuk pencegahan kanker kolorektal pada orang dengan gaya hidup tidak sehat. Namun, gaya hidup sehat tetap memberikan perlindungan terbaik terhadap kanker. Temuan ini dapat membantu dokter mengidentifikasi pasien yang mungkin paling diuntungkan dari penggunaan aspirin untuk pencegahan kanker. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami mekanisme di balik efek ini dan mengembangkan strategi pencegahan yang dipersonalisasi.
Pendanaan dan Pengungkapan
Studi ini didukung oleh berbagai hibah dari National Institutes of Health dan organisasi penelitian lainnya. Dr. Andrew Chan melaporkan menerima bayaran pribadi dari beberapa perusahaan farmasi di luar studi ini. Penulis lainnya menyatakan tidak ada konflik kepentingan.