

(© rocketclips – stock.adobe.com)
LONDON — Saat kita menjalani hidup, kesehatan kita menjadi perhatian yang semakin penting. Namun bagaimana perbandingan kesehatan orang dewasa paruh baya antara dua negara paling berpengaruh di dunia? Sebuah studi baru menyoroti perbedaan mencolok dalam kesehatan pada usia paruh baya antara Inggris dan Amerika Serikat, mengungkapkan wawasan mengejutkan yang menantang persepsi umum.
Di bidang kesehatan masyarakat, membandingkan hasil antar negara dapat memberikan wawasan berharga mengenai efektivitas berbagai sistem layanan kesehatan dan kebijakan sosial. Penelitian yang dipimpin oleh tim dari University College London (UCL), menemukan bahwa orang dewasa Inggris berusia 30-an dan 40-an umumnya memiliki kesehatan kardiovaskular yang lebih baik dibandingkan rekan-rekan mereka di Amerika. Secara khusus, tingkat obesitas, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi lebih rendah pada orang dewasa di Inggris dibandingkan dengan orang dewasa di AS. Namun, penelitian ini juga mengungkap beberapa temuan tak terduga yang memberikan gambaran kesehatan yang lebih kompleks ketika membandingkan kedua negara.
Studi yang dipublikasikan di Jurnal Epidemiologi Internasionalmenganalisis data dari hampir 10.000 orang Inggris yang lahir pada tahun 1970, berpartisipasi dalam British Cohort Study (BCS70) tahun 1970, dan membandingkannya dengan informasi dari 5.000 orang dewasa Amerika yang lahir antara tahun 1976 dan 1983, yang merupakan bagian dari studi Add Health. Kedua penelitian tersebut mewakili tingkat nasional dan melibatkan perawat terlatih yang mengukur indikator kesehatan utama seperti tekanan darah, kolesterol, indeks massa tubuh (BMI), dan kadar gula darah.
Temuan tersebut mengungkapkan bahwa orang dewasa paruh baya di AS lebih cenderung memiliki tekanan darah tinggi (22,5% vs 19%), kolesterol tinggi (11% vs 8%), dan obesitas (40% vs 34,5%) dibandingkan dengan rekan-rekan mereka di Inggris. Namun, orang dewasa di Inggris lebih cenderung merokok setiap hari (28% vs 21%) dan mengakui bahwa kesehatan mereka “buruk” (18% vs 12%).
Salah satu penemuan yang paling mengejutkan adalah bahwa lulusan perguruan tinggi di Amerika lebih cenderung memiliki tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi dibandingkan orang dewasa di Inggris yang tidak memiliki gelar sarjana. Temuan ini menantang asumsi umum bahwa pendidikan tinggi selalu berkorelasi dengan hasil kesehatan yang lebih baik.


Studi ini juga mengungkapkan kesenjangan sosial ekonomi yang lebih luas dalam bidang kesehatan di AS dibandingkan di Inggris. Di AS, orang dewasa termiskin delapan kali lebih mungkin terkena diabetes dibandingkan orang terkaya dan tujuh kali lebih mungkin merokok. Sebaliknya, di Inggris, orang dewasa termiskin hanya dua kali lebih mungkin terkena diabetes atau merokok dibandingkan orang terkaya.
Temuan ini menimbulkan pertanyaan penting mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan masyarakat di kedua negara. Meskipun Amerika menghabiskan lebih banyak dana untuk layanan kesehatan per kapita dibandingkan negara lain di dunia, hal ini tidak berarti memberikan hasil kesehatan yang lebih baik bagi warga negaranya, terutama di usia paruh baya.
Para peneliti berpendapat bahwa perbedaan dalam sistem layanan kesehatan, kebijakan kesejahteraan, dan faktor lingkungan mungkin menjelaskan beberapa kesenjangan ini. Misalnya, Layanan Kesehatan Nasional Inggris menyediakan layanan kesehatan universal yang gratis pada saat digunakan, sehingga berpotensi menghasilkan hasil kesehatan yang lebih adil di seluruh kelompok sosial ekonomi.
“Penelitian baru kami menunjukkan bahwa meskipun orang dewasa di Inggris cenderung percaya bahwa kesehatan mereka buruk, mereka cenderung memiliki kesehatan jantung yang lebih baik dibandingkan orang Amerika di usia paruh baya,” kata Dr. Charis Bridger Staatz, penulis utama dari UCL Center for Longitudinal Studi, dalam sebuah pernyataan. “Meskipun kami tidak dapat menyelidiki secara langsung penyebab hal ini, kami dapat berspekulasi bahwa perbedaan tingkat olahraga, pola makan dan kemiskinan, serta terbatasnya akses terhadap layanan kesehatan gratis mungkin memperburuk kesehatan fisik di AS. Mengingat kesamaan politik dan sosial antara AS dan Inggris, AS bertindak sebagai peringatan akan seperti apa kondisi kesehatan di Inggris tanpa jaring pengaman NHS dan sistem kesejahteraan yang kuat.”
Ketika kedua negara bergulat dengan meningkatnya biaya layanan kesehatan dan populasi yang menua, memahami perbedaan kesehatan paruh baya ini menjadi hal yang sangat penting. Studi ini berfungsi sebagai peringatan, menyoroti perlunya intervensi yang ditargetkan dan perubahan kebijakan untuk meningkatkan hasil kesehatan masyarakat di kedua negara.
Meskipun jalan menuju kesehatan yang lebih baik berbeda-beda di setiap negara, ada satu hal yang jelas: mengatasi kesenjangan kesehatan di usia paruh baya sangat penting untuk memastikan masa depan yang lebih sehat dan sejahtera bagi semua warga negara, terlepas dari wilayah Atlantik mana mereka tinggal.
Ringkasan Makalah
Metodologi
Para peneliti menggunakan data dari dua studi besar yang representatif secara nasional: British Cohort Study tahun 1970 di Inggris dan National Longitudinal Study of Adolescent to Adult Health (Add Health) di Amerika Serikat. Penelitian-penelitian ini telah mengamati sekelompok besar orang dari waktu ke waktu, mengumpulkan informasi kesehatan yang terperinci. Dalam kedua penelitian tersebut, perawat terlatih mengukur tekanan darah, kolesterol, BMI, dan kadar gula darah peserta. Para peneliti membandingkan langkah-langkah kesehatan antara kedua kelompok ketika peserta berusia pertengahan 30an hingga pertengahan 40an, dengan menggunakan teknik statistik untuk memastikan perbandingan yang adil.
Hasil Utama
Studi tersebut menemukan bahwa orang dewasa di AS memiliki tingkat obesitas yang lebih tinggi (40% vs 34,5%), tekanan darah tinggi (22,5% vs 19%), dan kolesterol tinggi (11% vs 8%) dibandingkan dengan orang dewasa di Inggris. Namun, orang dewasa di Inggris lebih cenderung merokok setiap hari (28% vs 21%) dan melaporkan penilaian kesehatan yang buruk (18% vs 12%). Studi ini juga mengungkapkan kesenjangan sosial ekonomi yang lebih luas dalam bidang kesehatan di Amerika dibandingkan dengan Inggris, terutama dalam hal diabetes dan merokok.
Keterbatasan Studi
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Karena didasarkan pada data observasi, maka hubungan sebab dan akibat tidak dapat ditentukan secara pasti. Para peneliti mencatat bahwa mungkin ada faktor-faktor lain yang tidak teramati dan tidak diperhitungkan yang mungkin menjelaskan hubungan antara latar belakang sosial ekonomi dan kesehatan paruh baya. Selain itu, meskipun studi-studi tersebut representatif secara nasional, mungkin ada beberapa perbedaan dalam cara pengumpulan atau penafsiran data antara kedua negara.
Diskusi & Kesimpulan
Temuan ini menyoroti hubungan antara faktor sosial ekonomi dan hasil kesehatan. Mereka berpendapat bahwa sistem layanan kesehatan universal seperti NHS di Inggris dapat membantu mengurangi kesenjangan kesehatan. Profesor George Ploubidis, penulis senior penelitian ini, memperingatkan bahwa meskipun hasil penelitian ini memberikan gambaran yang relatif positif bagi Inggris, tantangan kesehatan yang signifikan masih tetap ada.
“Meski begitu, penelitian ini tidak boleh mengalihkan perhatian kita dari fakta bahwa lebih dari sepertiga orang dewasa di Inggris mengalami obesitas dan seperlimanya menderita tekanan darah tinggi di usia paruh baya,” katanya.
Studi ini menggarisbawahi pentingnya mengatasi kesenjangan kesehatan dan berinvestasi dalam inisiatif kesehatan masyarakat, khususnya di usia paruh baya.
“Temuan kami memperkuat penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa masalah kesehatan dan kesenjangan pada usia lanjut cenderung bermula pada usia dini. Baik di Inggris maupun Amerika, kebijakan kesehatan masyarakat cenderung berfokus pada peningkatan kesadaran dan perilaku kesehatan pada masa kanak-kanak atau usia lanjut. Namun, melakukan intervensi pada usia paruh baya menawarkan peluang besar untuk mendorong penuaan yang lebih sehat,” kata Dr. Bridger Staatz.
Pendanaan & Pengungkapan
Studi ini didukung oleh berbagai organisasi, termasuk Dewan Penelitian Ekonomi dan Sosial (ESRC), Leverhulme Trust, dan Dewan Penelitian Medis Inggris. Para peneliti menyatakan tidak ada konflik kepentingan.