NEW YORK — Apakah Anda mengatakan “tolong” saat meminta ChatGPT menulis surat untuk Anda? Bagaimana dengan mengatakan “terima kasih” setelah surat ditulis? Jika menurut Anda aneh memperlakukan kecerdasan buatan dengan sopan, survei baru punya kejutan untuk Anda. Ternyata 48% orang Amerika menganggap AI layak diajak bicara dengan sopan, dengan Gen Z sebagai yang paling baik terhadap robot!
Survei terbaru yang dilakukan oleh Talker Research mengungkap bahwa hampir setengah dari warga Amerika percaya bahwa sopan santun adalah hal yang penting bagi asisten digital mereka, dengan generasi muda memimpin gerakan ini. Lebih dari setengah Gen Z (56%) mengatakan bahwa kesopanan adalah gaya bawaan mereka saat berinteraksi dengan AI.
Dua dari tiga orang (68%) mengatakan, “Itu hanya caraku” dalam hal menggunakan sopan santun dengan AI dan layanan serupa. Sebanyak 29% pengguna yang mengaku sopan dan penyayang melangkah lebih jauh, dengan menyatakan bahwa “setiap orang berhak diperlakukan dengan sopan, baik manusiawi maupun tidak.”
Namun, survei tersebut juga mengungkap adanya kesenjangan antargenerasi dalam etika AI. Sementara lebih dari separuh Gen Z dan 52% generasi milenial mengatakan mereka bersikap sopan terhadap AI, angka ini turun menjadi 44% di antara Gen X dan hanya 39% untuk generasi baby boomer.
Menariknya, penelitian tersebut menemukan bahwa 39% orang Amerika percaya bahwa perilaku kita di masa lalu terhadap AI, Alexa, Siri, dan entitas robotik lainnya mungkin akan diperhitungkan di masa mendatang. Persepsi ini menunjukkan semakin tingginya kesadaran akan implikasi jangka panjang yang mungkin terjadi dari interaksi kita dengan AI.
Namun, tidak semua orang yakin akan perlunya tata krama robot. Seperempat responden menggambarkan pendekatan mereka terhadap chatbot dan pertemuan otomatis sebagai lebih fungsional, meminta dan mengharapkan jawaban tanpa menambahkan kata tolong atau terima kasih. Selain itu, 27% setuju dengan pernyataan: “Tidak apa-apa bersikap kasar atau berteriak pada hal-hal seperti Alexa/AI, mereka tidak punya perasaan.”
Survei tersebut juga mengungkap adanya kesenjangan gender dalam sikap terhadap kesopanan AI. Sementara pria dan wanita sama-sama setuju bahwa AI layak mendapatkan kesopanan (masing-masing 49% dan 47%), pria secara signifikan lebih cenderung merasa dapat diterima untuk bersikap kasar atau mengumpat AI (34% pria dibandingkan 20% wanita).
Apakah tren ini akan memengaruhi pengembangan AI atau hubungan kita dengan teknologi masih harus dilihat, tetapi satu hal yang jelas: bagi banyak orang Amerika, tata krama yang baik melampaui interaksi manusia ke dalam ranah digital.
Metodologi survei
Talker Research mensurvei 2.000 warga Amerika. Survei ini ditugaskan oleh Talker News dan dikelola serta dilakukan secara daring oleh Talker Research antara 21 Juni dan 24 Juni 2024.