

(Kredit: TommyStockProject/Shutterstock)
ORLANDO, Florida — Patah tulang dan patah tulang seringkali menjadi fakta kehidupan saat Anda masih kecil. Kecelakaan bisa saja terjadi, namun sebuah penelitian baru memperingatkan bahwa gizi buruk dapat membuat cedera kecil ini jauh lebih buruk daripada biasanya. Secara khusus, anak-anak yang mengalami kekurangan vitamin D sembuh lebih lambat setelah patah tulang.
Temuan ini, yang dipresentasikan pada Konferensi & Pameran Nasional American Academy of Pediatrics 2024, menyoroti pentingnya nutrisi penting ini dalam perawatan ortopedi pediatrik. Meskipun vitamin D telah lama diketahui memainkan peran penting dalam kesehatan tulang, dampak spesifiknya terhadap penyembuhan patah tulang pada anak-anak masih belum diketahui. Kini, para peneliti telah menemukan hubungan menarik antara kadar vitamin D dan waktu yang dibutuhkan pasien muda untuk pulih dari patah tulang.
Penelitian yang dilakukan oleh tim yang dipimpin oleh Dr. Jessica McQuerry ini meneliti 186 kasus patah tulang ekstremitas pada anak-anak antara tahun 2015 hingga 2022. Hasilnya sungguh membuka mata. Anak-anak dengan kadar vitamin D yang rendah memerlukan waktu penyembuhan yang jauh lebih lama dibandingkan anak-anak yang kadar vitamin D-nya normal.
Untuk patah tulang kaki yang tidak memerlukan pembedahan, perbedaannya sangat mencolok. Anak-anak dengan kadar vitamin D rendah membutuhkan tambahan 20 hari untuk penyembuhan klinis – itu berarti waktu pemulihan tambahan hampir tiga minggu. Yang lebih mencolok lagi adalah perbedaan dalam penyembuhan radiografi, dimana tanda-tanda patah tulang menghilang pada sinar-X dua bulan lebih lama pada kelompok kekurangan vitamin D.
Kesenjangan ini bahkan lebih nyata pada kasus-kasus yang memerlukan pembedahan. Di sini, penyembuhan klinis membutuhkan waktu satu bulan ekstra, sementara bukti radiografi penyembuhannya terlambat hampir empat bulan pada anak-anak dengan kadar vitamin D yang rendah.
Temuan ini menyoroti potensi konsekuensi dari kekurangan vitamin D pada ortopedi anak. Ini bukan hanya tentang mencegah patah tulang lagi; ini tentang memastikan penyembuhan optimal ketika cedera terjadi.


Jadi, apa dampaknya bagi orang tua dan penyedia layanan kesehatan? Dr McQuerry menekankan pentingnya pola makan seimbang yang kaya vitamin D. Nutrisi ini ditemukan dalam berbagai makanan, termasuk produk susu seperti susu, keju, dan yogurt. Ikan adalah sumber bagus lainnya, dan banyak sereal sarapan yang diperkaya dengan vitamin D.
Namun, diet bukanlah satu-satunya cara untuk meningkatkan kadar vitamin D. Tubuh manusia dapat memproduksi nutrisi penting ini ketika terkena sinar matahari. McQuerry menyarankan bahwa menghabiskan waktu di luar ruangan bisa menjadi cara yang menyenangkan dan efektif untuk meningkatkan penyerapan vitamin D.
“Keluar rumah dan menikmati udara segar dapat memberikan keajaiban bagi kesehatan Anda sekaligus meningkatkan penyerapan Vitamin D,” catat dokter dalam rilis media. “Alasan yang bagus untuk keluar dan menjelajahi alam!”
Bagi orang tua yang anak-anaknya menderita patah tulang, temuan ini menawarkan perspektif baru dalam perawatan dan pemulihan. Jika patah tulang pada anak tampaknya sembuh lebih lambat dari yang diharapkan, mungkin ada baiknya memeriksa kadar vitamin D mereka. Identifikasi dini terhadap defisiensi berpotensi mengarah pada intervensi yang mempercepat proses penyembuhan.
Penelitian ini membuka jalan baru untuk perawatan ortopedi pediatrik. Dengan memahami peran vitamin D dalam penyembuhan patah tulang, penyedia layanan kesehatan dapat mengambil pendekatan pengobatan yang lebih holistik, dengan mempertimbangkan faktor nutrisi dan intervensi ortopedi tradisional.
Ringkasan Makalah
Metodologi
Para peneliti melakukan tinjauan retrospektif, artinya mereka melihat kembali rekam medis yang ada. Mereka fokus pada anak-anak di bawah 17 tahun yang pernah mengalami patah tulang anggota badan dan kadar vitamin D mereka dicatat dalam waktu satu tahun setelah cedera. Periode penelitian berlangsung dari Januari 2015 hingga Mei 2022. Mereka mengumpulkan berbagai informasi, termasuk demografi pasien, riwayat kesehatan, rincian tentang cedera dan pengobatan, serta hasil akhirnya. Para peneliti kemudian membandingkan waktu penyembuhan antara dua kelompok: mereka yang memiliki kadar vitamin D rendah (kurang dari 30 ng/ml dalam darahnya) dan mereka yang memiliki kadar vitamin D normal (30 ng/ml atau lebih tinggi).
Hasil Utama
Dari 187 kasus patah tulang yang diteliti, lebih dari 60% pasien memiliki kadar vitamin D yang rendah. Pasien-pasien ini menunjukkan waktu penyembuhan yang jauh lebih lama, baik dalam hal penyembuhan klinis (apa yang diamati dokter selama pemeriksaan) dan penyembuhan radiografi (yang terlihat pada sinar-X). Perbedaannya terutama terlihat pada patah tulang ekstremitas bawah dan kasus-kasus yang memerlukan pembedahan. Menariknya, pasien dengan kadar vitamin D rendah yang tidak menerima suplemen juga menunjukkan penyembuhan radiografi yang lebih lambat dibandingkan dengan pasien dengan kadar vitamin D normal.
Keterbatasan Studi
Ini adalah penelitian retrospektif, artinya penelitian ini mengandalkan catatan medis yang ada, bukan eksperimen terkontrol. Ukuran sampelnya, walaupun cukup besar, masih relatif kecil yaitu 187 patahan. Selain itu, kadar vitamin D diukur dalam waktu satu tahun setelah cedera, yang mungkin tidak mencerminkan secara sempurna kadar vitamin D pada saat patah tulang atau selama proses penyembuhan.
Diskusi & Kesimpulan
Studi ini menyoroti potensi pentingnya vitamin D dalam penyembuhan patah tulang pada anak-anak. Hal ini menunjukkan bahwa menjaga tingkat vitamin D yang cukup sangat penting untuk pemulihan optimal dari cedera tulang. Temuan ini dapat menyebabkan perubahan dalam cara penanganan patah tulang pada anak, mungkin termasuk pengujian rutin vitamin D dan suplementasi untuk pasien yang kekurangan vitamin D.
Namun, diperlukan lebih banyak penelitian untuk mengonfirmasi hasil ini dan menentukan intervensi yang paling efektif. Studi ini juga menggarisbawahi pentingnya nutrisi dalam kesehatan dan pemulihan tulang, sehingga membuka jalan baru bagi pendekatan holistik dalam perawatan ortopedi anak.