

(© Seni Fantasi Nyata – stock.adobe.com)
BARU YORK — Ketika konflik global terus berkobar, sebuah survei baru yang mengejutkan mengungkapkan bahwa 80% warga Amerika khawatir terhadap kemungkinan terjadinya Perang Dunia III. Studi yang dilakukan oleh Talker Research ini memberikan gambaran serius tentang negara yang berada dalam kegelisahan seiring dengan meningkatnya ketegangan internasional dan tahun pemilu yang tidak menentu.
Survei tersebut, yang mensurvei 1.000 orang Amerika dari berbagai partai, menemukan bahwa kekhawatiran terhadap potensi konflik global melampaui afiliasi politik. Para pemilih dari Partai Republik dan pihak ketiga menyatakan tingkat kecemasan tertinggi, masing-masing sebesar 84% dan 83%, takut akan terjadinya perang dunia. Meskipun sedikit lebih rendah, kekhawatiran Partai Demokrat tetap signifikan, dengan 74% responden memiliki kekhawatiran serupa.
Perempuan menyatakan tingkat kekhawatiran yang jauh lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Sebanyak 85% perempuan takut akan pecahnya konflik global baru, dibandingkan dengan 71% laki-laki.
Momok perang terasa sangat dekat bagi banyak orang Amerika, dengan konflik yang sedang berlangsung mendorong sebagian besar kekhawatiran tersebut. Konflik Israel-Hamas muncul sebagai kekhawatiran utama bagi 55% responden, menutupi kekhawatiran yang sedang berlangsung mengenai perang Rusia-Ukraina, yang hanya mengkhawatirkan 28% responden yang disurvei.
Akankah Ketakutan akan Perang Akan Menentukan Pemilu 2024?
Jika krisis global seperti ini benar-benar terjadi, masyarakat Amerika akan terpecah belah mengenai siapa yang mereka inginkan untuk memimpin mereka melewati krisis ini. Ketika ditanya siapa yang akan menjadi pemimpin yang lebih baik selama perang dunia, 50% responden memilih Donald Trump dibandingkan Kamala Harris, yang memperoleh 41% dukungan. Khususnya, 14% dari anggota partai ketiga menyatakan kurang percaya diri terhadap kemampuan masing-masing kandidat dalam menangani konflik global yang sedang berlangsung.
Survei ini juga mengeksplorasi skenario hipotetis yang melibatkan calon penerus presiden. Dalam persaingan ketat, 44% responden yakin JD Vance akan menjadi pengganti yang lebih baik, sementara 43% lebih menyukai Tim Walz. Berdasarkan wilayah, 52% warga Amerika Tenggara mendukung Vance, sementara 56% warga Barat menaruh kepercayaan pada Walz. Kesenjangan gender juga masih terjadi di sini, dengan perempuan menunjukkan sedikit preferensi terhadap Walz dibandingkan Vance (45% vs 40%).
Ketika ketegangan internasional terus meningkat dan politik dalam negeri masih bergejolak, survei ini menggarisbawahi kekhawatiran yang jelas-jelas mencengkeram masyarakat Amerika. Dengan 80% warga Amerika mengkhawatirkan kemungkinan terjadinya Perang Dunia III, jelas bahwa momok konflik global masih membayangi kesadaran Amerika, membentuk ketakutan pribadi dan preferensi politik di masa-masa yang tidak menentu ini.
Metodologi survei
Talker Research mensurvei 1.000 orang Amerika yang menyaksikan debat wakil presiden pada hari Selasa, 1 Oktober, dibagi rata berdasarkan partai politik (400 anggota Partai Demokrat, 400 anggota Partai Republik dan 200 anggota Partai Independen/Libertarian/Partai Hijau); survei ini diselenggarakan dan dilakukan secara online oleh Talker Research antara 1 Oktober dan 2 Oktober 2024.