BARU YORK — Banyak orang “berbelanja sepuasnya” selama liburan — namun sebuah survei baru menemukan bahwa hal tersebut mungkin bukan hal yang bagus. Para peneliti menemukan satu dari empat orang bergulat dengan pengeluaran berlebihan yang kompulsif selama musim liburan.
Penelitian yang dilakukan oleh Beyond Finance dan dilakukan oleh Talker Research terhadap 2.000 orang yang merayakan liburan musim dingin ini memberikan gambaran yang jelas tentang kerentanan finansial. Sebanyak 56% responden merasa tertekan untuk mengeluarkan uang selama liburan, dan keluarga menjadi sumber utama tekanan keuangan (71%).
Namun, tantangan yang dihadapi jauh lebih besar daripada sekedar tekanan pembelanjaan. Lebih dari tiga perempat responden (76%) mengalami apa yang para peneliti sebut sebagai “luka uang” – kesulitan emosional yang berasal dari tantangan keuangan yang berdampak pada kesejahteraan pribadi.
“Dalam sesi terapi mingguan saya dengan klien yang terbebani oleh hutang kartu kredit, saya sering mendengar tentang tantangan dan perjuangan kesehatan mental yang sama yang disoroti dalam temuan survei ini, terutama ketika tantangan tersebut semakin meningkat selama musim liburan,” kata Dr. Erika Rasure, kepala kesehatan keuangan penasihat di Beyond Finance, dalam sebuah pernyataan. “Penting untuk diingat bahwa Anda tidak sendirian. Mengakui kesulitan-kesulitan ini dan mencari dukungan adalah langkah-langkah kunci menuju pengelolaan tekanan keuangan dan menemukan perdamaian.”
Studi ini mengungkap lanskap trauma finansial yang kompleks. Harga diri yang rendah (26%), pengeluaran berlebihan yang kompulsif (21%), rasa malu karena kesalahan keuangan di masa lalu (21%), dan pola pikir kelangkaan (20%) muncul sebagai “luka uang” yang paling umum. Khususnya selama musim liburan, pengeluaran berlebihan yang kompulsif menjadi masalah keuangan yang paling menonjol, mempengaruhi 25% responden.
Tekanan finansial menimbulkan dampak emosional yang signifikan. Enam puluh delapan persen dari mereka yang mengalami kerugian keuangan melaporkan bahwa tantangan-tantangan ini menghalangi mereka untuk merasa puas dan sukses. Tahun ini, lebih dari enam dari 10 responden (61%) mengatakan bahwa mereka cemas menghadapi keuangan karena alasan yang sah.
Mekanisme penanggulangan yang dilakukan pembeli juga sama jitunya. Lima puluh empat persen dari mereka yang mengalami kesulitan keuangan mengaku menghindari masalah keuangan mereka selama liburan. Penghindaran ini diwujudkan dalam berbagai cara: 37% menahan diri untuk tidak membeli hadiah, 33% menolak undangan pesta, dan 29% menghindari memeriksa saldo rekening bank mereka.
Mungkin yang paling memilukan adalah isolasi sosial yang terjadi setelahnya. Empat puluh dua persen responden mengatakan mereka akan menjauh dari orang lain untuk menghindari perasaan “kurang dari” atau mengalami tekanan belanja. Pembatasan jarak ini menimbulkan dampak emosional, dengan peserta melaporkan perasaan malu (38%), rasa bersalah (39%), dan kesepian (40%).
Ada secercah harapan. Enam puluh satu persen responden secara aktif mencoba menganut filosofi bahwa “uang dan pengeluaran tidak sama dengan kebahagiaan.” Beberapa di antaranya mengambil langkah nyata menuju penyembuhan, dengan 27% mendiskusikan tekanan finansial yang mereka alami dengan terapis atau pakar kesehatan mental, dan 26% bekerja sama dengan profesional keuangan untuk memperbaiki kebiasaan mereka.
Namun, jalan menuju pemulihan masih panjang. Rata-rata, responden percaya bahwa dibutuhkan waktu enam tahun untuk menyembuhkan luka akibat uang. Yang lebih menyedihkan lagi, 37% tidak percaya bahwa trauma finansial akan dapat teratasi sepenuhnya.
Menjelang musim liburan, penelitian ini berfungsi sebagai pengingat yang kuat akan kompleksitas emosional di balik tekanan finansial, mendorong rasa kasih sayang, pengertian, dan dukungan bagi mereka yang berjuang dengan tantangan terkait uang.
Metodologi survei
Talker Research mensurvei 2.000 orang Amerika yang merayakan liburan musim dingin; survei ini ditugaskan oleh Beyond Finance dan dikelola serta dilakukan secara online oleh Talker Research antara 27 September dan 30 September 2024.