Ringkasan Makalah
Metodologi
Penelitian terhadap kandidat vaksin baru ini melibatkan uji klinis yang dirancang dengan cermat. Untuk SurVaxM, para peneliti memilih pasien glioblastoma yang baru didiagnosis yang telah menjalani pengangkatan tumor lengkap dan menyelesaikan radiasi dan kemoterapi awal. Vaksin tersebut kemudian diberikan melalui suntikan di bawah kulit, bersama dengan zat perangsang kekebalan tambahan.
AV-GBM-1 mengambil pendekatan yang berbeda. Pasien didaftarkan sebelum memulai perawatan standar. Peneliti mengumpulkan jaringan tumor selama operasi dan menggunakannya untuk membuat vaksin yang dipersonalisasi untuk setiap pasien. Vaksin ini kemudian diberikan melalui suntikan setelah pasien pulih dari perawatan awal.
Kedua penelitian tersebut secara cermat memantau pasien terkait efek samping dan melacak berapa lama mereka hidup tanpa perkembangan kanker (kelangsungan hidup bebas perkembangan) dan waktu kelangsungan hidup keseluruhan.
Hasil Utama
Uji coba SurVaxM melaporkan kelangsungan hidup rata-rata keseluruhan selama 25,9 bulan sejak waktu diagnosis untuk kelompok pasien yang menerima vaksin. Angka ini jauh lebih lama daripada kelangsungan hidup rata-rata 16 bulan yang terlihat dalam banyak penelitian sebelumnya.
Untuk AV-GBM-1, median kelangsungan hidup keseluruhan adalah 16,0 bulan sejak pendaftaran dalam penelitian, dengan 33% pasien bertahan hidup selama dua tahun dan 23% selama tiga tahun. Meskipun angka-angka ini mungkin tampak lebih rendah daripada hasil SurVaxM, penting untuk dicatat bahwa penelitian tersebut memiliki desain dan titik awal yang berbeda untuk mengukur kelangsungan hidup.
Keterbatasan Studi
Kedua penelitian tersebut memiliki keterbatasan yang penting untuk dipertimbangkan. Uji coba SurVaxM relatif kecil dan hanya mencakup pasien yang merespons pengobatan awal dengan baik, yang mungkin telah memengaruhi hasil secara positif. Penelitian AV-GBM-1, meskipun mencakup rentang pasien yang lebih luas, juga kecil dan tidak memiliki kelompok kontrol untuk perbandingan langsung.
Selain itu, membuat vaksin yang dipersonalisasi seperti AV-GBM-1 dapat menjadi tantangan dan memakan waktu, yang dapat membatasi penggunaannya secara luas jika disetujui.
Diskusi & Kesimpulan
Studi-studi ini menunjukkan bahwa terapi vaksin dapat menjadi tambahan yang berharga untuk pengobatan glioblastoma. Kemampuan untuk merangsang sistem kekebalan tubuh terhadap sel-sel kanker menawarkan cara baru untuk melawan penyakit yang sulit diobati ini.
Namun, para peneliti menekankan bahwa uji coba acak yang lebih besar diperlukan untuk mengonfirmasi hasil yang menjanjikan ini. Mereka juga menyoroti perlunya pemahaman yang lebih baik tentang pasien mana yang paling mungkin mendapat manfaat dari vaksin ini dan bagaimana vaksin ini dapat dikombinasikan dengan perawatan lain untuk mendapatkan efek yang maksimal.
Keberhasilan uji coba awal ini telah menghasilkan rencana untuk penelitian yang lebih besar. Uji coba acak fase 2/3 untuk AV-GBM-1 sudah mulai dikerjakan, yang akan memberikan bukti yang lebih pasti tentang efektivitasnya.
Pendanaan & Pengungkapan
Makalah ini mencatat bahwa salah satu penulis, Robert O. Dillman, bekerja di Aivita Biotherapeutics, perusahaan yang mengembangkan AV-GBM-1. Hubungan ini penting untuk diungkapkan karena berpotensi memengaruhi interpretasi hasil. Penulis lainnya, Daniela A. Bota, melaporkan tidak ada konflik kepentingan. Makalah ini sendiri tidak menerima pendanaan khusus, karena merupakan tinjauan atas penelitian yang ada, bukan studi baru.